🦊 2O 🦊

4.2K 529 105
                                    

Final chapter. Semoga puas aja deh, saya nggak berharap terlalu banyak sama seluruh work saya.

Kalian kasih feed back juga alhamdulillah.

Happy reading 😁

***

Renjun terlihat duduk di sofa ruang tengah rumahnya dengan Mark. Sekarang ia sudah resmi tinggal bersama dengan Mark, baru sebulan berlalu setelah pernikahan mereka. Tepat di dinding belakang televisi tergantung sebuah lukisan dirinya dengan Mark. Mereka berdua tampak bahagia dalam lukisan itu. Sampai sekarang pun Renjun masih merasa bahagia.

Ketika ia membuka mata, ia bisa melihat wajah tampan milik Mark. Ketika ia memasak di dapur, ada lengan yang memeluknya dari belakang dan mengecup tengkuknya dengan mesra. Ketika ia sedang menonton film, ada yang bisa dijadikan sandaran. Ketika ia bersedih atau kesal sekalipun, ada seseorang yang mau mendengarkan segala keluh kesahnya dan memberikannya saran juga pelukan yang menenangkan dan saat ia akan menutup mata, yang ia lihat untuk terakhir kali adalah wajah Mark.

Sosok itu begitu sempurna di mata Renjun. Terlalu sempurna tanpa celah sedikit pun. Teramat baik, sopan, bertanggungjawab, pekerja keras, setia, dan selalu berlaku lembut.

Renjun tidak pernah dimarahi lagi setelah peristiwa pergi nonton konser tanpa izin itu. Mark selalu menghadapinya dengan sabar walaupun kadang tingkahnya mengesalkan.

"Dek, lagi apa?" tanya Mark yang baru keluar dari kamar sambil menenteng ponselnya serampangan.

"Lagi buka Twitter nih. Liatin kemarin aku mentionan sama siapa," jawab Renjun tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

"Loh punya Twitter?" tanya Mark lagi lalu duduk di sebelah Renjun. Ditariknya tengkuk Renjun agar mendekat padanya supaya ia lebih mudah memberikan kecupan pada pelipis yang lebih muda.

"Punya dong, tapi semenjak ketemu kamu aku udah nggak pernah buka Twitter lagi. Kayanya terakhir aku buka Twitter tuh pas heboh liat kamu di restoran," jawab Renjun sambil mengingat-ingat kapan ia terakhir membuka akun Twitternya.

"Oh iya? Ketemu di restoran mana emang?" tanya Mark.

"Solaria kalau nggak salah. Waktu kamu masih jadi driver ojol," jawab Renjun antusias.

"Sekarang juga masih jadi driver ojol kok tapi penumpangnya cuma satu ya," Mark memeluk Renjun dari samping dan menyandarkan kepala Renjun pada pundaknya.

"Hehehe iya dong, penumpangnya cuma satu. Aku!" Renjun berseru heboh.

"Iya, Lady Injun."

"I am not!" Renjun menggeram marah karena Mark suka sekali memanggilnya Lady Injun. Padahal dia sama sekali nggak ada anggun-anggunnya kaya Lady Diana.

"Kenapa sih nggak mau dipanggil Lady? Kamu cantik gini, anggun pula," tanya Mark yang sibuk memainkan rambut sang istri. Sedangkan Renjun sibuk scrolling timeline Twitternya.

"Aku nggak kaya Lady Diana. Dia anggunnya keterlaluan, aku kan bar-bar," jawab Renjun tanpa minat.

Ting!

Ponsel Mark berbunyi. Laki-laki itu segera mengambilnya dan melihat notifikasi apa yang masuk.

"Lah, ini mention dari jaman jebot masih aja dibalas. Divingnya dewa banget," gumam Mark.

[Twitter]

Yan @panggilsajayan
Replying to @metafisikabio
Sekarang gue udah nikah sih! 😝

GOJEK 📌 Markren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang