Bab 11

15 0 0
                                    

Happy Reading ^_^

Alisya POV

Keadaan Alisya semakin hari semakin membaik. Obat dan vitamin yang diberikan dokter telah rutin ia minum. Semenjak kejadian di UKS, Alisya belum memberitahukan kondisinya kepada Alfin. Baginya ia tidak ingin Alfin khawatir dengan kondisinya.

Di kampus, Alisya sudah beraktivitas seperti biasanya. Tawa ceria telah kembali menghiasi wajah ovalnya itu.

Gawai Alisya tiba-tiba berdering. Tertulis nama Alfin di layar kontaknya. Alisya dengan sigap menerima telepon dan Alfin. Alisya agak pergi menjauh dari kelima sahabatnya itu

“Halo Fin. Ada apa tumben telepon aku biasanya kan Cuma lewat chat doang?", ucap Alisya.

“Nanti sore setelah mata kuliah, kita ketemuan di taman kampus yah," ucap Alfin.

“Ok. Nanti sore kita ketemuan”.

“Makasih sayang”.

“Iya sayang”.

Selesailah pembicaraan melalui sambungan telepon tersebut. Alisya kembali menemui kelima sahabatnya.

“Ada apa?". Tanya Rani.

“Enggak ada apa-apa. Alfin hanya ingin ketemuan aja di taman kampus. Jadi nanti kalian duluan aja pulangnya”. Alisya merapikan duduknya seperti semula.

“Tapi lo enggak apa-apa kan lo habis pingsan kemarin?". Vio mengkhawatirkan kondisi sahabatnya itu.

Alisya memegang tangan kanan Vio “Tenang aja yah. Gue bisa jaga diri gue baik-baik”.

Alisya telah berada di tempat parkiran motor. Ia bersiap-siap menuju ke taman kampus.

Jarak dari taman dengan prodi Alisya lumayan dekat. Lokasi taman yang berhadapan dengan gedung Rektorat membuat Alisya memarkirkan motornya tak jauh dari gedung Rektorat tersebut.

Sambil menunggu kedatangan Alfin, Alisya duduk di sebuah bangku tepat di bawah pohon yang rindang. Hal itu membuat Alisya cukup tenang berada di tempat itu.

Mata Alisya terus mencari setiap sudut dari taman itu tetapi bayangan Alfin belum kelihatan juga. Dengan sabarnya, ia memainkan gawai miliknya agar ia tidak bosan saat menunggu Alfin.

“Maaf membuat kamu menunggu. Sudah lama kamu di sini?". Tanya Alfin yang muncul secara tiba-tiba.

Alisya yang kaget dengan suara itu lantas menoleh ke arah sumber suara “ santai aja. Enggak terlalu lama juga nunggunya. Memangnya kenapa kamu bisa telat?".

“Aku tadi habis temenin teman aku ke lab. Barangnya ketinggalan."

Kok gue merasa ada yang beda sama sikap Alfin hmm mungkin cuma perasaan gue aja, pikir Alisya.

“Oh iya, ada apa kamu ngajak aku ketemuan di taman. Biasanya juga tinggal bilang di telepon”. Alisya menanyakan maksud dari Alfin mengajaknya ketemuan.

“Langsung aja. Kamu kemarin di gendong sama seorang laki-laki di hadapan semua mahasiswa lain. Memangnya ada hubungan apa kamu sama laki-laki itu?. Kamu enggak selingkuh dari aku kan?". Alfin terus mencecarkan pertanyaan tersebut kepada Alisya.

Alisya langsung mengingat kejadian di ruang UKS tersebut “kamu tahu dari mana soal itu?. Aku enggak selingkuh dan aku juga enggak tahu kalau kejadian itu dilihat sama mahasiswa yang lain."

“Teman aku yang ngelihat. Berarti kamu menikmati akan hal itu. Bagus yah”. Alfin menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Itu tidak seperti yang kamu pikirkan. Dengerin dulu penjelasan aku. Teman kamu hanya melihat sekilas. Dia tidak tahu apa yang terjadi saat itu”. Alisya berusaha menjelaskan semuanya kepada Alfin.

Menunggu Tuk Jadi PacarmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang