Part 29

1.8K 133 34
                                    

Happy Reading
....

Aryo benar-benar pergi meninggalkan rumah untuk sementara waktu, tetapi  Raisa tetap ikut bersama Yana di rumah. Karena sejauh ini Raisa lebih susah kalau dipisahkan dengan Yana, ketimbang dirinya. 

Bukan hanya Yana sebenarnya yang perlu menenangkan diri, dan memikirkan keputusan apa yang akan dia ambil.

Tetapi Aryo juga memanfaatkan keadaan ini untuk menenangkan diri juga, mempersiapkan kemungkinan terburuk yang kemungkinan besar akan segera dia terima. Aryo juga sudah mulai memikirkan kelanjutan hidupnya setelah bercerai dengan Yana nantinya.

Sebenarnya bukan hanya Rama dan Yana yang merasakan dilema. Aryo juga mengalami hal yang sama. Aryo sudah terlanjur mencintai Yana, sangat mencintai Yana. Tetapi demi kebahagian Yana, Aryo ingin mengesampingkan perasaannya sejenak.

Aryo berharap semoga keputusannnya ini bisa sedikit menebus kesalahannya di masa lalu kepada Rama, Rama yang berbesar hati tidak memberatkan dirinya di Peradilan, sehingga akhirnya dia bisa dibebaskan, setelah apa yang ia perbuat kepada Rama.

Walaupun sebenarnya, Aryo tidak berniat seperti itu kepada Rama. Aryo hanya terpaksa, demi Ayahnya. Setiap kali Aryo ingin mangkir dari suruhan Raniya, Aryo terbayang Ayahnya yang telah tua renta itu akan mendekam di penjara. Aryo tidak tega, apalagi kalau ia sudah mengingat wasiat Ibunya sebelum meninggal, untuk melindungi Ayahnya.

Kalaupun misalnya Ayahnya tidak bisa Raniya dan Pak Sam jebloskan ke penjara, sudah barang pasti nyawa ayahnya di ujung maut. Aryo sebagai anak tidak tega.

Setelah semua terungkap, Ayah Aryo baru mau jujur soal kejadian itu. Jadi perintah yang Ayah Aryo terima hanyalah membawa Pak Adi dan Istrinya secara paksa untuk menemui Bu Raniya dan Pak Sam, jadi Ayah Aryo diperintahkan menjegat mobil Pak Adi dan istri di tengah jalan, tetapi ternyata rem truck itu sudah dibuat blong oleh Pak Sam, alhasil truck yang dikemudikan Ayah Aryo melindas mobil Pak Adi dan istri.

Ayah Aryo juga tak sadarkan diri. Dan saat sadar Ayah Aryo sudah berada di rumah Bu Raniya dan Pak Sam. Beliau diancam habis-habisan untuk tutup mulut. Dengan kondisi yang sudah lumpuh total Ayah Aryo tidak  berdaya.

Aryo sudah mengakui semua kesalahannya kepada Rama, menceritakan semua yang terjadi tanpa ada yang ditutupi lagi. Aryo juga bersedia menerima hukuman apapun yang hendak Rama berikan kepada dirinya. Tetapi justru, Rama sangat berbaik hati, dan pemaaf. Rama tidak ingin memperpanjang masalah, dan berbesar hati memaafkan Aryo.

Begitupun dengan Yana, Aryo juga telah mengatakan yang sebenarnya kepada Yana, menceritakan semuanya tanpa ada yang ia tutup-tutupi lagi, meminta maaf kepada Yana seperti yang ia lakukan kepada Rama.

Sama dengan Rama, Yana juga bisa memahami keadaan Aryo. Yana juga berbesar hati memaafkan Aryo.

Oleh karena itu, Aryo merasa sudah cukup orang baik seperti Rama dan Yana mengorbankan perasaan, mereka sudah sepantasnya bisa menggapai kebahagian bersama, tanpa ada penghalang lagi.

Aryo sebenarnya bisa saja langsung menceraikan Yana, tetapi Aryo tidak tega kalau Yana harus mengalami hal seperti itu untuk kedua kalinya, diceraikan secara tiba-tiba tanpa mengetahui kesalahannya. Aryo tidak ingin menjatuhkan harga diri Yana kedua kalinya, biarlah perceraian itu terjadi atas permintaan Yana sendiri.
....

Aryo meminta untuk bertemu bersama Rama.

Setelah Empat tahun berlalu, untuk pertama kalinya mereka bisa bertemu lagi.

"Sehat Ram?" Aryo menjabat tangan Rama.

"Kaku banget sih cara bicara lo!" Rama meninju lengan Aryo.

Rama & Yana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang