🦊 15 🦊

3.4K 618 71
                                    

Harap vote sebelum baca ea(^v^)

Part ini tidak saya edit ulang, jadi kalau ada typo harap maklum aja ya.

***

Mark menatap layar ponselnya sejak tadi dengan pandangan bingung. Kenapa WhatsApp nya sejak tadi pagi tidak dibaca oleh Renjun? Padahal tandanya centang dua hanya saja masih berwarna abu-abu. Kemana Renjun? Itu isi pikirannya sejak tadi pagi sampai siang ini.

Makan siang pun Mark merasa tidak tenang karena Renhun sama sekali belum memberinya kabar sejak tadi pagi. Biasanya Renhun selalu gercep memberikannya kabar atau membalas pesannya.

"Kenapa lu? Kok gelisah banget?" Hanbin datang dengan membawa nampan berisi makan siang mereka berdua. Sejak acara perkenalan Hanbin dengan Yeri, akhir-akhir ini ia jadi sering pergi dengan Mark.

"Pacar gue kemana ya? Masa dia nggak bales WA gue dari tadi pagi," balas Mark yang akhirnya menyampaikan kegelisahannya. Hanbin mengangkat sebelah alisnya.

"Udah lu spam belum chatnya?" tanya Hanbin lagi.

Mark mengangguk, "Udah kok. Dari tadi pagi dia emang nggak bales WA gue," jawab Mark lesu.

Hanbin memakan kentang gorengnya dengan santai, "Kemarin malam Seulgi bilang sama gue kalau hari ini dia mau pergi sama Renjun. Emangnya lo nggak dikasih tau mau Renjun dia mau pergi kemana sama Yeri?" tanya Hanbin lagi.

Mark mengerenyit heran, "Nggak tuh, Renjun nggak bilang apa-apa sama gue," jawab Mark dengan rahang yang mulai mengeras.

"Bentar," Hanbin mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya. Ia membuka Instagram milik Yeri, "Nih lihat! Mereka lagi di Istora Senayab nonton konser NCT," Hanbin menunjukkan isi snapgram milik Yeri yang sedang bersama dengan Renjun. Snapgram itu baru diupdate beberapa menit yang lalu.

Mark mengerenyit tidak suka dengan snapgram yang dibuat oleh Yeri. Dia bukan tidak suka dengan Yeri, tapi dia tidak suka dengan Renjun yang tidak memberi taunya kalau hari ini dia akan pergi nonton konser. Setidak penting itukah Mark di mata Renjun?

"Mark, Renjun nggak bilang dia mau kemana?" tanya Hanbin lagi. Kali ini Mark hanya diam saja, ia melirik Hanbin dengan pandangan tajam dan Hanbin paham apa maksud dari tatapan mata Mark barusan.

"Oke, gue nggak tau kapan mereka balik ke Bogor. Kayanya sih bakalan malem, sekitar jam 7-an konsernya baru mulai. Lo mau nyusul? Kalau mau nyusul, gue ikut," ujar Hanbin sambil memakan makan siangnya.

Mark menggeleng pelan, "Nggak, Bin. Lo aja yang nyusul, gue mau nunggu di rumah Renjun aja," jawab Mark. Hanbin mengangguk paham dengan mulutnya yang menggembung karena masih mengunyah makanannya.

"Maek, ini lo nggak mau ayamnya? Buat gue ya?" tatapan Hanbin berubah menjadi seperti anak anjing saat meminta makanan milik Mark. Laki-laki itu hanya mendengus lalu menggeser nampan makanannya ke depan Hanbin.

"Abisin ajalah, Bin. Gue udah nggak nafsu makan begitu tau pacar gue nggak bilang apa-apa soal nonton konser. Dia nggak tau apa ya gue di sini khawatir nungguin kabarnya dia. Eh dia malah asyik-asyikan sama dunianya sendiri tanpa mikirin gue. Bahkan ngasih kabar pun nggak," cerocos Mark disertai dengan tawa sinisnya.

"Segitu nggak pentingnyakah gue?" lanjutnya yang membuat Hanbin menatap Mark yang duduk di depannya dengan pandangan prihatin. Sekalinya jatuh cinta dan pacaran, kenapa gini ya nasib lo, Mark? Batin Hanbin.

***

Pukul 7 malam, Maek sudah duduk di teras depan rumah Renjun bersama dengan adik dari pacarnya itu, Junwook. "Mas, emang nggak dikasih tau sama kak Renjun dia mau kemana?" tanya Junwook yang entah sudah keberapa kalinya.

GOJEK 📌 Markren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang