Yeri sudah puas memaki-maki Renjun yang benar-benar memalukan. Yeri bingung kenapa dia bisa punya teman sekaligus sahabat yang seperti Renjun? Kalau sekali lagi Renjun membuatnya malu, Yeri berjanji akan meninggalkan Renjun di pasar loak yang ada di Senen.
"Eh Ren, gue udah pesen makanan nih ya. Lu tinggal tunggu aja, bentar lagi abangnya sampe. Ntar gue WA lu kalo abangnya udah sampe di lobby kantor. Nih duitnya, kalo ada kembaliannya balikin ke gue. Jangan lu tilep. Gue mau rapat dulu sama client. Dia mau bahas soal rancangan dekorasi penikahan anaknya yang pake adat Padang tapi dia maunya glamor kaya Syahrini," ujar Yeri lalu ia bergegas meninggalkan Renjun diruangannya sendirian.
"Dih ngeselin banget, masa harus gue yang jalan ke bawah sih," Sudah dikasih enak tinggal makan dan dibayarin pula, masa disuruh ambil makanannya ke lobby aja Renjun nggak mau? Masih saja mendumal. Renjun itu memang tiada hari tanpa mendumal, mengumpat dan berkata kasar. Sambat teros!
Ponselnya berbunyi, ada 1 pesan masuk dari Yeri. Dia bilang kalau drivernya sudah ada di lobby kantor. Renjun merapikan pakaiannya lalu bergegas turun ke bawah, tidak lupa ia membawa uang yang tadi dititipkan oleh Yeri.
Saat sampai di lobby, mata Renjun mengedar untuk mencari dimanakah si driver itu, "Nah tuh dia!" Renjun berseru saat melihat seorang driver yang berada diujung lobby. Renjun berjalan mendekati mas-mas itu lalu puk! Bahu masnya ditepuk oleh Renjun.
"Mas, atas nama Yeri bukan?" tanya Renjun setelah menepuk bahu si driver.
Driver itu berbalik untuk menatap Renjun, "Iya maㅡloh?! Dek Renjun?!"
Renjun mengerutkan keningnya, "Hah? Kok tau sih, mas?" tanya Renjun heran.
"Ini Mark, dek. Inget nggak?"
Mata Renjun melotot saat si driver itu membuka ikatan slayernya dan menampakkan wajah yang sangat tampan seperti Minhyun NCT. Kali ini Renjun nggak akan pingsan lagi! Dia harus tetap kuat dengan segala godaan ini!
"Eㅡeh ini mas yang tadi pagi WA saya ya?" tanya Renjun gagap. Dia tidak bisa kalau tidak gagap, ketampanan ini sungguh haqiqi. Renjuj jadi ngiler.
Mark tersenyum lebar pada Renjun lalu mengangguk, "Iya, dek. Tapi kok diread aja?" tanya Mark heran.
"Oㅡoh iㅡitu gara-gara buru-buru ke sini, saya jadi lupa balas hehehe," jawab Renjun sambil cengengesan. Dia sebenarnya bingung mau balas apa, jadi yaudahlah haha hehe aja.
"Oh gitu, lain kali dibalas ya, dek. Kalau nggak, nanti mas teror kamu," candanya dengan disertai kekehan halus.
Gapapa mas, teror aja aku. Aku ikhlas, aku rela, aku pasrah, batin Renjuh yang sudah nyaris mlehoy imannya.
"Oh iya, ini pesanannya, dek," ujar Mark lalu memberikan bungkusan itu pada Renjun.
Renjun mengambil bungkusan itu dan segera membayarnya. Setelah membayar, Renjun bukannya langsung pergi ke atas dia malah memperhatikan bungkusan plastik yang ia bawa. Sebenarnya dia tidak begitu lapar sih, kalau makanannya nggak dimakan juga sayang.
"Mas," akhirnya Renjun memanggil Mark.
"Ya?"
"Udah makan siang?" tanya Renjun lagi.
Mark menggeleng, "Belum, dek. Hehehe iya ini mau cari makanan, laper," jawab Mark, tidak lupa dengan cengirannya.
"Ini buat kamu," Renjuj memberikan kotak makanan itu pada Mark.
"Eh buat saya nih? Beneran nggak apa-apa?" tanya Mark. Ia sedikit sungkan karena baru kali ini ia menerima makanan dari customernya.
Renjun mengangguk, "Iya, mas! Laper kan? Nah yaudah terima aja!" seru Renjun dengan semangat.
Mau tidak mau Mark menerimanya, lumayan sih biar uang hasil kerjanya utuh terus bisa ditabung buat modal nikah sama Si Manis yang ada didepannya.
Kedua orang itu duduk berhadapan dengan Mark yang memakan makanan yang diberikan Renjun tadi dan Renjun yang sibuk mengaduk jus alpukat yang ia pesan.
"Dek, kamu nggak makan?" tanya Mark heran.
"Nggak mas, saya masih kenyang sebenernya," jawab Renjun lalu menggeleng.
"Makan dong! Kan udah siang, atau mau saya suapin?" tawar Mark dengan polosnya.
Anjir ini orang polos banget ya. Main suap-suapin segala, ntar kalo gue pingsan lagi siapa coba yang mau gotong?! batin Renjun bersungut-sungut ria.
"Nggak usah, mas. Makan aja, saya minum jus juga kenyang kok," tolak Renjuj halus.
"Beneran nih? Nggak apa-apa saya makan sendirian? Nggak enak sih sebenernya," Mark memastikan sekali lagi kalau Renjun benar-benar tidak ingin makan.
Renjun tertawa pelan lalu mengangguk, "Iya. Aku nggak mau makan," tolak Renjun lagi.
"Oh yaudah, eh pake aku-kamu aja jangan pake saya-kamu. Nggak enak."
Renjun hanya mengangguk paham. Walaupun dia lemah sama yang ganteng apalagi kaya Mark ini, tetap saja dia agak risih karena ternyata Mark ini bawel banget mana nyengir mulu lagi. Siapa yang nggak takut coba?
Renjuj jadi parno, siapa tau aja Mark ini sebenarnya penculik dan dia mengincar Renjun untuk diculik lalu dijual ke luar negeri atau kemungkinan yang paling buruk adalah Renjun akan dijadian budak seks tanpa dibayar. 😱😱😱
Wah! Tidak bisa dibiarkan. Renjun sudah menyiapkan pita suaranya kalau nanti Mark ini beneran mau nyulik dia. Renjun akan berteriak sekencang-kencangnya, masa bodoh kalau nanti malah mirip seperti perempuan yang ingin diperkosa.
Ganteng tapi cabul kan percuma, batin Renjun sedih.
"Dek, keadaanmu sekarang gimana? Udah baikkan? Nggak ada yang sakit?" tanya Mark pada Renjun yang masih asyik dengan pemikiran kriminalnya.
Selain rempong dan berkata kasar, Renjun ini juga ahli sekali dalam mengkhayal babu tentang dia dan oppa bahkan mengkhayal tentang pemikiran-pemikiran anehnya yang tidak bisa diterima oleh akal sehat. Contohnya adalah yang di atas itu. Sangat amat tidak logis. Siapa juga yang kau nyulik manusia setengah lidi yang isinya cuma tulang dan kentut doang? Oh iya, kulitnya jangan lupa, guys.
"Aku udah baik-baik aja kok, nggak ada masalah apapun lagi," jawab Renjun kalem. Iya, dia masih sok kalem soalnya di depan dia ini ada mas ganteng.
"Oh syukur kalau gitu. Hm, dek," Mark kembali memanggil Renjun lagi sampai pemuda itu mendongak.
"Ya, mas?" balas Renjun.
"Save dong kontak mas," pinta Mark.
Renjun mengerjapkan matanya beberapa kali. Mau apa manusia ini, batinnya bertanya-tanya. Tapi pada akhirnya dia mengangguk, "Iya nanti aku simpan, mas," jawab Renjun sekenanya.
"Oke. Yaudah kalo gitu mas pergi dulu ya. Makasih buat makan siangnya, maaf ngerepotin kamu. Lain kali kita ketemu lagi ya, Dek Renjun," pamit Mark dengan senyum ramahnya.
"Iya, mas. Nggak masalah, hati-hati di jalan ya," balas Renjun lalu melambai pada Mark yang sudah berjalan pergi meninggalkannya.
Renjun berbalik dan bergegas menuju ruangan Yeru untuk memberikan makan siang miliknya.
"Semoga Mas Mark bukan penculik. Nanti Bunda sedih banget pasti kalau kehilangan anak sulungnya yang paling ngegemesin, soft dan uwu ini," Ya itulah Renjun. Selalu percaya diri dimana pun dan kapan pun.
***
Selamat subuh, sobat~ 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
GOJEK 📌 Markren ✔️
Fanfic[ REMAKE DARI BUKU SAYA YANG LAIN. HANYA BERBEDA TOKOH DAN JUDUL ] Yang Renjun tau, main Twitter itu nggak bagus buat dirinya. Karena dapat menimbulkan: 1. Dosa karena mengumpat kasar selama membaca thread kehaluan seperti thread milik hamtaro dan w...