Bab 12

28 0 0
                                    

Happy Reading ^_^

Rasya POV

Entah mengapa pikiran Rasya kali ini cukup kalut. Ia merasa ingin sekali bertemu dengan Alisya.

Semenjak Alisya pingsan, Rasya selalu cemas akan keadaannya. Itu sangat terlihat di raut wajah miliknya.

Saat selesai mata kuliah, Rasya bergegas untuk kembali ke rumah. Ia berjalan menuju tempat parkir yang letaknya tak jauh dari arah kelas.

Rasya mengambil helm miliknya yang ia letakkan di kaca spion motor berwarna oranye hitam itu. Saat ia sedang memasang helm tak sengaja matanya mengarah kepada Alisya yang terlihat buru-buru dalam mengambil motornya.

Rasya curiga terhadap Alisya apalagi ia sangat khawatir terhadap keadaannya.

Alisya tak melihat jika Rasya telah memperhatikannya dari tadi. Bergegas Rasya menyalakan motornya dan mengikuti Alisya dari belakang secara hati-hati. Ia tidak ingin jika Alisya mengetahui keberadaannya. Bisa-bisa Alisya akan sangat benci pada dirinya.

Rasya memberhentikan motornya jauh dari Alisya. Rasya terus memperhatikan Alisya yang sedang duduk di bawah pohon yang besar. Tak ada siapa pun di sampingnya.

Rasya ingin sekali menghampiri Alisya tetapi ia mengurungkan niatnya sedikit saja untuk menunggu sampai ia tahu siapa orang yang di tunggu Alisya.

Rasya sempat berpikir sejenak.

“Apa jangan-jangan Alisya ketemuan yah sama pacarnya. Ah sudah lah gue lihat aja dulu dari sini”. Rasya terus memantau Alisya.

Saat Rasya ingin mengambil gawai di saku celananya, ia melihat ada seorang laki-laki yang lumayan tinggi dan berkulit putih datang menghampiri Alisya.

Rasya yang penasaran akan pembicaraan mereka lantas ia turun dari motornya. Rasya berjalan ke arah tempat mereka. Ia bersembunyi dibalik pohon besar di hadapannya.

Awalnya percakapan mereka masih aman. Tetapi saat laki-laki tersebut mulai kasar sama Alisya apalagi Rasya melihat kalau laki-laki itu menepis tangan Alisya membuat hati Rasya semakin panas.

Rasya yang tidak suka melihat hal tersebut lantas memergoki mereka berdua dan dengan kagetnya Alisya tidak percaya bahwa Rasya berani mendorong pacarnya.

Tak mau kalah laki-laki itu melawan balik Rasya. Ia mendorong Rasya dengan kedua tangannya.

Rasya hampir saja mengatakan bahwa ia memang suka sama Alisya. Tetapi saat-saat yang runyam seperti ini ia tidak ingin memperkeruh suasana. Akhirnya ia menahan ucapannya.

Sama-sama emosi membuat perkelahian semakin menjadi-jadi. Saling baku hantam menjadi hal yang sangat lumrah dilakukan oleh semua laki-laki termasuk Rasya dan pacar dari Alisya.

Perkelahian mereka tak berlangsung lama karena Alisya memberhentikan mereka berdua yang sebelumnya Alisya hanya diam saja.

Alfin, ternyata dia adalah laki-laki yang pernah Alisya posting di WA itu berarti dia adalah pacar Alisya. Sekarang Rasya telah mengetahui siapa nama laki-laki itu.

Tanpa dimintai untuk menjelaskan, Rasya rela menjelaskan kepada Alfin tentang apa yang terjadi di area koridor kelas. Tak ada bantahan dari siapa pun soal pernyataan Rasya.

Saat di tanya oleh Alfin pun, Alisya mengakuinya.

Kondisi antara Alisya dan Alfin mulai membaik. Alfin sudah mulai percaya kepada Alisya. Rasya yang melihatnya justru senang karena ia bisa melihat rasa lega di diri Alisya.

Sesaat sebelum pergi, Alfin menatap tajam mata Rasya. Rasya yang tak mau kalah juga membalas tatapan tajam dari Alfin.

“Lo jangan ganggu Alisya lagi. Dia udah jadi milik gue dan lo jangan pernah ikut campur dalam urusan gue dan Alisya”. Pesan Alfin kepada Rasya.

Rasya hanya diam tak membalas perkataan dari Alfin bahkan respons pun tak ia berikan.

Setelah Alfin pergi kini hanya tersisa dirinya dan Alisya. Alisya yang melihat memar di ujung bibir lantas memegangnya.

Tatapan Rasya kepada Alisya masih sama seperti dulu.

Kenapa enggak dari dulu gue jatuh cinta sama lo. Kenapa harus sekarang di saat lo udah jadi milik orang lain, batin Rasya.

“Aw”. Rasya merintih kesakitan.

“Maaf-maaf. Sakit banget yah”. Alisya melepaskan tangannya dari bibir Rasya.

“Perih dikit. Udah tenang aja nanti gue obati di rumah," ucap Rasya tersenyum.

“Sya, gue minta lo jangan ganggu gue lagi dan lo jangan ikut campur antara gue dan Alfin. Gue harap lo mengerti. Sekali lagi gue minta maaf. Kalau begitu gue balik dulu," ucap Alisya.

Rasya memegang tangan Alisya. Alisya dengan cepat menoleh ke arahnya. Rasya yang sadar atas tindakannya segera melepaskan tangannya.

“Ok. Gue mengerti kok," ucap Rasya.

Tersisa Rasya sendiri di bawah pohon besar. Matanya masih tertuju kepada Alisya walaupun bayangannya semakin lama malah semakin jauh.

“Saat lihat sikap Alfin ke lo, gue jadi ragu atas pilihan lo terima Alfin dan untuk permintaan lo tadi gue minta maaf karena gue akan selalu ikut campur urusan lo dengan Alfin. Semoga lo sadar apa yang gue lakuin ini karena gue sayang sama lo”. Rasya semakin yakin atas perasaannya terhadap Alisya. Apalagi ia kembali di pertemukan oleh Alisya lagi.

Akibat perkelahian yang terjadi antara Rasya dan Alfin membuat Rasya harus pergi ke apotek untuk membeli obat antiseptik.

Ia memutuskan membeli obat tersebut di apotek yang tak jauh dari kampus. Rasya berjalan perlahan ke arah apotek. Ia membeli obat sesuai dengan situasinya saat ini.

Saat ingin kembali ke motor ia tak sengaja melihat Alfin dengan seorang perempuan duduk di kursi panjang berwarna hitam. Yah saat itu hanya ada mereka berdua. Justru perempuan itu dengan perhatiannya membantu mengobati luka yang ada wajah Alfin.

Bukannya tadi Alfin bilang dia ada tugas kelompok tapi kenapa dia ada di sini dengan seorang perempuan. Berarti dia bohong sama Alisya, batin Rasya.

Rasya yang cukup berhati-hati agar Alfin tak menyadari kehadirannya. Rasya dengan cepat langsung mengeluarkan gawainya dari saku celana bagian kanan miliknya.

Ia sengaja mengabadikan momen itu untuk di tunjukan kepada Alisya.
Tapi Rasya mencoba untuk tidak berprasangka buruk kepada Alfin. Bisa saja perempuan itu adalah saudaranya.

Tak ingin Alfin melihatnya, Rasya bergegas pergi dari apotek itu.

Rasya sebenarnya ingin memberitahukan ini kepada Alisya tapi di sisi lain, ia tidak ingin mengganggu waktu Alisya apalagi ini sudah larut malam. Rasya sadar bahwa Alisya perlu waktu untuk sendiri.


Bagiannya Rasya aku bikin sedikit yah
Semakin memanas antara Rasya dengan Alfin.
Rasya sayang sama Alisya WAWWW
Tinggalin jejak like+komen
Tambahkan ke daftar bacaan bila tidak ingin ketinggalan ceritanya
Sssttt jangan jadi silent readers
Next
👇👇

Menunggu Tuk Jadi PacarmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang