Happy Reading ^_^
Alisya POV
Pagi ini Alisya telah bersiap-siap untuk berangkat ke Kampus. Sebelum ke Kampus ia menyempatkan untuk sarapan pagi terlebih dahulu. Roti tawar dengan selai kacang + susu putih menjadi sarapan favorit Alisya di pagi hari.
Setelah selesai makan Alisya berpamitan kepada kedua orang tuanya.
Alisya melangkahkan kakinya ke arah garasi rumah itu mengambil motornya tetapi sebelum itu ia membuka pintu pagar terlebih dahulu.
Baru saja Alisya ingin membuka pintu garasi tiba-tiba Alisya di kagetkan dengan suara klakson motor. Menolehlah Alisya ke arah sumber suara tersebut.Satu kata yang Alisya ucapkan saat itu RASYA.
Rasya melambaikan tangannya kepada Alisya. Alisya yang masih bingung segera menghampiri Rasya yang masih duduk di atas motornya itu.
Alisya menunjuk ke arah Rasya “lo kok ada di sini? Terus dari mana lo tahu alamat rumah gue? Atau jangan-jangan lo ngikutin gue yah?. Alisya tak berhenti-hentinya melontarkan pertanyaan kepada Rasya.
“lo kok enggak jawab pertanyaan gue sih”. Tutupnya.
“Gimana mau jawab, pertanyaan lo banyak banget sih. Gue kan bingung harus jawab yang mana dulu. Gue jujur nih gue tahu alamat lo dari Vio dan setelah gue tahu alamat lo gue carilah alamat tersebut di Maps dan akhirnya ketemu deh”. Ucap Rasya.
Alisya membatin “Jadi yang kasih alamat gue ke Rasya itu Vio. Astaga”.
“lah terus lo mau ngapain kesini”?. Tanya Alisya.“Gue mau jemput lo. Kan kita sekampus itu nah kebetulan gue juga ada kelas pagi. Jadi alangkah baiknya lo ikut gue”. Ucap Rasya.
Alisya mencoba menolak ajakan dari Rasya “Enggak usah gue bawa motor kok”.
Rasya agak sedikit memaksa “Udah enggak usah menolak. Sekarang lo ambil helm dan lo naik ke motor gue”.
“Ta...” baru sempat Alisya ingin bicara Rasya langsung memotongnya.
“Enggak usah pakai tapi-tapian. Sekarang lo ambil helm, gue tunggu di sini”.Alisya membalikkan badannya dan mengarahkan langkahnya untuk mengambil helm di garasi rumah.
Setelah helm berada di tangannya di pakailah helm itu dan tanpa di duga Rasya memasangkan pengaman helm tersebut.
Mata Alisya dan Rasya saling memandang. Alisya yang sadar akan hal itu langsung bersifat salting di hadapan Rasya.
“Yuk jalan entar keburu siang”. Ucap Alisya salting.
Selama di perjalanan menuju kampus, tangan Alisya sama sekali tidak memegang Rasya. Rasya yang sadar akan hal itu langsung mengkode Alisya.
Secara spontan Alisya langsung memegang badan Rasya “Ada apa? Lo tabrak sesuatu”. Tanya Alisya.
“Nah gitu dong pegangan. Masa iya harus di kode dulu. Pegangan yang erat yah biar enggak jatuh”. Ucap Rasya gombal.
Alisya tersenyum atas apa yang Rasya lakukan kepadanya.
Alisya dan Rasya kembali melanjutkan perjalanan menuju kampus dan Alisya pun melakukan apa yang dibilang Rasya PEGANGAN.
Sesampainya di kampus, Alisya segera turun dari motor Rasya dan membuka helm yang ia pakai “Terima kasih atas boncengannya”.
“Iya sama-sama. Nanti lo pulangnya bareng gue lagi yah. Ok, enggak ada pakai tapi-tapian”. Ucap Rasya.
Alisya menarik napas terlebih dahulu “Ok”.
Di taruhlah helm itu di motor Rasya “Kalau gitu gue masuk kelas dulu”.
“Ok”. Ucap Rasya singkat.
Di kelas, Alisya belum banyak bicara atas kejadian hari ini kepada sahabat-sahabatnya. Alisya masih saja kepikiran soal ia yang dibonceng oleh Rasya yang di mana dia hanyalah seseorang yang asing yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kehidupannya.
Dorrr
Seketika lamunan Alisya buyar akibat ulah sahabatnya itu.
“Astaga kalian bikin kaget aja”. Ucap Alisya yang melihat semua sahabatnya itu.“Masih pagi gini ada yang ngelamun nih. Memangnya lo ngelamunin apa nih. Cerita dong ke kita”. Ucap Rani.
Belum sempat Alisya menjelaskan, masuklah dosen ke kelas mereka.
Hari ini hanya ada satu mata kuliah yang berati Alisya bisa lebih awal untuk kembali ke rumah.Alisya dan ke lima sahabatnya pergi ke tempat parkir. Di sana Alisya melihat Rasya yang sedang menunggunya di atas motor.
Alisya yang melihatnya lantas melangkahkan kakinya ke arah Rasya. Munculnya berbagai pertanyaan dari sahabat-sahabatnya itu.
“Lo ke sini sama Rasya”?. Tanya Gigi.
“Iya”. Ucap Alisya malu-malu.
Vio memegang pundak Rasya “Widih gila lo Sya cepat juga lo”.
Rasya menganggukkan kepalanya serta memberikan senyum manis itu “Biar nanti Alisya yang ngejelasin sama kalian semua. Sekarang gue mau antar Alisya balik dulu” Rasya menoleh ke arah Alisya.
“Ok. Hati-hati buat kalian”. Ucap Rani.
Mereka berlima memperhatikan Alisya dan Rasya hingga bayangan mereka tak terlihat lagi. Tampaknya mereka belum percaya atas kejadian hari ini.
Tidak ada pembicaraan yang mereka lontarkan selama di perjalanan.
Tibalah mereka di depan rumah Alisya. Setelah mengucapkan terima kasih, Alisya membalikkan badannya dan dengan sigap Rasya menarik tangan Alisya.
“Terima kasih karena udah mau berangkat bareng gue”.
“Justru gue yang harus berterima kasih kepada lo. Ya udah kalau gitu gue masuk dulu. Bye”. Ucap Alisya.
Cieee Alisya malu-malu kucing tuh. Akhirnya mau juga kan dibonceng bareng Rasya.
Rasya sih pakai maksa hehehe
Jangan lupa untuk ninggalin jejak like+komen
Stttt jangan jadi silent readers
Next
👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Tuk Jadi Pacarmu
Teen FictionPertemanan yang terjadi antara Alisya dan Rasya membuat Alisya jatuh hati padanya tapi saat dia tahu kalau Rasya dekat dengan semua wanita membuat Alisya menjauhi dirinya. Pertemuan Alisya dengan seseorang yang baru ia kenal membuat Alisya berani me...