Bagian #1 "Kehilangan"

438 155 152
                                    

Flashback on

"Kayanya lebih baik kita udahan sampai sini aja, ta"

"kenapa?!"

"Udah ngga cocok kita Ta, tujuan kita udah beda"

"Beda gimana, Nan?! Dua taun kita bareng trus tiba-tiba kamu ngomong kaya gitu, apa kamu pikir aku bakal terima gitu aja, Nan?!"

"Ya karna itu ta, 2 taun kita sama-sama dan ternyata makin sini hubungan kita udah ngga kaya dulu lagi, udah ngga sehat, apa kamu ngga sadar Ta? Maaf"

Flashback off

Sejak dua hari yang lalu, kejadian itu masih terngiang-ngiang di kepalaku. Bagiamana dengan tiba-tiba dia memutuskan aku secara sepihak. Dia yang saat ini aku malas sekali menyebut namanya.

Manusia menyebalkan yang sudah membuat hari-hariku rasanya seperti tidak punya tujuan hidup dan lihat dia sekarang.

Di meja pojok kantin sedang asyik tertawa dengan anak satu gengnya, sialan!

Kenapa laki-laki bisa lupa semudah itu. Apa memang setiap laki-laki memiliki riwayat penyakit pikun? Aku pikir tidak juga. Lalu kenapa dia bisa terlihat sebahagia itu, sedangkan aku di sini?

Oh lihatlah, aku sudah terlihat seperti mayat hidup. Mataku bengkak, bibirku pucat dan tidak usah dibayangkan, aku malu.

Jika kalian menebak-nebak aku sedang memperhatikan manusia itu diam-diam dari jauh? Kalian betul. Sekarang aku sedang memperhatikan seorang Adnan Renaldo yang sudah mendapat predikat menjadi mantan pacar sejak 2 hari yang lalu.

Aku masih ingat betul bagaimana gencarnya dia saat mendekatiku dulu. Adnan yang dulu satu SMA denganku, Adnan yang dulu sering mengajakku pulang bersama, Adnan yang rutih mengantarku makanan kecil setiap istirahat, dan Adnan yang selalu percaya kepadaku bahkan ketika orang lain tidak ada satupun yang mempercayaiku.

Flashback on

"Ta, pulang bareng ya nanti?"

"Eh? Aku ada ekskul nyanyi nanti sore Nan, aku bisa pulang sendiri nanti"

"Ngga papa, aku tungguin"

"Tapi Nan.. "

"Aku maksa Ta hehe, yaudah aku cuma mau bilang itu, semangat belajar Ta"

Kemudian setelah aku selesai. Dia benar-benar menungguku di bangku lorong sekolah.

Dia tersenyum menyambutku. Tidak ada umpatan atau keluhan dari dia yang sudah menungguku hampir dua jam sendirian di sekolahan yang sudah mulai lumayan sepi.

Flashback off

Entah kenapa sulit sekali rasanya untuk sekedar melupakan hal kecil dari Adnan, bagaimana tidak?

Dua tahun itu bukan waktu yang sebentar juga bukan waktu yang terlalu lama. Banyak hal yang belum sempat aku lakukan dengan dia, sampai akhirnya cerita itu ditutup secara paksa.

Aku sangat mencintai Adnan, aku menyayanginya begitu sangat.
Fantasiku kadang juga terlalu jauh memikirkan kedepan mengenai aku dan Adnan. Untuk sekarang, aku hanya bisa mengubur rasa itu dalam-dalam.

Ralat! Masih mencoba, belum berhasil. Sebab seberapa keras usahaku melupakan, seberapa keras usahaku membenci Adnan, dia tetap Adnan, Adnan yang selalu punya tempat di sini, di hatiku.

"Hei! Baksonya dingin tuh, esnya juga kasian dianggurin, lama-lama lama ditinggalin loh nanti, udah dingin dianggurin"

Suara itu membuyarkan lamunanku tentang seseorang yang sekarang sudah menjadi masa laluku. 

He's AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang