6. False Date

1.5K 69 4
                                    

Haloo:* Cover, Tittle sama Sinopsis ganti? Iyaa. Kayaknya jauh beda dari yang dulu ya? Keliatannya alurnya juga beda nih. Enggak kok. Alur, tokoh, latar tetap. Waktu itu, gue masih ngasal ngasih judul sinopsis sama cover karna masih bingung. Tenang aja, enjoy it♪

Btw, itu ootd Ella pas ngedate.

♥•♥•♥•♥•♥•♥•♥•♥•♥

"Nggak ada apa-apa sih. Tadinya kita mau ngajak ke KoKas. Main DDR, ditraktir Indi, tapi elonya ditelponin kagak diangkat," Fela.

"SMS nggak dijawab. Pas gue tanya Evan, katanya lo udah pulang dengan kaki cidera. Terus kita malah ngira, gara-gara lo cidera, jalannya nggak bener, trus ketabrak, trus mati ditempat," Lanjutnya polos. Saking polosnya pengen gue gebuk. Gue yakin mukanya lagi tampang bloon.

"Pikiran kalian kejauhan, woi!" Komentar gue sebal. Yaiyalah, coba bayangin. Sahabat lo, pada panik, ngira elo ditabrak dan mati ditempat. Mirip-mirip doain gitu 'kan yaa?!

"Yaudah, kapan-kapan aja main DDRnya. Gue mager banget. Udah ya, see you tomorrow," Gue langsung matiin, tanpa sempet dia jawab.

Gue melangkah menuruni tangga dengan rambut awutan dan kacamata miring-miring. Bonyok belom pulang. Gue liat meja makan, udah ada udang kesukaan gue dan sop brokoli. Mbaaak, lo tau aja gue lagi pengen apa.

***

Gue berjalan dikoridor yang masih sepi, dengan sweater coklat bermotif favorite gue. Kaku gue  memutuskan melangkah pergi ke balkon sekolah. Hujan.

Puk! Sebuah tangan berada di pundak gue. Gue menengok. Evan?

"Hai, La. Kemaren lo nggak papa kan?" Tanyanya seperti kawatir. Mukanya unyu:3

Gue menggeleng pelan, lalu tersenyum, "Nggak papa kok, thanks udah nanyain,"

"Slow kali sama gue, eh iya, gue beli capuccino anget nih, sayang gue belinya cuma satu gelas, berdua ya?" Tawarnya. Gue cuma bisa tersenyum, dan mengambil gelas itu. Meminumnya perlahan.

Berdua dengan gebetan--Evan-- di balkon sekolah, memandang hujan, seraya meminum capuccino, satu gelas berdua. Hm, pagi yang sangat indah untuk mengawali hari ini.

"La," Panggilnya. Gue cuma membalas dengan dehaman.

"La," Panggilnya sekali lagi seperti belom puas, gue kembali berdeham.

"Ella,"

"Apaa?!" Gue menjawab dengan setengah berteriak. Kisil, lama-lama. -_-

"Lop yuu,"

Gubrak! Nih bocah otaknya udah sengklek. Kebanyakan nonton sinetron Mak Ijah. Tangannya pake dibikin lope-lope gitu lagi. Geli.

Tapi gue nge-fly.-.

***

Istirahat tiba. Melupakan sejenak pelajaran dihari yang membosankan. Tapi tidak bagi gue. Hari ini, sepertinya bakal jadi lucky day gue.

"Eh La, gimana lukanya?" Tanya Joe. Tumben, selama pelajaran Joe banyak diam. Nggak rese.

"Udah nggak papa kok," Jawab gue sekenanya. Dia ber'O' ria. Lalu dia berjalan menuju teman-temannya.

Joe aneh. Bukannya aneh sih, itu hal wajar. Maksudnya, dia kan biasanya rese, trus kepo. Kok dia.. Cuek? Heh, bukannya itu yang gue pengen?!

Gue nggak mau banyak mikir, gue langsung cabut ke kantin dan menyantap Mie Ayam, bareng DeFelSalIn.

"Chairmate baru lo itu, anak baru, La?" Tanya Fela, gue mengangguk.

"Ganteng, La, gue suka dia, kayaknya."

First&LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang