🌻𝗞𝗲𝗻𝗮𝗻 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝗶𝗸𝘂𝘁

9 6 0
                                    

10/
❥Happy reading❥

"RAFI INI UDAH JAM SEMBILAN. KAMU BELUM BANGUN, MAU BOLOS LAGI KAMU??" Nita—Mama Rafi berteriak dari bawah lebih dari lima kali tapi Rafi tak kunjung bangun juga.

Karena semakin kesal dengan putranya, Nita memilih naik ke atas menuju kamar Rafi dan menyiramnya dengan air agar Rafi segera sadar.

"YAAMPUN RAFI KENAPA PINTUNYA KAMU KUNCI SIH." teriak Nita, kesalnya sudah diubun-ubun karna ternyata Rafi mengunci pintu kamarnya.

Kenzo yang baru saja keluar, melihat Nita sangat emosi seperti ingin memakan orang. Kenzo jadi merinding sendiri melihat Mamanya yang teriak-teriak sambil mendobrak pintu Rafi agar terbuka.

"Kenapa dah?" Kenzo bertanya saat sudah berada di samping Mamanya.

Nita menoleh, sepertinya Kenzo sudah rapi dan segera berangkat kuliah sementara Rafi masih tidur dengan tenang.

"Ini loh adek kamu, udah jam segini masih tidur juga. Ini udah jam berapa loh, bisa-bisa Rafi pasti bolos lagi karna udah telat banget ini," Nita melirik jam dinding dan sudah pukul 8.30. "Mana pintunya dikunci lagi sama dia," Nita kewalahan membangunkan anak bungsunya itu.

"Jangan-jangan Rafi mati ya di dalam? Atau dia sengaja kunci karna mau bunuh diri?" Nita terlihat cemas dan kembali mendobrak pintu kamar Rafi.

"Astaghfirullah, Ma. Omongannya,"

Sepuluh detik kemudian terdengar suara langkah kaki dan pintu yang terkunci itu perlahan terbuka.

"Siapa yang mati? Siapa yang bunuh diri?" Rafi terlihat seperti belum tersadar sepenuhnya.

Nita menghembuskan nafas lega karna ternyata Rafi masih sehat wal'afiat.

"Mama kira kamu bunuh diri di dalam," ucap Nita polos.

"Mama ngaco dah, masa Rafi ganteng-ganteng bunuh diri sih," Rafi tidak terima dengan perkataan Nita barusan.

"Sempat kamu iseng gitu mau bunuh diri. Mama kan jadi takut,"

Sementara Kenzo hanya dibuat melongo di tempat, mendengar percakapan antara ibu dan anak itu. Ia jadi berfikir siapa yang tidak waras?

🌼🌼🌼

Seperti dugaannya, Rafi kali ini terlambat lagi dan berakhir di lapangan menghormat bendera sambil mendongak ke atas melihat bendera tersebut.

Cowok itu sesekali berdecak karna posisi matahari saat ini berada tepat di atasnya. Sungguh malang sekali nasibnya hari ini.

Rafi memicingkan matanya melihat seseorang yang berjalan di koridor sekolah sendirian, Rafi yakin itu adalah Ahra. Cowok itu terus memperhatikan Ahra tanpa berkedip sekalipun. Rafi menebak Ahra akan pergi ke UKS karna ia belok ke arah UKS berada.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang