🍂5

104 13 1
                                    

Ara membuka pintu rumah nya pelan. sunyi dan sepi, ia berfikir apa Renjun membohonginya?.

Ara mulai melangkahkan kaki ke kamar Renjun, kalau benar ia dibohongi, Ara berjanji akan menjambak anak itu.

Klek!!

Terlihat Renjun yang melonjak kaget mendengar suara pintu kamarnya terbuka.

"Ya ampun kak, assalamualaikum dulu kek" omel Renjun sambil memandang Ara kesal

"Lu bilang mama papa berantem, sepi begitu di bawah, lu boongin gua haa"
Teriak Ara sambil menatap Renjun kesal

"Udah telat, lagian lu lama amat pulang nya, kasian mama nangis, gua panik gak pernah liat mama nangis begitu"

"Ha? Mama nangis? Trus gimana sekarang? Emang masalah apa sih? Ahh gua cek mama dulu"

"Eh eh mama udah tidur, jangan ganggu, gua juga gak tau masalah apa, mama cuma jawab salah paham doang, tau gak sih kak, gua gak pernah liat mama papa se emosi itu, sampe papa keluar rumah, bawa tas gede, gua takut kak"

Ara termenung, ia pun cemas, sebelumnya keluarga mereka tidak pernah ada masalah, selalu rukun dan bisa dikatakan harmonis.

Ara memandang Renjun, anak itu mulai menggigit kuku jari tangan nya. Kebiasaan Renjun kalau cemas dan panik adalah menggigit kuku tangannya.

"Udah gak usah takut, besok gua tanya sama mama, lu tidur sana, udah malem"

***

Jaehyun termenung, setelah perkataan Jaemin kalau Ara sudah memiliki pacar membuat nya shock. Kenapa Ara tidak pernah menceritakan ia sudah memiliki pacar? Jaehyun sedikit kecewa Ara tidak jujur dengan nya. Dan apa kabar hatinya? Apa ia harus merelakan Ara dengan yang lain?

Benar kata Jhonny dan Taeyong, ia bisa menyesal kalau tidak bergerak cepat. Bodoh? Sangat. Apa salahnya ia jujur akan perasaan nya, Jaehyun meratapi nasib nya, pikirannya kalut. Hanya Ara yang dapat membuat ia segila ini.

Padahal Jaehyun sudah susah payah membuat Ara tidak menerima cowok-cowok yang mendekati wanita tersebut. Lalu kenapa Jaehyun masih saja tidak jujur akan perasaannya? Entahlah pria itu sangat bodoh.

***
Canggung dan hening, hanya suara dentingan sendok terdengar sesekali. Ara menatap ibunya intens, terlihat sembab dan merah di mata Desi. Terlihat lemas, sesekali menghela nafas berat. Benar kata Renjun, kalau ibunya menangis semalam.

" Ma" Ara mulai bersuara,dan menatap Desi. Renjun menatap Ara dan ibunya bergantian

" Iya ra, ada apa?" jawab Desi dan memberhentikan aktivitas nya.

"Renjun semalam udah cerita, hmmm, mama sama papa ada masalah?" tanya Ara ragu, ia sedikit cemas.

Desi menunduk sedih, ia tau pasti anak-anak nya akan bertanya tentang masalah semalam. Ia berfikir, apa harus jujur kepada Ara dan Renjun? Kalau ayah nya selingkuh?

"Ma Ara harap mama jujur sama kami" Ara memeluk Desi dari belakang menenangkan Desi.

"Mama marah sama papa kamu, karna papa kamu sibuk kerja akhir-akhir ini, dan gak mikirin penyakitnya, tapi papa kamu malah marah, trus keluar rumah "

Desi meringis di akhir ucapan nya, ia harus berbohong untuk menutupi kesalahan suaminya, ia tak mau Ara dan Renjun mengetahui kebejatan ayah mereka.

"Ya ampun mama, kayaknya papa banyak pikiran, nanti Ara coba telpon papa ya, biar Ara yang ingetin papa"

"Gak usah sayang, kayaknya papa kamu beneran sibuk, besok juga udah balik ke rumah kok"

Ara dan Renjun saling menatap. Ara sedikit heran, ada yang berbeda dari ibunya.

***
Jaemin menatap dirinya di kaca, lalu merapikan rambut coklat nya dengan minyak rambut. Menyemprotkan parfum ke seluruh baju dan mulai bergaya bak model profesional.

"Mau kemana Jae?" tanya Dena sambil menatap Jaemin dari kepala ke kaki

"Ya ke tempat les ma, kan mama kemaren yang nyuruh"

"Masih satu jam lagi, jangan terlalu rajin juga kali Jae, tapi kok rapi amat? Kayak mau pergi kondangan aja kamu"

"Mau ketemu calon bini dulu ma, hehe"

"Ya ampun, kamu tu genit amat" ucap Dena sambil cubit lengan Jaemin

"Duh ma, namanya juga usaha, semangatin kek" ringis Jaemin sambil mengelus lengan nya.

"Yaudah semangat, jangan malu-malu in mama ya"

"Iya, pergi dulu Assalamualaikum"

***

"Pagi kak Ara" Jaemin menyapa Ara dengan cengiran khas nya

Ara menatap Jaemin dari kepala ke kaki, dan sedikit mengendus, kenapa Jaemin seharum dan serapi ini?

"Mau kemana rapi amat?"

"Mau liat my honey bunny sweety Ara ku dong, biar hari ini tambah semangat"

"Idih alay lu"

Jaemin beranjak dan mulai duduk memandang Ara yang dari tadi sibuk menyapu lantai teras.

"Jae, lebih baik lo ke rumah, trus belajar sono"

"Gak ah, enakan juga mandang bidadari"

"Katanya mau jadi polisi, ya harus rajin belajar" ucap Ara yang masih sibuk menyapu lantai

"Itu cita-cita waktu SD, sekarang beda"

"ahh labil lu"

"sekarang mau jadi laki lu kak hehe"

"SEKALI LAGI LU GODAIN GUA, NIH SAPU UDAH DI KEPALA LUU" teriak Ara sambil mengangkat sapu nya ke arah Jaemin

"Duh cantiknya calon istriku"

PLAK!!

"Kak, sakit" rintih Jaemin dan mengelus kepalanya.

"Lagian lu, nyeselin amat sih" Ara mengelus kepala Jaemin yang tadi ia pukul. Jaemin menggenggam tangan Ara.

"Setiap liat wajah lo kak, gua berasa liat masa depan, lu penyemangat gua dari dulu sampe sekarang, makanya gua gak bisa nahan godain" Jaemin berkata se serius mungkin.

Ia menatap mata Ara berbinar, mengungkapkan kekaguman nya. Ara terpaku pandangan Jaemin, entah kenapa ia sedikit tertegun mendengar perkataan Jaemin

"OKE, CUT"

Jaemin dan Ara terkejut mendengar teriakan Renjun yang mengganggu scane romantis mereka. Ara langsung menjauh dari wajah Jaemin. Dan menarik tangannya.

"Ah lu Jun, ganggu mulu" Ucap Jaemin kesal

Ara beranjak pergi dan mengelus dadanya pelan, jantungnya mulai berdetak keras, ada apa dengannya? Ia harus tahan, ia tak boleh jatuh dalam pesona Jaemin

.
.
.

.
.
.

.
.
.
.
.
.
Jaemin yang suka nyengir gak jelas 😂😍

 Jaemin yang suka nyengir gak jelas 😂😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Tbc

Beauty Noona [ Na Jaemin ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang