"Nabila..."
Aku menoleh kearah suara yang terdengar memangil namaku.
Dadaku seketika berdesir, pertemuan yang sangat tidak aku harapkan.
Ayu, yah dia sahabat ku dari kecil. Sudah lama hampir 8 tahun aku tak pernah bertemu lagi setelah kejadian itu.
Ayu berjalan cepat kearahku. Dia memandangiku dari atas kebawah bawah ke atas. Dan kemudian memelukku dengan cerianya. Aku masih mematung.
"Hay kamu kayak liat setan saja" ucap Ayu kemudian.
"Maa maaf Ay, ucapku cangung" aku membalas pelukannya.
"Apa kabar ?" Tanyaku kemudian
Ayu tidak berubah masih cerewet seperti dulu. Kamipun pergi ke sebuah caffeshop untuk melanjutkan obrolan kami.
Sebenarnya aku tak memiliki masalah dengan Ayu ataupun hal buruk lainnya. Hanya saja bertemu dengan nya sedikit membuka luka masa laluku. Karena dengan bertemu dengannya akan membuatku kembali mengingat mas Firman.
Mas Firman adalah kakak Ayu, Pria dimasa laluku yang juga mantan suamiku.
Aku memiliki masa lalu yang buruk. Tidak adanya pengawasan dari orang tuaku membuat aku melewati batas batas norma.
Akhirnya aku hamil diluar nikah ketika umurku baru 16 tahun.
Aku hidup dengan nenek dari ibuku, keluargaku bukan orang yang berkecukupan. Ibuku harus rela kerja keras di negara orang sementara Ayahku bekerja sebagai sopir antar pulau jawa sumatra
Adik adikku ikut nenek dari ayahku di pulau sumatra . Sesekali dalam beberapa bulan ayah mengunjungiku.
Walaupun sudah hamil hubungan kami tetap tidak mendapat restu.Mas Firman mengancam akan kawin lari bersamaku dan juga karena desakan dari keluarga nenekku yang lain yang kebetulan menantunya punya jabatan di kepolisian keluarga mas Firmanpun menikahkan kami.
Dengan syarat setelah menikah kami tidak boleh tinggal bersama.
Karena mas Firman harus meneruskan kuliahnya.
Keluargaku menerima kesepakatan itu.Aku tak melanjutkan sekolahku sementara aku hamil.
Anganku untuk dapat hidup bersama dengan lelaki yang aku cintai semakin lama semakin jauh dari kenyataan.
Walaupun kami sudah menikah keluarga mas Firman seolah memutus komunikasi dari segala arah.Bahkan agar aku tak bisa berhubungan lagi dengan mas Firman.
Ayu sahabatku itupun mereka pindahkan kesekolah lain yang aku sendiri juga tidak tau dimana sebelum aku dan mas Firman menikah.
Kehamilanku menginjak 6 bulan, semua ucapan, gunjingan, cibiran kulewatkan begitu saja. Aku tak perduli orang lain aku sekarang hanya memikirkan bayiku, keluargaku dan orangtuaku hal yang tak kupikirkan sebelumnya karena dimabuk cinta.
"Pikir e paling yen di tengi anak e wong sugih iso kepenak ngunu paling urip e, jebule wkwkwkwk" (Dia pikir kalau dihamili anak orang kaya bisa enak gitu hidupnya, ternyata wkwkkw)
Salah satu ocehan tetanggaku yang sedang bergosip ria, sengaja mereka keras keraskan suaranya ketika aku menjemur didepan rumah.
"Ga usah di lebokne ati nduk" (tidak usah dimasukkan hati) ucap nenekku pelan sambil memegang bahuku. Akupun hanya menganguk.
Cibiran, nyiyiran, hujatan, cacian, menjadi makanan sehari-hariku. Nenekku yang membuatku kuat dan menerimaku dan selalu mendukungku dan harapanku pada mas Firman.
"Mbah mangke yen dalem sampun lahiran dalem bade sekolah malih mbah" (Nek nanti kalau aku sudah melahirkan aku akan sekolah lagi) ucapku suatu hari. Kehamilanku sudah menginjak 7 bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayang Masa Lalu
RomanceKetika Cinta dimasa lalu hadir, dan masih memiliki tempat tersendiri dihatiku, seiring perjalan Rumah tanggaku yang mulai kacau karena kehadiran pihak ke tiga. Mampukah aku bertahan dengan pilihanku sekarang atau kembali dengan pria di masa laluku...