Mirror Bride | Chapter 28

146 19 0
                                    

Have a nice day ❤️💙
.
.
Happy Reading 📖

~o0o~

Calistha memasuki ruang makan dengan diantar seorang maid yang di perintahkan Carlo untuk menjemputnya. Pria itu pun sama, berada disana. Namun sedang asik membicarakan sesuatu dengan Kavanya. Sampai ketika Calistha sampai mereka menghentikan pembicaraannya.

Calistha duduk di samping Kavanya namun dengan langkah satu kursi. Dia tidak nyaman berada disisi wanita itu. Mereka makan dengan suasana yang benar-benar hening. Tidak ada pembicaraan sama sekali. Hanya ada suara sendok dan garpu yang saling beradu. Sampai Kavanya mulai mencairkan suasana.

"Kau suka tempat ini?" tanya-nya. Calistha menoleh lalu hanya menggeleng sekilas.

"Seharusnya kau suka. Tempat ini cocok untukmu. Bahkan si wanita belanda itu dulu tinggal disini." Jelas Kavanya tanpa repot-repot melirik Calistha. Dia sibuk mengaduk-aduk makanan dengan sesekali memakannya.

Calistha bahkan tidak peduli rumah siapa ini dulunya. Yang dia pedulikan adalah, dia ingin bertemu dengan Aiden dan mengadukan semua rencana wanita satu itu. Dia juga tidak suka berada di sini. Auranya terlalu negatif untuknya.

"Kau tahu bagaimana rumah ini sekarang menjadi milikku? Rico memberikannya padaku."

Ya, setelah kepergiannya Larrisa dari tempat tinggalnya dulu, Rico semakin melancarkan aksinya. Dia membalaskan semua dendam Papanya yang dibuat bangkrut oleh Mr. Duynhoven. Dia pun melakukan hal yang sama. Dia mengambil kepercayaannya, lalu mengambil kesempatan untuk mengalihkan sebagian aset Mr Duynhoven menjadi miliknya.

Dia sengaja memberikan berita-berita buruk mengenai kebangkrutan perusahaannya, penunggakkan hutang, penyitaan barang-barang berharga setelah tahu Mr. Duynhoven memiliki riwayat serangan jantung. Itu semua memperlancar aksinya ketika Mr. Duynhoven kritis. Hingga akhirnya tubuh pria paruh baya itu ditemukan terbujur kaku di sisi tempat tidurnya.

Sungguh ironis jika mengenang masa dimana Rico melakukan semuanya dengan keji. Sebagai imbal hasilnya karena sudah bersamanya, Rico memberikan rumah besar ini untuk Kavanya.

"Jadi kau dan Rico bekerja sama?" Calistha sekarang menatap Kavanya terang-terangan.

Begitupun Kavanya, dia menatap Calistha lalu menyunggingkan senyuman terbaiknya. Yang menurutnya dapat meluluhkan hati Rico.

"Tidak sepenuhnya."

Calistha mengernyit bingung. Tidak mengerti akan ucapan Kavanya.

"Aku bekerja sama dengan Rico untuk menculikmu dari tangan Aiden. Tapi kehilanganmu saat ini, sayangnya Rico tidak ikut andil. Aku sangat merindukan minum bersamanya karena keberhasilan rencana kita." kali ini Kavanya menatap Calistha tajam. Berbeda dengan sebelumnya.

"Jadi, sebaiknya kau nikmati waktumu disini sampai aku bisa bersama dengan Rico. Kau hanya menjadi parasit di hubungan kami." Kavanya menyudahi makannya lalu mengambil tas nya dan pergi dari sana.

Calistha hanya bisa terkejut dengan penjelasan Kavanya. Jadi wanita itu merencanakannya seorang diri. Lalu bagaimana Aiden bisa menemukannya. Sampai suatu ide terlintas di pikirannya.

Dia berbalik kearah Carlo dan menatapnya dalam diam. Dia tidak berani mengatakan keinginannya, bahkan terlalu takut untuk memintanya. Sampai Carlo menyadari bahwa Calistha sedang memandanginya.

"Ada apa? Apa ada yang salah dengan ku?" tanya Carlo seraya memperhatikan tubuhnya. Lalu kembali melihat Calistha. Bahkan sekarang Carlo memicingkan mata melihat Calistha yang melihatnya seperti banyak pertanyaan.

Mirror BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang