Bab 44

10K 335 4
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading...

°°°

"Aku harus menembak bagian mana dulu?"

"Jantung." Jawab Rebecca.

Alice menggelengkan kepalanya,"Tidak, tidak. Jika menembak jantung, orang tua ini mati lebih mudah. Setidaknya buat dia sekarat." Ucapnya seraya melihat seluruh bagian tubuh pria tua ini yang hanya mengenakan celananya saja, dia menduga bahwa ia telah bersenang-senang dengan para jalang.

"Aku akan menembak bagian terpentingnya." Alice sudah memutuskan dan memegang erat pistolnya, siap untuk menarik pelatuknya.

Dor!

Alice terkejut dengan suara tembakkan yang bukan berasal darinya, dia memegang bahunya yang terasa mati rasa karena peluru menembus dagingnya. Darahnya mulai mengalir dan membasahi pakaiannya, dia meringis merasakan sakitnya.

Sial! Dia belum menembak, tetapi seseorang sudah menembaknya lebih dulu!! Batinnya.

"Alice!" Rebecca sangat terkejut, dia tidak menyangka akan ada seseorang yang datang ke sini. Dan orang itu telah menembak Alice di bahunya, untungnya itu hanya bahunya. Jika tidak mungkin Alice akan mati.

Dia dengan cepat mengambil pistol di antara pahanya, karena dia  menggunakan dress yang membentuk tubuhnya dan akan sulit menyembunyikan sebuah pistol. Jadi dia hanya bisa menyembunyikannya di sana agar tidak terlihat. Jarinya segera menarik pelatuknya dan menembak orang itu tepat di bagian jantungnya.

Darah segar terciprat dari tembakkan itu dan perlahan mengalir ke lantai yang putih. Orang itu tergeletak di lantai dengan genangan darahnya sendiri.

"Sshhh." Alice meringis kesakitan dan mencengkeram erat bahunya agar darahnya tidak terus mengalir, jika tidak dia akan kehilangan banyak darah.

"Kau baik-baik saja?" Rebecca bertanya saat melihat bahu Alice, dia segera merobek sedikit bajunya untuk mengikat bahunya agar darah tidak terus mengalir.

"Yah, aku baik-baik saja. Buktinya aku masih hidup..." Alice bergurau seraya memandang Rebecca yang sedang mengikat bahunya dengan sobekan bajunya itu, dia meringis saat merasakan tekanan di bahunya dan mengeluh."Hei, jangan terlalu kencang mengikatnya. Ini sakit!"

Rebecca berdecih tetapi tetap mengikuti ucapannya,"Jika tidak kencang, darahmu akan terus mengalir. Untungnya hanya luka dibahu, jika tidak aku mungkin akan kehilanganmu."

"Aku tidak akan mati semudah itu." Sahut Alice yang membuat Rebecca berdecak.

"Sudah selesai, lebih baik kita segera ke rumah sakit untuk mengeluarkan pelurunya." Rebecca berucap dengan bangga setelah melihat hasil karyanya, dia mengikatnya seperti pita."Kenapa wajahmu sangat pucat?" Dia bertanya setelah melihat wajah Alice yang sudah pucat pasi, sepertinya ia sangat kesakitan atau karena kehilangan banyak darah.

My Bastard CEO [S1 Geofrey] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang