Sebegitu gembelnya kah cerita gue sampai 100+ readers, tapi cuma 8 yang vote?
Multi: ootd Ella pas farewell party
♥•♥•♥•♥•♥•♥•♥•♥•♥•♥
"Evan kemana coba?" Ditelponin sampai 7 kali didiemin aja, nggak diangkat.
Farewell Party nanti malem, dan Evan menghilang. Ditelponin, nggak diangkat. Di Line cuma diread. Sekali lagi, di read woy!
Padahal dia pernah nawarin diri untuk jadi partner gue pas perpisahan. Dan sekarang dia nggak tau kemana.
Finally, gue memutuskan pergi ke farewell itu sendirian, tanpa partner.
***
"OMG, lo cans banget, Ndi," Seruan perempuan berteriak betapa cantik temannya berkumandang memenuhi ballroom hotel ternama di Jakarta.
Gue hanya memutar bola mata, melihat kealayan temen-temen gue. Padahal gue sendiri cuma pake dress hitam simple sama heels hitam.
"Test test. Ah ya, temen-temen bisa ditunda dulu ngobrolnya. Acaranya akan dimulai," Ujar Bagas, sang ketua OSIS ditengah panggung.
Kita semua melihat kearah panggung dan mendengar host mulai berbicara. Yang lain exited menonton pertunjukan dari temen-temen. Gue nggak. Boring.
"Finally, pertunjukan dari cogan pindahan.. Jonathan Kelvin!"
Sontak, gue melihat kearah panggung. Sesaat, semua menjadi gelap. Hening seketika. Samar-samar, terlihat seseorang duduk di tengah panggung.
Jreng..
Suara petikan gitar mulai terdengar. Saat intro habis, dan gitar itu berhenti dimainkan, lampu dihidupkan.
"When i look into your eyes," Terdengar suara dan tepukan teman-teman heboh.
Gue langsung tau, I Won't Give Up. Lagu kesukaan Joe. Tanpa sadar, gue tersenyum. Melupakan kebencian gue pada Joe.
"It's like watching the night sky,"
Gue nggak tau, tapi Joe terlihat menatap gue dalam. Gue melihat kepedihan dimatanya. Dan kemudian, gue melihat seseorang dibelakang gue.
Gue menoleh kebelakang. Dipaling belakang. Evelyn, pacar Joe.
Haha. Lo bego, La. Masih sempet mikir kalo lagu ini buat lo? Hah.
"Sorry kita telat!" Teriak sepasang manusia berbeda jenis kelamin dari arah pintu.
Tentu, membuat lagu yang dinyanyikan Joe terhenti. Pandangan orang-orang teralihkan pada sepasang manusia itu yang bisa dipastikan mereka sepasang kekasih.
Dan, sadisnya sepasang kekasih itu adalah Evan, gebetan gue. Dan Fela, sahabat gue.
Mereka jadian? Seriously, Evan nggak bisa dihubungin dan dia lagi asik-asiknya sama Fela, sahabat gue.
Teman-teman lain riuh berkata 'cie' pada kekasih terlambat itu.
Gue berlari keluar ballroom, menuju keluar hotel. Teman-teman gue teriak memanggil nama gue, dan gue nggak peduli. Selama berlari gue hanya berfikir, 'kenapa harus Fela?'
Kenapa harus orang yang paling ngerti gue. Kenapa harus Fela yang notabene tempat curhat satu-satunya gue
Inikah akhir dari kisah cinta gue? Inikah akhir kisah tentang cinta pertama gue?
Hujan. Gue memanggil taxi, dan menaikinya.
"Kemana, Neng?" Tanya supir taxi. Gue sendiri nggak tau mau kemana.
Tempat dimana kenangan itu ada. Taman! "Ke Perumahan Grand Galaxy, Pak,"
Pak Supir menghidupkan radio.
"Hai semua pendengar, malam minggu kali ini hujan ya, aduh doa jomblo terjawab,"
"Haha, iya nih. Gue punya lagu yang cocok buat menemani para jomblo,"
Setelah perkataan basa-basi penyiar itu, terdengar alunan musik nan sedih.
Kau pernah bilang cinta
Akulah satu-satunya
Kau bilang ku sempurna
Kau cinta aku selamanyaDan kau tuliskan lagu
Semua tentang diriku
Kau katakan padaku
Jangan ragukan cintamuSemua hanya rangkaian kata
Yang kau sebar ke semua wanita
Ooh bodohnya aku sempat percayaKamu..
Sempat buatku berpikir semua
Yang kita punya nyata
Kamu..
Dan semua kata-katamu semua
PalsuKampret. Ini lagu pas banget sama kisah gue dengan Evan. Elah, kagak bisa diajak kompromi banget dah radio.
Untung udah sampe, "Nih, Pak, uangnya. Ambil aja kembalinya."
"Lah, uangnya kan pas, Neng," Celetuk Pak Supir polos. Eh iya, uangnya pas._.
♥•♥•♥•♥•♥•♥•♥•♥•♥
Bentar lagi tamat:v

KAMU SEDANG MEMBACA
First&Last
Novela JuvenilMau lo cinta pertama kek, ke 5, ke 9, atau ke 14... Namanya jodoh mah jodoh aja. Copyright© 2014 by DaniellaRuthAnggita.