#Bayang_Masa_Lalu_6
"Aku sudah punya seorang anak laki laki" lanjutku lagi.
Rangga mengalihkan tatapannya dariku. Beranjak berdiri.
Aku harus menyiapkan hatiku untuk menerima kenyataan yang akan terjadi.
Rangga terlihat emosional. Tanggannya mengepal.Apakah aku sudah siap bila dia meningalkanku, aku tak sekuat itu.
Tapi itu lebih baik, bukankah sebuah hubungan yang baik harus diawali sebuah kejujuran.Rangga kembali duduk, tanganya mengangkat wajahku yang tertunduk menangis.
Sepintas kulihat matanya memerah, dia terlihat marah. Aku belum pernah melihat wajahnya seperti itu.
Aku hanya kembali memejamkan mataku."Nabila lihat aku!" katanya kemudian.
Aku beranikan diri menatapnya. Mata itu berubah sendu.
"Aku pikir kamu sudah sangat memahamiku sayang" ucap Rangga terasa sebuah kekecewaan didalamnya.
Aku ingin menghambur dalam peluknya, tapi aku sama sekali tak bisa membaca jawaban yang akan keluar dari hatinya.
"Kamu meragukan cintaku, apa salahnya seorang janda. Aku mencintai seorang janda bukan istri orang". Lanjutnya lagi.
Aku terkesiap, Rangga beranjak meninggalkanku yang masih termanggu dengan mata yang mulai berembun.
Ketakutanku yang membutakan hatiku akan ketulusan cinta Rangga padaku.
Dia pasti kecewa, tapi ada kelegaan dalam hati ini itu bukan masalah baginya.
Setelah beberapa saat aku mencoba menghubunginya seperti biasa. Tapi rangga tak mengangkat telpon atau membalas pesan WA ku.
Aku merasa sangat bersalah telah meragukannya. Tak pernah Rangga seperti ini, sepertinya aku telah benar benar membuatnya kecewa.
Mas Firman kembali mengajakku bertemu. Bukan dikantornya seperti beberapa hari yang lalu.
Aku memakirkan mobilku dan beranjak menuju ketempat yang mas Firman minta, sebuah tempat yang sebenarnya tak jauh dari rumahku.
Tapi mungkin karena aku tidak gaul aku baru sekali ini kesini.
Aku masuk dan disambut ramah pegawai bagian depan. Dan menunjukkan tempat yang sudah dipesan mas Firman.
"Siang pak" salamku ketika aku sampai dimejanya.
Mas firman mendongak mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya. Dia mengeser duduknya.
Aku pandang sekeliling sebuah privat room seperti sedang kencan saja pikirku, aku duduk disudut dekatnya.
"Mau pesan apa?" Tanyanya kemudian sambil menyodorkan daftar menu kepadaku.
"Minum saja pak" jawabku kemudian menunjuk salah satu minuman.
"Jangan pangil bapak, pangil seperti biasanya saja" pintanya. "Lagian kan kita cuma berdua" lanjutnya lagi.
"Sebentar ya" pamitnya saat menerima telpon masuk ke ponselnya.
Dia melangkah melewatiku, aku memundurkan badanku memberinya jalan.
Aku bergeser ketempat yang mas Firman tadi duduki, dia tak harus melewatiku nanti.
Setelah sekian menit dia kembali. Dan duduk disampingku sangat dekat. Aku bergeser mengambil jarak.
Dia mengeluarkan lembaran kertas yang kuserahkan tempo hari.
Kami belum membuka kembali pembicaraan sampai pesanan kami datang.
"Selamat menikmati, permisi" Pelayan muda itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayang Masa Lalu
RomanceKetika Cinta dimasa lalu hadir, dan masih memiliki tempat tersendiri dihatiku, seiring perjalan Rumah tanggaku yang mulai kacau karena kehadiran pihak ke tiga. Mampukah aku bertahan dengan pilihanku sekarang atau kembali dengan pria di masa laluku...