🌻𝗺𝗮𝗻𝘁𝗮𝗻

14 3 0
                                    

8/
❥Happy reading❥

Ahra berjalan melewati koridor sekolah. Banyak pasang mata yang melihatnya aneh, entah apa arti dari tatapan mereka, Ahra juga tidak peduli.

"Itu yang namanya Ahra ya, cantik sih."

"Pake pelet apa ya dia sampe-sampe Rafi mau sama dia,"

"Ya jelas Rafi mau lah sama dia. Cantik banget kek gitu,"

"Au. Kalau gue cowok mungkin gue juga suka kali sama dia,"

Ahra menulikan pendengarannya, melangkah dengan cepat agar segera sampai di kelas.

Bruukkkk...

Ahra menabrak seseorang, pasti karna sedari tadi ia berjalan sambil menunduk hingga tidak memperhatikan jalan dengan baik.

"Lo nggak apa-apa kan?" tanya cowok yang menabrak Ahra.

Ahra mendongakkan kepalanya sehingga dapat melihat dengan jelas wajah orang yang menabraknya. Siapa lagi kalau bukan Rafi.

Ahra tidak memedulikan pertanyaan Rafi dan segera terburu-buru untuk sampai ke kelas karna sekarang dirinya sedang menjadi pusat perhatian, lagi dan lagi.

Rafi tersenyum lebar saat melihat seseorang yang ditabrak olehnya, dan ternyata itu Ahra—gadis yang menjadi incarannya. Rafi  mengerjapkan matanya berkali-kali dan tersadar kalau Ahra sudah kabur.

"Eh Ahra tungguin aa Rafi," Rafi mengejar Ahra.

Ahra mempercepat langkah kakinya, "Dasar aneh."

🌼🌼🌼

"Lo Ahra?" Seseorang bertanya pada Ahra.

Ahra hanya menganggukkan kepalanya lalu mencatat kembali catatan yang ada di papan tulis.

Cowok itu dapat melihat bahwa Ahra sedang sibuk mencatat, sendirian. "Gue Iqbal, ketua OSIS. Lo ditunggu Pak Mamat di ruang OSIS," ucap Iqbal menjelaskan tujuannya menemui Ahra.

Ahra menoleh menatap cowok itu sambil menaikkan kedua alisnya seolah bertanya 'kenapa'.

Iqbal yang mengerti langsung menjawab seadanya, "nggak tau deh." Lalu pergi meninggalkan Ahra sendirian tanpa pamit.

Gadis itu segera memasukkan bukunya ke dalam tas dan menemui Pak Mamat di ruang OSIS seperti yang dikatakan Iqbal tadi.

"Mau kemana, Ra?" Fina baru datang membawa dua es teh untuk dirinya dan Ahra.

"Gatau, katanya Pak Mamat manggil gue."

Sesampainya di ruang OSIS, Ahra dapat melihat Pak Mamat sedang mengobrol dengan seorang cowok yang entah siapa. Ahra mengetuk pintu dan masuk lalu bertanya kenapa guru itu memanggilnya.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang