5

1.2K 137 6
                                    

"Hyung!!!"

"Jungkook???"

Jimin sangat kaget mendapati orang yang memeluknya adalah benar Jungkook. Si Jeon Jungkook. Dengan cepat Jimin melepaskan pelukan namja Jeon sedikit kasar. Namun Jungkook sudah tidak peduli. Ia sudah terbiasa dengan sikap Jimin seperti ini. Jimin sebetulnya tsundere.

Dan hal yang tidak disangka lagi, ada Taehyung di belakang Jungkook.

Ugh...2 orang yang selalu menempel kepadanya mengapa sedang bersama.

Taehyung mendekati kedua namja itu dan sadar bahwa yang di peluk Jungkook adalah Jimin. Kini ia bertanya ke Jungkook.

"Eoh? Kamu kenal Jiminnie, Kookie?" Jungkook mengangguk mantap.

"Dia Jimin hyung, kakak tingkatku di kampus Busan" Taehyung ber-oh ria.

"Suatu kebetulan ya!" Jawaban Taehyung seketika membuat Jimin geram.

Jimin membawa Jungkook pergi jauh dari Taehyung. Jungkook kebingungan lalu berteriak ke Taehyung.

"Taetae hyung pulang duluan saja!! Aku akan pulang bareng Jimin hyung!!" Taehyung memberikan code ok. Setelahnya Taehyung pulang bersama Yeontan.

Jimin masih terus membawa Jungkook entah kemana. Jungkook pikir Jimin pasti bertanya sedang apa ia disini dan akan menyuruhnya kembali ke Busan. Pasti deh!

Sekarang mereka berdua tengah berada di taman yang sepi. Hanya ada mereka berdua saja. Jimin melepaskan pegangannya lalu menatap tajam Jungkook.

"Apa yang kamu lakukan di sini, Jeon?" Ucapnya dingin.

"Aku pindah kampus kesini hyung" balasnya tidak takut.

Jimin menghela nafasnya kasar. Ia mengusap rambutnya kebelakang jika ia benar benar marah.

"Kenapa Jeon? Apakah karena kamu masih di bully di sana? Separah itukah semenjak aku pindah ke sini?"

Jawaban Jungkook hanya anggukan. Sekarang Jimin merasa bersalah. Doanya untuk Jungkook tidak tercapaikan. Dan Jungkook lah yang memilih jalan menuju kebenaran sendiri. Tanpa ada Jimin.

"Aku sudah tidak tahan lagi hyung. Memang sudah sedari dulu aku ingin pindah tetapi kedua orang tuaku bersikeras menyuruhku untuk tetap disitu. Karena tidak ada uang untuk pindah. Tetapi keajaiban datang. Kampus Big hit membuka beasiswa. Dan disitulah aku kembali bangkit. Untuk meringankan biaya juga membuat keluargaku sedikit bangga kepadaku. Nyatanya kedua orangtuaku hanya berkata terserah dan baru kalian ber-3 yang terlihat bangga dengan usahaku"

"Aku nggak bilang bangga dengan usahamu" ucap Jimin tajam. Muka Jungkook jadi kesal.

Maksud awalnya ingin membuat Jimin merasa tersentuh malah dikasih ucapan setajam pisau lagi. Untung Jungkook bersabar dengan orang yang satu ini.

Jimin meninggalkan Jungkook yang masih ngambek dan di ikuti si namja muda. Dan suatu hal yang tidak terduga tertangkap oleh Jeon Jungkook begitu jelas.

"Kamu hebat, Jungkook"

Akhirnya. Sekian lamanya Jungkook mengikuti Jimin, akhirnya namja dingin itu mengucapkan kata kata yang ingin Jungkook dengar. Seketika hati Jungkook luluh mendengarnya.

Dengan hati yang terasa senang tiada batas, Jungkook menyamakan langkahnya dengan Jimin.

"Hyung. Boleh diulang lagi yang barusan diucap? Aku belum sempat record!!" Pintanya gemas.

"Tidak ada pengulangan" dibalas dingin oleh Jimin.

"Yahh hyung!!"
.
.
.
.
.

Sesampainya Jimin di kosnya, sudah ada sepasang sepatu berada di depan pintunya. Jimin sudah tau siapa pemilik sepatu itu. Tangannya membuka pintu kosnya dan matanya menangkap sosok yang sudah tidak menaruh hati kepadanya.

Be my friend | Vmin Brothership/Friendship ✔Where stories live. Discover now