Bayang Masa Lalu Part 4

443 21 0
                                    

#Bayang_Masa_Lalu_4

"Nabila?" Yakinnya kemudian. Dia masih ingat aku rupanya.

Tak banyak yang berubah dengan sosok didepanku. Dia masih tampan dan manis seperti dulu. Hanya badanya lebih tegap dan berisi.

"Mas  Firman" ucapku pelan. Aku tak dapat berkata lagi, untuk sesaat aku terpaku.

"Bil.."suara Rangga mengagetkanku, dia muncul bersama Armand dibelakangku.

"Armand mau pipis". Katanya kemudian.

"Oh iya... pipis ya.. ayok ayok sayang" aku menyerahkan barang mas Firman yang masih kupegang. Dan kemudian mengandeng Armand.

"Maaf ya mas" ucapku sambil menakupkan tanganku kearah mas Firman yang masih terpaku melihatku.

Aku segera menarik Armand dan Rangga. Meningalkan mas Firman yang masih terdiam.

"Ada apa kok gugup gitu" tanya Rangga. Melihat tingkah anehku.

"Kaget tadi ga sengaja nabrak simasnya. Moga ajha barangnya ga ada yang rusak soalnya  tadi pada jatuh gitu".

Alasanku. Rangga mengangkat alisnya. Seperti tidak puas dengan jawabanku.

Aku berharap mas Firman sudah tidak ada dilorong itu. Sengaja aku lama lamakan.

Sampai Rangga mengirimkan pesan WA menanyakan apa aku baik baik saja.
Aku beralasan perutku mulas. Dan meminta mereka kembali duluan ke tempat bermain.

Aku mengintip berlahan, tidak ada mas Firman di lorong. Hatiku lega, kutarik nafas dalam dan menghebuskan berlahan.

Setelah kegugupanku hilang aku berjalan pelan, keluar dari lorong.
Ada yang menarik tanganku ketika aku akan berbelok kekiri kearah tempat bermain.

Dadaku kembali berdegup kencang. Ya Tuhan, ternyata mas Firman masih menungguku.

Aku mencoba menarik tanganku tanpa melihatnya tapi peganganya semakin kuat.

Aku mau berteriak supaya dia melepaskanku tapi tak mungkin tak lucu rasanya menjadi pusat perhatian menciptakan kehebohan.

Aku terkejut ketika Armand muncul disampingku. Aku menoleh ternyata Rangga yang menarik tanganku. Dia menatapku dengan muka  bingung.

"Sayang kamu kenapa?" Tanyanya kemudian.

Aku menghela napas panjang. Dan memaksa tersenyum.

"Kaget" jawabku kemudian sambil mememang dadaku dan mendesahkan nafasku.

Rangga terus menatapku penuh selidik.

"Apaan sih liatnya kek gitu" ucapku untuk mengalihkan rasa penasarannya.

"Armand lapar kita makan dulu ya" ucapnya kemudian. Aku menganguk lega karena Rangga tak melanjutkan rasa ingin taunya.

Aku menyadari Rangga masih penasaran. Aku hanya pura-pura baik -baik saja.

"Kamu ga makan?" tanya Rangga melihatku hanya memesan minuman.

"Diet" jawabku. Padahal aku tak berselera setelah pertemuanku dengan mas Firman barusan.

Rangga tertawa mendengar jawabanku. Dia memangil salah satu pelayan dan memesankan menu untukku. Aku sudah menolaknya tapi dia tak mendengarkanku.

Mbak yang melayani kami hanya senyum senyum melihat perdebatan kami. Armand sudah asyik dengan isi piringnya.

Sepanjang jalan pulang Rangga mengengam tanganku. Seolah tak ingin melepaskannya dan  sesekali menciumnya.

Kami tak banyak bicara seperti biasanya.  Armand tertidur dijok belakang, sepertinya lelaki kecilku itu kecapekan.

Rangga membopong Armand yang masih pulas masuk kedalam kamar. Mendaratkan sebuah kecupan dikening lelaki kecilku itu sebelum meningalkan kamarnya.

Bayang Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang