"Tapi banyak kok Ta sahabat jadi Cinta"
***
Hari ini dengan segala niat yang telah aku kumpulkan sejak seminggu yang lalu, akhirnya aku melakukan agenda mingguanku yang sempat tertunda beberapa bulan ini. Berlari mengelilingi komplek rumahku kupikir sudah lebih dari cukup. Cuaca hari ini pun sangat mendukung, Matahari yang masih malu-malu untuk keluar dan udara sejuk pagi hari tentunya.
Jalanan komplek rumahku memang lumayan sepi jika Minggu hari. Kebanyakan orang melakukan Car Free Day di luar, sebagian ada yang beribadah, dan sebagian juga aku yakin masih bergelut di dalam mimpi.
Aku mampir sejenak di taman yang tidak jauh dari komplek rumahku, lokasinya memang dekat dengan jalan raya tapi udara disini masih cukup bagus karena masih pagi juga mungkin.
Aku duduk di bawah pohon entah pohon apa yang jelas lumayan enak dan tidak panas berada disini, sambil sesekali meneguk minuman di botolku, tidak lupa earphone yang bertengger ditelingaku sedari tadi.
"Orinta? " Aku mendongak ke atas "Ngapain disitu Ta? " Ternyata Alfi.
"Hah? "
Tangannya menunjuk-nunjuk telingaku "Itu dilepas dulu"
Astaga! Aku lupa aku masih memasang earphoneku. Pantas saja aku tidak bisa mendengar dia berbicara apa.
"Oh iya, hehe"
"Kayanya asyik banget dengerin lagunya, sampe ngga sadar gitu" ucapnya yang sekarang sudah duduk di sebelahku.
"Biasa aja kok"
"Udah lama disini"
"Baru, sekitar 15 menit yang lalu. Kamu sendiri? "
"Udah dari tadi. Tumben, biasanya aku kesini ngga pernah liat kamu"
"Iya lagi pengin aja, Al"
"Eh, bukannya jarak dari sini ke rumahmu lumayan jauh ya? "
"Ya ngga terlalu lah, aku keasyikan lari jadi tiba tiba aja udah nyampe sini hehe"
"Emang kamu kuat pulangnya nanti Ta"
Aku meringis "Belum aku pikirin Al"
Lagi lagi otakku kurang berjalan dengan sempurna. Mana mungkin aku kuat berjalan dari sini ke rumah. Bisa bisa besok aku bolos kelas karena pegal-pegal kakiku
"Pulang bareng mau? "
"Emang mau?"
"Ya kalau kamu mau sih"
"Boleh" jawabku senang.
"Sekarang? Apa nanti? "
"Bentar ya Al, aku masih betah disini"
"Ngga papa Ta, santai aja"
Ada jeda diantara kami saat kemudian aku menanyakan "Kamu satu jurusan sama Abi kan Al"
"Iya, kenapa?"
"Abi kalau dikelas gimana, Al?"
"Ya kaya gitu aja Ta, kaya biasa"
"Hmm maksudnya apa Abi pernah deket sama perempuan di kelas? "
Aku berbicara dengan sangat hati-hati. Karena disini Alfi posisinya masih menjadi orang asing yang baru aku kenal. Bisa aja mulut dia ember, atau mungkin juga dia tukang gosip.
"Ada"
"Siapa? "
"Marsha"
Dia lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Abi
Teen Fiction"I just wanna to feel free, bahkan tanpa adanya sosok dia" "Kenapa?" "Aku cuma ingin tidak terlalu terlihat seperti seorang pengecut, Bi! Dia datang dengan niat baik, tapi aku acuhkan begitu saja saat dia sudah berani mengatakan perasaanya. Aku tida...