Di Sabtu pagi yang cerah, oknum dengan inisial Renjun ini masih saja berleha-leha di ranjang empuknya. Matanya sudah terbuka sejak subuh tadi, tapi sampai jarum jam menunjukkan pukul 8 pagi dia sama sekali tidak ada pergerakan. Benar-benar pemalas.
BRAK!
Pintu kamar terbuka dengan tidak manusiawinya. Wendy alias Bundanya sudah berdiri di depan pintu kamar dengan mata yang memelototi anak sulungnya.
"HEH PERAWAN!!! GEURA HUDANG!!!"
(Trans: Heh perawan!!! Cepet bangun!!!)
Renjun mendengus mendengar teriakan Bundanya, "BUNDA IH!!! Kakak tuh laki-laki, masa dipanggil perawan sih?!" protes Renjun dengan bibirnya yang maju-maju cantik.
"MAKANYA CEPET BANGUN!!! MALES-MALESAN MULU SIH KERJAANNYA!!!" Wendy kembali berteriak yang membuat telinga Renjun pengang.
"Bun, Ren tuh juga lagi mikir," jawab Renjun.
"Mikir apa kamu?"
"Mikir gimana caranya menghilangkan rasa malas ini tapi ternyata aku nggak nemuin jawaban. Jadi, Bundaku tercinta, gimana kalau Bunda keluar dan biarin Renjun mikirin jawabannya," ujar Renjun disertai dengan senyuman manisnya.
Wendy mengangguk paham, "Oh gitu ya? Yaudah Bunda turun dulu ya," jawab Wendy lalu kembali menutup pintu kamar anak sulungnya.
Renjun tersenyum senang dan paginya yang tenang pun kembali. Baru saja Renjun bisa tersenyum lega, teriakan Wendy kembali terdengar.
"JUNWOOK!!! BAWA AIR SEEMBER TERUS SIRAM KAKAKMU ITU!!!"
"SIAP BUNDA!!!"
Mata Renhun membulat. Sialan! Siaga 1! Junwook bakalan benar-benar melakukan apa suruhan Bundanya.
Baru saja Renjun hendak menyelamatkan diri, pintu kamar sudah menjeblak tidak manusiawi.
BRAK!
"SELAMAT MANDI KAK RENJUN!!!"
BYUR!
Air seember pun diguyurkan pada seluruh tubuh Renjun yang masih berada di atas ranjang.
"JUNWOOK!!! BLEGUK SIA MANEH TEH!!! MONYET!!!"
Ya begitulah kira-kira Sabtu pagi di kediaman Renjun dan keluarga. Selalu ribut dan ramai, ditambah lagi dengan kehadiran kakak beradik yang tidak pernah akur sepanjang hari.
ㅡㅡㅡ
Karena Sabtu paginya yang indah dihancurkan oleh oknum Junwook, mau tidak mau Renjun mandi dan segera melepaskan sprei yang tadi pagi dibuat basah oleh Junwook karena air seember.
Sampai tengah hari pun Renjun masih manyun karena Junwook. Benar-benar adik biadab.
"Nggak usah manyun mulu tuh bibir. Gue nggak tertarik buat minta maaf sekali pun sama lo, kak," ujar Junwook yang sudah mendudukan dirinya di samping Renjun yang masih sibuk cemberut.
Renjun berdecih, salah dan dosa apa dia sampai punya adik yang menyebalkan model Junwook begini?
Merasa omongannya tidak direspon, Junwook melirik sekilas ke arah Renjun. Rupanya si kakak masih manyun, "Yaelah kak, makanya ya jadi orang tuh jangan males. Disiramkan akhirnya," celetuk Junwook.
"Diem lo, serbet warteg!" semprot Renjun dengan galaknya.
Junwook berdecih dengan ekspresi sinisnya, "Pantesan aja nggak ada yang mau sama lo. Lo nya aja galak begitu, mana dekil lagi. Makin nggak ada yang mau sama lo, kak," hardik Junwook dengam tidak berperi ke-renjun-an.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOJEK 📌 Markren ✔️
Fanfiction[ REMAKE DARI BUKU SAYA YANG LAIN. HANYA BERBEDA TOKOH DAN JUDUL ] Yang Renjun tau, main Twitter itu nggak bagus buat dirinya. Karena dapat menimbulkan: 1. Dosa karena mengumpat kasar selama membaca thread kehaluan seperti thread milik hamtaro dan w...