#Bayang_Masa_Lalu
Lamaranku akan digelar sebentar lagi, keluargaku akan datang lusa.
Orang tuaku adik-adikku nenekku dan pastinya anakku beserta bulik dan om Agus.
Walaupun Rangga sudah menerimaku sepenuhnya dan juga keluarganya, tapi masih ada rasa takut menyelinap dalam hatiku. Semua karena kehadiran mas Firman ayah dari anakku yang kembali hadir dalam kehidupanku.
Aku tak mampu menceritakan ini kesiapapun termasuk bulik tempatku biasa mencurahkan segala hal tentang hidupku selama ini.
Bukan hanya karena pesona raganya tapi ada sesuatu yang ada dalam diri mas Firman, yang aku sendiri juga tak bisa ungkapkan, yang selalu mampu menghipnotisku, setiap aku didekatnya.
"Sin, kamu 4 hari kedepan handle dulu semua ya, kakak mau cuti" jelasku pada sintia.
"Cie cie yang dilamar" goda Sintia "akhirnya.. beneran Sintia ikut bahagia" tambahnya lagi.
"Semoga diberi kelancaran sampai hari H ya kak" Doa gadis itu, aku tersenyum, mengamini ucapannya.
"Kak Sintia ijin jam 10 nanti ya, mau antar mama terapi" ijinnya, "lepas istirahat sudah datang kok" aku menganguk.
"Salam buat mama" ucapku.
Aku baru ingat aku belum menyelesaikan masalah sewa tempat untuk klinik dengan mas Firman.
Ragu aku ingin menghubunginya Ciuman mas Firman kemarin masih bisa kurasakan sensasinya.
Membuatku takut untuk kembali bertemu dengannya.
Aku takut diri ini kembali terlena terlalu jauh, dan tengelam terlalu dalam dalam sensasi rasa yang mas Firman hadirkan.
Tapi aku sudah terlanjur pastikan pada Vivian akan selesei minggu ini. Karena akan ada beberapa bagian yang harus segera direnovasi untuk menyesuaikan dengan konsep yang telah kami sepakati.
Tapi aku benar2 tak sangup kalau harus kembali bertemu dengannya. Lamunanku buyar seketika saat terdengar pintu ruang kerjaku diketuk.
"Masuk" ucapku, Dian pegawai butikku muncul dari balik pintu.
"Bu ada tamu, katanya sudah ada janji" ucapnya kemudian.
Aku merasa tidak ada janji dengan siapapun hari ini di kantor, atau Sintia lupa memberitahuku.
"Oh ya Dian, persilahkan masuk" ucapku.
Tak berselang lama dian turun dan naik kembali, membukakan pintu dan pamit kembali bekerja kemudian menutup lagi pintunya.
Mas Firman sudah berdiri didepanku, dan kemudian duduk tanpa aku persilahkan. Aku diam masih termangu.
"Ini perjanjian sewa tempatnya, aku sudah tanda tanggani, aku udah info ke Sintia asisten kamu untuk prosedur pembayarannya dan hal lainnya".
"Per 5 tahun sesuai dengan permintaan kamu dengan nominal..." mas Firman menyebutkan angka yang jauh dari penawaranku. Jelas membuatku semakin terkejut.
Mas Firman menjentikkan jarinya kearahku
"Mas nggak salah nominalnya?" Pastiku kemudian, pria itu mengeleng.
Aku merasa akan ada masalah baru yang timbul, harga yang mas Firman berikan pasti akan menimbulkan berbagai pertanyaan untuk yang lain.
"Mas ini murni bisnis" ucapku kemudian.
"Ada yang salah? Bahkan aku bisa memberikannya tanpa kamu harus menyewanya". Lanjutnya.
Aku menarik nafas dalam. Apalagi ini, pikirku. Aku tiba tiba merasa takut, aku merasa mas Firman semakin lama semakin sulit kupahami, kadang dia sadar tapi dengan cepat berubah dengan kegilaanya. Ini sudah tidak benar. Tapi bagaimana caraku mengatasi ini semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayang Masa Lalu
RomanceKetika Cinta dimasa lalu hadir, dan masih memiliki tempat tersendiri dihatiku, seiring perjalan Rumah tanggaku yang mulai kacau karena kehadiran pihak ke tiga. Mampukah aku bertahan dengan pilihanku sekarang atau kembali dengan pria di masa laluku...