Happy Reading ^_^
Alisya POV
“Sayang, hari ini aku enggak bisa antar kamu ke kampus yah soalnya aku ada kegiatan pagi sebelum jam mata kuliah di mulai. Maaf yah sayang”. Ucap Alfin melalui sambungan telepon.
“Iya sayang, enggak apa-apa kok. Nanti biar aku minta jemput sama sahabat aku aja”. Ucap Alisya kepada Alfin.
“Kalau gitu kamu hati-hati yah sayang”.
“Iya kamu juga hati-hati”.
Alisya dan Alfin menyudahi pembicaraan singkat mereka. Hari ini Alisya meminta tolong kepada Sulis untuk menjemputnya di karena kan motor miliknya kehabisan bensin wkwkwkwk.
Sampailah Sulis di depan rumahnya Alisya. Tak perlu berlama-lama lagi mereka langsung menuju ke kampus.
Jam mata kuliah kedua telah selesai.Saatnya Alisya beserta sahabatnya mengisi kekosongan perut mereka di kantin.
Saat ingin keluar kelas, Vio yang tampak sadar akan perbedaan pada wajah Alisya, segera menanyakan hal tersebut kepadanya.
“Alisya lo sakit?. Muka lo pucat banget”. Tanya Vio memperhatikan baik-baik wajah Alisya.
“Gue enggak apa-apa kok. Kita lanjut ke kantin aja”. Alisya meyakinkan kepada sahabat-sahabatnya itu.
Mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju kantin. Di area koridor terdapat dua kelas yang saling bersebelah. Posisi kelas Alisya terletak di bagian atas dan di bawahnya merupakan kelas yang lain.
Alisya harus menuruni dua buah anak tangga terlebih dahulu. Saat ia telah berada di lantai bawah, ia di kejutkan dengan munculnya Rasya dari dalam kelas yang tiba-tiba keluar.
Seketika mata Alisya dan Rasya saling menatap tajam. Mata yang selama ini mereka rindukan. Ah tapi Alisya sudah jadi milik Alfin.
Rasya terus menatap Alisya.
Tatapan lo masih sama seperti dulu, batin Alisya.
Ke lima sahabatnya menyaksikan hal tersebut, lantas membuat mereka berdehem keras. Alisya dan Rasya langsung sadar akan hal tersebut segera memalingkan tatapan mereka ke arah sahabat-sahabat Alisya.
“Udah dong tatap-tatapnya kan malu di lihat banyak orang”. Vio mengejek mereka berdua.
Alisya tidak ingin sahabat-sahabatnya itu memperkeruh suasana lantas ia langsung memotong ucapan sahabatnya itu “katanya mau ke kantin. Yuk ah”.
Baru satu langkah, tiba-tiba Alisya merasakan pusing yang cukup hebat di kepalanya. Alisya memegang kepala dengan ke dua tangannya.
Semua sahabatnya panik termasuk Rasya. Tak lama kemudian Alisya pingsan dan dengan sigap Rasya menahan badan Alisya agar tak jatuh ke lantai.
“Kita bawa ke UKS. Sekarang”. Ucap Rasya panik.
Rasya dengan sekuat tenaga menggendong Alisya agar tidak terlepas dari gendongannya. Di taruhlah Alisya di atas tempat pemeriksaan.
Rasya dan yang lainnya harus menunggu di luar ruangan agar dokter bisa melakukan pemeriksaan secara intensif.
Rasya dari terus saja mondar-mandir di depan ruangan.
“Lo tenang aja, Alisya pasti baik-baik aja kok”. Vio berusaha untuk menenangkan Rasya. Ia tahu apa yang Rasya rasakan.
Rasya hanya diam mendengar perkataan Vio.
Dokter yang memeriksa Alisya keluar dari ruang UKS dan memberitahukan kondisi Alisya saat ini “kondisi Alisya saat ini sudah membaik. Darahnya Alisya kurang kemungkinan ia mengalami Anemia. Tapi tenang saja, saya sudah memberikan obat dan vitamin agar bisa menstabilkan darahnya”.
“Jadi dok, apakah kita bisa menjenguk Alisya”?. Tanya Rasya.
“Pastinya. Alisya juga sudah boleh kembali ke kelasnya. Satu lagi tolong jaga kondisi Alisya agar ia selalu minum obat dan vitamin yang saya berikan agar ia tidak mengalami kondisi seperti ini lagi”.
