Dan kau hadir
merubah segalanya,
menjadi lebih indah
kalau kamu baca terus vote & comment
membuatku merasa sempurnaa
Hohoho, intronya numpang nyanyi dulu gengs.
Selamat Membacaa!! Enjoy!
***
Jangan terlalu dipikir, dia pergi aja ngga pernah mikir-mikir dulu
***
Selepas kepulanganku tadi siang, tentunya dengan Amara yang terus mengoceh sepanjang perjalanan.
Saat ini aku hanya menghabiskan waktu mingguku dengan tiduran sambil mendengarkan lagu-lagu '90an yang aku putar lewat ponselku.
Suara bel rumah menyadarkanku yang sebentar lagi hendak memasuki alam mimpi. Bunda pergi, terpaksa aku yang harus turun ke lantai bawah untuk membukakan pintu dengan malas.
Siapa sih yang bertamu dijam-jam orang istirahat, batinku.
"Assalamualaikum"
Ceklek
"Waalaikumsalam" Aku menjawab dengan rasa ogah-ogahan ketika mengetahui siapa yang baru saja mengganggu waktu tidur siangku.
Dia tersenyum
"Masuk" Aku berjalan ke sofa mendahului Abi
"Sendirian, Ta?"
"Menurutmu?"
"Ngga tau"
Aku masih dalam mode kesal terhadap Abi. Pertemuan dengan Irgi kemarin tidak membuatku lupa bahwa aku dengan Abi masih dalam status yang bisa dibilang perang dingin.
Aku menyenderkan punggungku ke belakang sofa. Televisi aku nyalakan supaya suasana tidak begitu terasa canggung.
"Ngga bosen, Ta?"
"Baru pulang tadi"
"Darimana?" ucap Abi penasaran.
"Keluar sama Amara"
Hanya terdengar suara gumaman dari mulut Abi
"Aku bawa makanan, nih"
"Taruh aja di meja" tunjukku menggunakan dagu.
"Masih kesel juga?"
Aku mengangkat bahu acuh.
"Bingung aku, Ta"
"Siapa juga yang suruh mikir" sautku
"Kamu"
Aku mengernyit menghadap Abi.
Dia tersenyum sambil berkata "engga ya?"
Kemudian suasana kembali sunyi. Hanya seruan acara di televisi yang memenuhi ruangan saat itu.
"Mau kemana?" tanya Abi saat aku beranjak dari posisi dudukku.
"Ini rumahku dan aku ngga bakal kabur" Aku pergi ke dapur sekedar untuk membuatkan minuman untuk Abi.
"Maaf cuma ada ini" ucapku sambil menaruh gelas yang berisi cairan orange ke meja.
"Kaya ke siapa aja" jawabnya dengan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Abi
Fiksi Remaja"I just wanna to feel free, bahkan tanpa adanya sosok dia" "Kenapa?" "Aku cuma ingin tidak terlalu terlihat seperti seorang pengecut, Bi! Dia datang dengan niat baik, tapi aku acuhkan begitu saja saat dia sudah berani mengatakan perasaanya. Aku tida...