Ini cerita gue yang sering di panggil REGISTHA lah, RETA lah, kalo guru manggil gue Cahya.
Baru sekitar 2 minggu gue belajar di sini, gue punya temen 2 yang satu baru kenal SMA ini dan yang satu dari SMP.Yang gue rasain di kelas begitu panas padahal sudah di karuniani 2 AC, dan satu kipas, namun anak anak di sini jarang menggunakan semua itu waktu pagi hari, apakah mereka tak tahu tadi bagaimana reta berangkat sekolah?, ah sudahlah lupakan.
"Anjir panas banget woy" kesal reta sambil duduk di samping temannya lebih tepat di dekat jendela.
"Aelah baru dateng dan marah marah kayak kagak tau nih orang pada norak" kata temen se bangku gue Shireena Nabila Juanda, biasa gue panggil bila!.
"Ho'oh lu, kayak biasa tinggal buka jendela, ribet !" Kata temen lama gue dulu gak terlalu deket sih waktu SMP ~Anaya febria Athayansah~ kadang kadang gue panggil Ria kalo gue kesel sama dia, tapi seringnya Naya.
Oke sekarang versi author biar gak ribet.
Saat reta membuka jendela sepertinya jendela ini mengenai seseorang yang berjalan buktinya tadi terdengar suara dentuman ke dua benda bertabrakan.
Kini kepala reta menyempil di jendela. Di liatnya laki laki berperawakan tinggi memegang dahinya yang membiru, hadeuh pasti itu pusing sekali, ah merinding author ngebayangin, coba deh kalian kalo ke jedut puyeng kan? Apalagi tanpa sengaja seperti tadi pasti sangat keras benturannya. Disampingnya ada 3 laki laki yang cukup tinggi juga.
"Eh kak maaf ya gak sengaja, sini gue obatin" kata reta ingin mengusap laki laki itu namun di tepis kasar.
"Gak perlu" jawab laki laki itu. Lalu pergi meninggalkan antek anteknya.
"Wuih cantek amat lo, maapin bos kita dia sok cuek padahal mah dia ma-" kata laki laki itu terpotong, dia memiliki gaya rambut yang agak panjang.
"GC, jadi gak?" Kata orang yang tadi cuek bebek itu.
"Iya bentar, bay adek kelas cuntaq" kata laki laki yang tadi di ikuti jitakan dari 2 laki laki di belakangnya.
"Insap woy, itu si Nita mau lo gimanain" kata laki laki yang cukup ganteng.
"Halah bacot!, udah gc sebelum bos marah" kata laki yang tadi menggoda reta.
Menghela napas itu lah yang di lakukan saat Reta kembali mendudukkan pantatnya itu di kursi. Temannya pun masih agak kebingungan melihat kejadian tadi.
"Tuh cowok sapa sih cuek banget" gumam reta.
〰️〰️
Reta, Shireena dan Naya berjalan menuju kantin yang terdapat berbagai macam makanan dan snack. Saat perjalanan Reta melihat bola basket di depannya diapun mengambil lalu di lempar dengan kasar tanpa menoleh ke lapangan.
Nyatanya kini lapangan sangat ribut mereka bertiga menoleh ke arah lapangan dan benar saja ada seorang lelaki tamvan tergeletak, menurut ciwi ciwi sekolah.
"Woy siapa yang ngelmpar bola, bangsat!" Teriak Rehan.
"Waduh ini kenapa?" Tanya pak wadiyo, waka kesiswaan.
"Au pak, tadi ada bola api terbang, eh ralat maksudnya bola basket terus kenaan nih bocah dah pak" kata Zarlin.
"Siapa yang melempar bola tadi?!" Tanya pak wadiyo sambil berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Registha
Teen FictionMenjadi anak dengan orang tua tunggal bukan berarti menjadi liar dan bad girl. Namun tetap saja ada sifat sifat itu walau tak mencolok. Mempunyai 2 sahabat yang baru beberapa bulan kenal namun sudah merasa seperti saudara sendiri. Hargai author deng...