“Baik dok, saya janji akan menjaga kondisi Alisya”. Ucap Rasya.
Dokter pun kembali ke ruangannya. Rasya beserta yang lain langsung memasuki ruang UKS. Tapi Rasya malah menyuruh agar mereka yang menemui Alisya terlebih dahulu. Rasya melihat kondisi Alisya dari balik tirai.
“Gimana keadaan lo sekarang”?. Tanya Vio.
Alisya berbicara dengan suara yang agak sedikit lemas “ gue enggak apa-apa kok. Siapa yang bawa gue ke sini. Gue bingung.
Pikiran Alisya belum sepenuhnya pulih.
Saat Alisya menanyakan hal tersebut kepada mereka, munculnya Rasya di hadapan Alisya.
“Alisya lo benaran enggak apa-apa soalnya wajah lo masih pucat”?. Rasya benar-benar meluapkan ke khwatirannya.
Alisya tidak menjawab pertanyaan dari Rasya, ia malah menanyakan kondisinya kepada sahabatnya “apa kata dokter”?.
“Dokter bilang lo kekurangan darah tapi lo tenang aja dokter udah berikan obat dan vitamin ke gue kok. Lo juga sudah boleh kembali ke kelas. Terus yang bawa lo ke sini itu Rasya”. Ucap Gigi.
Alisya menengok ke arah Rasya “Dokter bilang gue udah baikkan jadi gue mau ke kelas”. Alisya memaksakan untuk bangun dari tempat pemeriksaan.
“Lo lebih baik di sini aja dulu. Tunggu keadaan lo benar-benar pulih”. Ucap Rasya.
Rasya mencoba menahan tetapi Alisya menolak.
“Gue udah bilang dari tadi gue itu enggak apa-apa. Terima kasih atas pertolongannya”. Ucap Alisya yang masih lemah.
Alisya harus dibantu oleh sahabat-sahabatnya untuk berjalan ke arah kelas. Di depan ruang UKS tersisa Rasya dan Vio.
“Sebegitu paniknya lo sama keadaan Alisya tadi sampai-sampai lo masih perhatian sama dia walaupun sikapnya dia begitu ke lo”. Ucap Vio.
“Gue udah biasa kok sama sikapnya Alisya sama gue. Gue mau tanya kenapa Alisya menjauh dari gue. Apa gue ada salah sama Alisya. Gue coba tanya sama dia tetapi sampai saat ini dia enggak kasih penjelasan. Apa lo tahu”?. Rasya benar-benar ingin tahu apa alasan sebenarnya.
Vio mengingat semua chat yang Alisya utarakan. Akhirnya Vio berani menceritakan semuanya kepada Rasya.
Mendengar cerita Vio membuat Rasya agak sedikit kaget pasalnya hal yang di lakukan itu murni hanya sebatas teman.
Semenjak kerenggangan yang terjadi antara Alisya dan Rasya justru itu membuat Rasya sadar akan perasaannya selama ini.
Rasya hanya menjelaskan bahwa tidak ada hubungan yang ia jalin dengan orang-orang yang Alisya lihat.
Vio menepuk bahu Rasya “gue tahu dari tatapan lo ke Alisya sangat dalam tapi kalau lo suka sama Alisya untuk saat ini lo harus ikhlas karena Alisya udah punya pacar”. Vio hanya bisa memberikan saran tersebut kepada Rasya.
“Lo tenang aja gue tahu kok Alisya udah punya pacar. Semoga aja dia bisa bahagia dengan pilihannya”. Ucap Rasya tenang.
Obrolan mereka terhenti karena Vio harus segera menyusul yang lain ke ruang kelas sekaligus mengecek keadaan Alisya.
Kali ini full bagian Alisya kalau untuk Rasya hmmm staytune aja yah di wattpad aku
Jangan lupa untuk ninggalin jejak like+komen
Sssttt jangan jadi silent readers
Next
👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu Tuk Jadi Pacarmu
Teen FictionPertemanan yang terjadi antara Alisya dan Rasya membuat Alisya jatuh hati padanya tapi saat dia tahu kalau Rasya dekat dengan semua wanita membuat Alisya menjauhi dirinya. Pertemuan Alisya dengan seseorang yang baru ia kenal membuat Alisya berani me...