2

1.5K 154 2
                                    

Pagi hari yang panas, namja bernama Park Jimin tiba di depan kampus yang terkenal di Seoul. Kampus Big Hit.

Matanya menatap lekat ke gedung yang minimalis tapi megah itu. Lalu ia hanya terkekeh dan berjalan masuk ke kampus tersebut.

'sepertinya tidak akan berbeda dengan kampusku yang dulu' batin Jimin.

Kaki-kakinya berhenti sejenak, menatap ricuhnya pagi karena para mahasiswi berteriak kagum ke arah 2 namja yang lebih tinggi darinya. Jimin mendengar nama-nama mereka.

"Namjoon dan Taehyung..." gumamnya.

Tatapan tajamnya jatuh ke Taehyung. Jimin merasa kalau ia akan sejurusan dengannya dan ia berharap kalau firasatnya itu salah. Karena Jimin merasa akan sangat menyebalkan jika Taehyung bersama dirinya. Membayangkannya saja sudah membuat Jimin risih. Ia tidak suka orang yang selalu menempel kemanapun ia pergi. Sudah cukup 1 orang saja yang ada di kampusnya dulu.

Setelahnya Jimin pergi ke ruang dekan untuk memberikan surat kepindahannya dari kampus. Sesampainya Jimin meletakkan surat itu dan dekan membukanya. Tatapan dekan menjadi berubah total karena alasan kepindahan Jimin ke kampus ini.

Jimin sudah tau akan terjadi lagi dirinya di pandang rendah oleh orang lain. Dekan ini menjadi orang selanjutnya. Karena tidak bisa menolak atau membatalkannya, Dekan tersebut mengantar Jimin ke jurusan yang di tuju.

Jurusan Kesenian.

Lagi-lagi Jimin di tempatkan di jurusan ini. Sikap buruknya tidak mungkin bisa berubah. Semuanya karena jurusan ini.

Sebelumnya, Jimin itu bukan anak berandalan. Ia hanya anak yang malas dan suka mendapat panggilan dari bk, panggilannya itu karena kemalasannya. Namun semua berubah semenjak memasuki jurusan kesenian. Jurusan kesenian di kampusnya terbilang buruk di kampus. Karena sifat blak-blakkan dan kebebasannya itu membuat Jimin menjadi mahasiswa buruk. Ia sering di tawari rokok dan minuman keras yang paling ia benci tetapi menjadi ia sukai. Karena 2 benda itu Jimin sering melakukan kekerasan terhadap jurusan yang memandangnya rendah. Jimin membenci hal itu. Ia tau kekerasan tidak akan mengubah segalanya tetapi ia tidak bisa menahan amarahnya lagi.

Satu hari sebelum kepindahannya, Jimin mendapati bahwa adik kelasnya yang sering bersamanya itu di jadikan bahan pembullyan. Namja itu adalah Jeon Jungkook. Jungkook memang anak kesenian tetapi dia nerd. Tidak terlihat seperti anak seni yang barbar. Dia terlihat seperti anak manajemen. Tampangnya yang lugu itu sering dijadikan alasan pembullyannya. Parahnya dia dibully sama kakak tingkat sejurusannya.

Jimin melindunginya mati-matian dari 2 benda kejam itu. Cukup hanya Jimin yang merasakannya, jangan Jungkook. Jimin menghajar habis-habisan kakak tingkat itu demi Jungkook akan tetapi dirinya sudah memasuki lubang kegelapan. Dan saat itulah Jimin makin dipandang anak bermasalah oleh semua penghuni kampus. Bukan bermasalah lagi, tetapi anak pembawa sial kampus tersebut.

Maupun Jimin menjelaskan bahwa ia melakukan kekerasan demi melindungi Jungkook dari pembullyan, mereka semua tidak akan percaya kecuali Jungkook. Jimin sudah mencoreng nama baik kampus dan para pengurus kampus sudah setuju bahwa hari itu Jimin dinyatakan akan pindah ke kampus Big Hit di Seoul.

Setelah semua masalah sudah ditetapkan, Jimin berjalan keluar kampus tersebut. Ia menatapnya sekali lagi dan berdoa.

'semoga tuhan melindungimu Jungkook. Jangan ada lagi perlakuan buruk menimpamu selagi aku di sana' untuk pertama kalinya Jimin menitihkan air mata karena ia takut Jungkook makin menderita.

Kepergian Jimin dari Busan membawa kesenangan bagi penghuni kampus tersebut. Dan pembully Jungkook semakin jadi.

Dosen dan Dekan kampus Big Hit menuntun Jimin ke ruang kelasnya. Jimin melirik kiri kanannya. Ia melihat tidak ada bedanya dengan kampus dulunya. Sama-sama gelap baginya. Tapi yang membuatnya beda disini adalah ricuhnya para wanita karena 2 orang itu. Sang dosen membukakan pintu kelas diikuti oleh Jimin dan Dekan dari belakangnya. Penghuni kelas menjadi ricuh karena mendadaknya ada mahasiswa pindahan tanpa adanya pemberitahuan. Awalnya Jimin tidak peduli akan itu hingga ia menangkap sosok yang menurutnya menyebalkan. Ia mengedipkan 2x dan penglihatannya tak salah. Jimin merasa jengkel karena ia akan terus bersama Taehyung, namja yang ia tidak suka dari awal bertemu. Dan parahnya lagi, bangku kosong hanya ada di sampingnya.

Be my friend | Vmin Brothership/Friendship ✔Where stories live. Discover now