Bab 02

26.8K 965 60
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading...

°°°

Albert menaikkan alisnya saat melihat wanita di depannya yang sedang berbisik dan dia tidak bisa mendengar apa yang diucapkannya. Dia awalnya sangat terkejut melihat gadis di depannya, sangat cantik! Dia mengakuinya tetapi bibirnya tidak bisa mengeluarkan kata-katanya. Gadis di depannya menggunakan dress santai hitamnya menambah kesan feminim.

Dia berusaha menjaga ekspresinya dengan memasang wajah dinginnya saat menatap dua orang di depannya dan berucap,"Anda harus tetap mengganti rugi mobil saya."

Alice tersadar setelah mendengar suaranya dan menoleh untuk menatap laki-laki yang ada di depannya, sangat tampan! Sebelumnya dia bahkan tidak menyadarinya karena tidak melihatnya!

Sangat tampan! Gila!! Gue mau punya dia, tapi gue sadar, gue cuman segumpal e'ek yang kapan saja bisa kebawa arus air sungai!

Lupakan saja pikiran Alice yang bodoh!

Alice memilih mendekat untuk melihat lebih jelas ketampanannya, dia akui saat di lihat dari dekat memang sangat, sangat tampan. Apalagi dengan mata birunya itu seperti air laut yang kapan saja menenggelamkannya, dia bahkan rela tenggelam di dalam matanya itu.

Dia tersadar dan berkedip karena merasa bahwa dia sudah lama menatapnya."Maaf ya, Om. Saya dan abang gojek ini gak punya uang buat ganti rugi buat mobil Om yang penyok." Dia berucap sambil mengalihkan tatapannya yang bersalah saat melihat kembali bagian mobil yang penyok.

"Apakah saya terlihat Om-om?" Tanya Albert dengan tegas, karena dia bukan seorang om-om yang sudah tua. Usianya saja baru 25 tahun, dan itu bukan om-om. Setidaknya gadis itu bisa memanggilnya kakak, lebih baik di panggil kakak dari pada om-om.

Alice mengerutkan kedua alisnya bingung melihat laki-laki di depannya yang tidak menyukai panggilan om-om darinya. Apa salahnya jika dirinya memanggilnya Om? Bukankah pria di depannya lebih tua darinya? Lebih bagus di panggil Om-om dari pada Abang, karena dia akan memanggil Abang pada Abang gojek. Masa dia harus memanggil Abang tampan?

Dia mengulumkan bibirnya agar tawanya tidak keluar, lagi pula dia juga tidak berani memanggilnya Abang tampan meskipun pria di depannya memang tampan."Lalu? Saya harus manggil Om, Kakak, paman atau abang tampan?" di ucapan terakhirnya dia terkekeh pelan, meski awalnya dia menahannya untuk tidak mengatakannya. Tetapi bibirnya keceplosan, lagi pula sudah terlanjur untuk mengatakannya.

"Albert."

"Hah?"

"Itu nama saya."

Alice memilih mengangguk melihat laki-laki di depannya yang bernama Albert, dia merasa pernah mendengar namanya entah dimana. Tapi sekarang ini dia tidak memperdulikannya. Dan juga sayang sekali Albert tidak ingin di panggil Abang tampan, padahal jika ia tak keberatan dia akan dengan sukarela memanggilnya seperti itu. Sayangnya ia hanya ingin di panggil namanya saja.

My Bastard CEO [S1 Geofrey] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang