Bab 21

14.9K 495 2
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

°°°

"Yah, kenapa tidak ada apapun di dalam kulkas? Apakah kakak pikir aku tidak perlu makan?"

Alice mendesah kecewa saat melihat kulkas yang kosong, tidak ada satu pun makanan di sana. Dia menjadi kesal dengan kakaknya itu, kenapa ia membeli barang lainnya tapi tidak dengan makanan? Memangnya dia tidak perlu makan, dia juga butuh makan lah! Memangnya kalau hidup tidak butuh makan?!

Dia berdecak kesal dan kembali menutup pintu kulkas."Sepertinya aku harus membelinya sendiri."

Alice tidak punya pilihan lain selain membelinya sendiri, karena jika tidak maka dia akan kelaparan. Dia menguncir rambutnya asal, lalu mengambil jaket karena cuaca malam hari sangat dingin. Tak lupa membawa uang untuk membeli makanan di supermarket terdekat. Dia keluar menutup pintu apartemennya, melihat pintu sebelah yang tertutup rapat. Sebenarnya dia ingin meminta Rebecca untuk mengantarnya karena dia masih tidak kenal dengan tempat-tempat disini, tapi takut jika itu akan mengganggunya. Jadi dia terpaksa keluar malam sendirian.

Dia berjalan di trotoar, untungnya masih sangat ramai. Karena masih banyak kendaraan dan orang-orang yang lewat, dia sedikit bingung di mana letak supermarket terdekat. Tapi untungnya dia melihat supermarket yang tidak terlalu jauh dari apartemennya, dia hanya harus menyeberangi jalan.

Alice segera menyeberang jalan saat lampu berwarna merah, lalu memasuki supermarket. Kedua tangannya mendorong troli, setiap mendorongnya dia selalu memasukkan makanan yang di lihatnya tanpa pikir panjang. Kebanyakan dia mengambil makanan instan yang kapan saja bisa di panaskan, ataupun bahan pokok lainnya seperti beras, telur, bumbu dapur dan lain-lain. Tak lupa mengambil beberapa daging dan ikan segar, juga minuman-minuman manis dan yang paling penting adalah makanan ringan. Setelah dirasa cukup karena trolinya sudah penuh, dia segera membayarnya.

Dia menunggu antrian untuk membayar belanjaannya, setelah membayarnya dia keluar dari supermarket. Saat dia berjalan untuk kembali ke apartemennya, dia merasa ada seseorang yang mengikutinya. Dan membuatnya menoleh ke belakang untuk memastikannya, tetapi ternyata tidak ada orang yang mengikutinya. Atau mungkin perasaanya saja? Tapi dia nyakin bahwa seseorang memang mengikutinya. Dia memilih masuk ke dalam gang kecil, sengaja untuk melihat siapa yang telah mengikutinya.

"Siapa itu? Aku tahu ada seseorang, kau yang telah mengikutiku." Ucap Alice dan membalikkan tubuhnya ke belakang.

Dia melihat dua sosok laki-laki paruh baya yang seperti sedang mabuk, melihat mereka membuatnya berpikir apakah mereka selalu mabuk dan mencari seorang wanita untuk mengganggunya? Tapi sepertinya bukan hanya mengganggunya, siapa tahu mereka juga melakukan hal cabul atau pelecehan. Kedua orang tua ini sungguh berengsek, dia bahkan bisa melihatnya dari wajah kedua orang tua ini.

"Nona, kau sedang sendirian? Biar kami temani, tidak baik berjalan sendirian." Ucap salah satu di antara mereka, dia memiliki penampilan yang acak-acakan dengan rambut gondrongnya dan kumis yang tebal. Seperti tidak pernah merawatnya. Mereka berumur sekitar empat puluh sampai lima puluh, sungguh sudah tua dan mungkin kapan saja bisa mati.

My Bastard CEO [S1 Geofrey] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang