Bagian #2 "Why?"

249 142 62
                                    

Aku memberhentikan langkahku yang hendak pergi meninggalkan kampus ketika tiba-tiba datang orang asing yang menyapaku dari arah depan.

"Eh, iya? Siapa?"

"Alfi"

"Alfi?" Aku mengernyit bingung, setauku aku tidak pernah kenal dengan manusia satu ini. Tapi tiba-tiba saja dia datang memanggil namaku.

"Udah baca smsnya Abi?"

"Oh, kamu Alfi temennya Abi" Rupanya dia bisa membaca raut wajahku yang kebingungan "Ita, namaku Orinta, panggi aja Ita"

Dia mengangguk tanda paham "Mau langsung atau gimana?"

"Hah?"

"Maksudnya siapa tau kamu mau pergi kemana dulu gitu?" tawarnya ramah.

"Mau?"

"Gimana?"

"Kamu mau nemenin?"

"Aku sih mau aja, tapi apa kamu yakin pergi sama laki-laki yang baru tiga menit di kenal?"

"Aku sendiri ngga tau kenapa tiba-tiba bisa ngomong gini. Semoga aja sih yakin, mukamu kayanya ngga cocok jadi tampang kriminal"

"Emang cocoknya yang gimana?"

"Cocoknya lebih baik kita cepetan berangkat udah mau hujan, yuk"

"Al"

"Maksudnya?"

"Panggil aku Al. Kayanya dari tadi aku yang nyebut nama kamu"

"Mau banget aku panggil nih?" ujarku dengan nada yang seperti sedang menggodanya.

"Ngga usah kaya gitu, mukamu ngga cocok jadi tukang gombal"

Aku terkekeh ringan "Ish, apaan sih"

***

Tentang Abi aku juga kadang merasa bingung dengan diriku sendiri. Aku nyaman dengan dia. Amara bahkan Ghiza sampai bilang kepadaku bahwa mungkin aku jatuh Cinta dengan Abi dan aku belum sadar.

Namun, seberapa sering pun mereka berdua mengatakan itu, aku tetap bersikeras menyangkal, aku nyaman dengan Abi karna dia temanku, sahabatku.

Aku kurang menyukai Abi dengan wanita lain karena aku takut Abi akan melupakanku dan meninggalkanku begitu saja. Kehilangan sosok Abi aku tidak bisa membayangkan, biarlah aku egois akan hal itu.

"Suka kesini ya?" Tadi aku mengajak Alfi ke kedai kopi yang sering aku kunjungi

"Menurutmu?" Aku menjawab sambil mengaduk minuman yang sudah ada di depanku.

"Aku bukan dukun kali yang bisa baca pikiran kamu" sahut Alfi

"Suka sih, sering banget malah"

"Sama Abi?"

"Hm"

"Kamu pacaran sama Abi?"

Uhuk uhukk

"Pelan-pelan, Ta minumnya" Aku mengangkat satu tanganku untuk memberi tahu bahwa aku tidak apa-apa ketika Alfi hendak membantuku.

"Maaf Ta, aku ngga bermaksud gitu"

Kling!!  Kling!!

Posisi dudukku yang langsung menghadap ke arah pintu masuk memudahkanmu melihat orang keluar masuk ke dalam bangunan ini

Aku kaget ketika melihat seseorang yang baru saja menginjakan kaki di ambang pintu. Orang tersebutpun sepertinya juga merasa kaget.

Orang yang tadi menghubungiku yang katanya akan pergi ke toko buku.

He's AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang