Bab 33

11.9K 433 5
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading...

°°°

"Aku bilang tidak! Lepas!" Alice menolaknya dengan tegas, dia mencoba melepaskan pelukannya itu yang membuatnya menjadi tak nyaman. Dia baru sadar bahwa masih ada Rebecca disini, karena dia tidak mau jika ini tersebar di perusahaan.

"Kau tidak mengakuiku?" Albert bertanya dan mengambil kursi untuk duduk di samping Alice, dia sedikit kecewa karena ia tak mengakui hubungannya di depan Rebecca.

Rebecca terbengong melihat keduanya, dia tidak tahu apakah keduanya memiliki hubungan romantis atau tidak. Karena jika keduanya memang sepasang kekasih, seharusnya Alice mengatakannya padanya sehingga dia tidak perlu menjodohkannya dengan teman mantan kekasihnya saat itu. Dan juga ia tidak pernah bercerita bahwa ia memiliki kekasih yang adalah Tuan Geofrey, CEO sekaligus pemilik perusahaan tempat mereka bekerja. Dia ingin bertanya untuk memastikan, tetapi memilih untuk menahan diri karena sepertinya keduanya sedang bertengkar.

Jadi dia diam-diam mendengarkan pertengkaran mereka sambil memakan kue tart di piringnya.

Alice memilih untuk mengalihkan pembicaraannya,"Tunanganmu baru saja di tembak hingga mati, padahal kalian baru saja bertungan." Dia mencibir dan menatapnya dengan tajam.

Albert tertawa pelan dan tak menanggapi cibirannya,"Pertunangan ini hanya sebuah permainan dan juga keluarganya adalah musuhku, orang tua itu memberikan putrinya untuk menjadi mata-mataku. Jadi aku memanfaatkannya dan bertunangan dengannya agar aku bisa membunuhnya dan keluarganya. Maaf, aku tidak bilang padamu sebelumnya. Aku hanya takut kau tidak akan mengizinkannya." Jelasnya.

Alice menatapnya dengan lurus, untuk mengetahui apakah ada kebohongan dimatanya atau tidak. Tapi melihat matanya yang juga menatapnya, membuatnya akhirnya percaya bahwa ia tak berbohong."Jadi kenapa kau harus membunuh wanita itu?"

Seharusnya jika memang keluarga wanita itu adalah musuhnya, tidak harus di bunuh juga bukan?

Albert melirik piring yang berisi cookies, lalu mengambilnya dan menyuapkannya pada Alice sembari dengan sabar menejelaskannya."Wanita itu juga membocorkan informasi di perusahaanku pada keluarganya."

Alice menurunkan tatapannya melirik cookies yang di sodorkan Albert, mau tak mau membuka mulutnya dan menggigitnya. Setelah menelannya dia kembali bertanya,"Bagaimana bisa?" Dia terdiam dan menatapnya dengan sinis saat melihat setengah cookies yang telah dimakannya ternyata di makan olehnya.

"Saat aku tidak di sini, kau tahu aku berada di indonesia. Dan kita akhirnya bertemu."

Alice mendengus setelah mendengar jawabannya, dia memilih mengabaikannya yang ingin menyuapinya lagi. Lebih baik mengambilnya sendiri dan memakannya dari pada memakan yang di suapkan olehnya. Entah kenapa dia merasa bersalah pada Albert. Karena dia terlalu berpikir jauh, tanpa mengetahui kebenarannya. Dia merasa lega, jika tunangan mereka itu hanya bohongan. Palsu!

My Bastard CEO [S1 Geofrey] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang