Seorang ayah ingin selalu jadi pengayom, pelindung anak-anaknya dari segala hal keburukan yang menimpa.
Pak Robi adalah seorang tukang becak yang biasa mangkal di pasar. Berangkat kerja dari subuh hingga isha, karena banyak pelanggannya para pedangan di pasar tradisional.
Dia lelaki pekerja keras untuk menghidupi empat anaknya. Dua anaknya masih sekolah sementara yang sulung, Adit, sejak SMP kelas 3 sudah menjadi anak yang susah diatur.
Sulung sudah terbiasa keluar masuk sekolah, dia tidak pernah berpikir bagaimana susahnya sang ayah yang bekerja kers menghidupi keluarga.
Setelah lulus SMK dengan nilai sangat minim Adit semakin sering tidak pulang, kalaupun pulang dalam keadaan tak sadar atau mabuk.
Pak Robi yang tak banyak bicara, hanya bisa diam. Kalaupun ia mau bicara, malah menyulut amarah Adit. Sementara istrinya hanya bisa menangis dengan perilaku Adit.
Adit menjadi anak berandal yang jadi troublemaker di kampungnya. Tak jarang pak Robi dilabrak orang kareana ulah Adit yang sering merugikan.
Hingga suatu hari, saat Pak Robi sedang mangayuh becaknya, menuju pasar, nampak Adit yang sedang berlari ke arahnya, sementara banyak orang yang mengejarnya dan berteriak, "Maling! Maling!! Maling!!!"
Adit saat pagi,sudah berusaha mencuri sepeda motor di parkiran, namun tanpa disangka ketahuan oleh pemiliknya, dan beberapa orang yang melihat langsung mengejarnya.
Pak Robi yang sedang memarkirkan becaknya berpapasan dengan Adit yang terlihat sangat panik.
"Pak! Toloong!" Adit menunjuk beberapa orang yang berlari menuju ke arah mereka.
"Larii!!"
Pak Robi menyuruh Adit lari dan dia pasang badan untuk anaknya, tanpa orang-orang tahu siapa pencuri sebenarnya.
"Maling! Maling!!"
Teriak orang yang mulai dekat dengannya.
Tanpa menunggu lama Pak Robi menyerahkan dirinya. Adit dari jauh sembunyi, melihat ayahnya menyerahkan diri.
Lalu Pak Robi menjalani hari-harinya di kantor polisi dengan ikhlas. Hingga berlangsung sidang pengadilan dan dia dituntut hukuman 10 bulan penjara meski dia tidak mencuri, namun di mata saksi dan hakim dia telah merencanakan mencuri, dan mengakui perbuatannya.
Karena selama sisang Pak Robi sopan dan koperatif, maka keputusan hakim menjadi 8 bulan penjara.
Hari-hari Pak Robi dia isi dengan zikir, rajin beribadah, dia terus berharap dan memohon pada Tuhan untuk dibuka mata hati anaknya.
Istri dan ketiga anaknya tahu bahwa Pak Robi berkorban untuk Adit, yang dia harap bisa insaf dengan kejadian ini.
Meski harus letih membuat anaknya bisa insaf, Pak Robi cukup senang melihat Adit yang mulai sering datanga ke kantor polisi untuk membesuknya dengan membawakan makanan.
Adit telah bekerja menjadi seorang sales barang elektronik keliling dari rumah ke rumah, bekerja keras demi menebus semua kesalahnnya.
Betapa mahal kesadaran yang harus dibayar!
Mengorbankan ayahnya didalam penjara dengan stigma narapidana!
Adit yang menyesal akan semua kesalahnnya membayarnya dengan kerja keras hingga tepat delapan bulan hukuman ayahnya, dia diangkat menjadi sales di manajer area Surabaya Lamongan.
Hari yang sangat ditunggu pun tiba, Adit dan keluarga menjemput sang ayah yang bahagia melihat Adit yang kini sudah mulai bekerja meski keadaan Pak Robi saat ini nampak sakit-sakitan.
Empat bulan setelah bebas, Pak Robi meninggal dunia karena sakit gula nya yang sudah akut. Adit dengan sekian banyak sesalbterus merutuki diri sendiri sepeninggal sang ayah yang berpesan untuk bisa menjaga tiga adik dan ibunya.
"BETAPA MAHAL SEORANG AYAH MEMBAYAR KESALAHAN ANAKNYA HANYA SEMATA INGIN MENJADI PELINDUNG DAN MENGINGINKAN ANAKNYA MENJADI MANUSIA YANG BAIK. APA PUN AKAN DILAKUKAN SEORANG AYAH YANG MENYAYANGI ANAKNYA MELELBIHI JIWA RAGANYA SENDIRI."
By:desiries_puspitadesi
25 Januari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah Pemilik Cinta
Kısa HikayeAyah adalah seorang lelaki hebat yang tak pernah kenal lelah. Dirinya sosok yang sangat dirindukan kehadirannya dalam sebuah keluarga. Dirinya bagaikan pelindung yang tak akan membiarkan orang yang dikasihinya bersedih. Kasihnya tak pernah nampak, c...