"Dee? Gimana? Gue mesti gimana? Gue enggak mau yang simple aja. Kalau bisa agak spesial gitu kita buat," desak Nova ke Diah yang sejak tadi masih disibukkan dengan tugas fisika di kamarnya.
Diah berdecak, entah sudah berapa kali Nova mengguncang bahunya, menanyakan hal yang sama, tak perduli berapa kali pun tetap ditanyanya meski Diah mengabaikannya. Fisika loh ini, butuh konsentrasi yang paripurna demi hasil yang memuaskan. Syalan lo Nov, enggak liat sikon banget.
"Bentar loh, Nov bentaaaaaar. Lama-lama gue ukir jepara juga bibir lo pakai pulpen dua ribuan neh," Diah menggertakkan pulpennya ke bibir Nova, tapi yang namanya Nova, ekspresinya bakal tetap sama. Datar. Tetap di nada 'do'.
"Enggak apa lo ukir jepara, atau gambar chibi maruko chan, atau gambar Dwi juga boleh di bibir gue, bebas. Yang penting --
Pletak.
Pulpen dua rebu Diah menyentil dahi Nova dengan ringannya, "enak aja lo bawa-bawa berlian gue. Di bibir lo pula, tidak lah yaw."
"Duh. Syalan lo. Pedas, Dee pedas!"
"Kok jadi lo yang nge-gas sih? Gue yang lo gangguin, Nopret!"
Nova merampas pulpen dua rebu milik Diah dan sekarang dia membalas tepat di dahi Diah, "itu nama kesayangan Farah buat gue. Jangan lo pake-pake!"
Diah mengusap dahinya, "aduh aduh aduh. Pedesnya ya ampun. Dasar bacin!"
"Bacin?"
"Babu cinta," tawa Diah membahana di dalam kamarnya.
Pletak lagi, 2 kali lagi loh.
"Eh Setan, sakit banget INI LOOH!?"
"Udah cepat bantuin gue kenapa? Kan lo pengalaman soal ginian?"
"Fisika gue belum --
"Entar gue kerjain."
"Okey siap. Ayo kita buka yutub sekarang."
Syalan neh anak, oke aja lo pas dapet tawaran gitu, Deedee kampret.
Nova menunggu dengan wajah yang terlihat tenang, tapi berbanding terbalik jantungnya yang jedag jedug karena harus memikirkan hal ini. Ia ingin sekali memberikan kesan terbaik pada Farah, dan ingin meyakinkan Farah melalui persembahan kecil ini bahwa ia sangat serius dengan pilihannya, dengan perasaannya pada Farah Meswari.
Bibirnya terus berulang melafazkan kalimat semoga diterima layaknya mantra yang bisa membuatnya percaya diri untuk meneruskan eksekusi penyataan cinta ini.
Bosan menunggu, Nova berinisiatif melirik ponsel Diah, mencari tahu apa yang sedang dilihatnya dari tadi. Tidak ada percakapan sama sekali, bisa-bisa Diah malah melayang entah kemana.
Dan benar dugaan Nova, Diah sekarang sedang membuka instragram dan men- stalking akun yang Nova tak tenal siapa itu. Setiap foto yang dia lihat, terus di like -nya.
Nova menggeleng, "gue bilangin Dwi baru tau rasa lo. Katanya udah tobat."
Diah membeku, lalu menyengir, "jangan lah. Cuma liat-liat sambil laik laik (like) doang kok."
Bola mata Nova berputar, "jadi mana? Katanya mau cari?"
"Okey siap," Diah langsung berseluncur ke youtube, dan dalam beberapa detik, ia menemukan apa yang dicarinya.
Diah memberikan ponselnya, "neh, lo liat. Mau yang mana?" Diah memperlihatkan salah satu channel yutub.
Nova melihatnya sampai usai, lantas ia mengangguk sambil tersenyum, "gue suka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dehidrasa (GxG - COMPLETE )
Ficção Adolescente[ Terima kasih sebelumnya karena tidak memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun 🙏 ] [ GxG Content ] Demi menghindari seseorang yang terus menerornya, ia melakukan sebuah kesalahan dengan mengambil foto sembarang orang untuk dipublikasikan sebagai...