[xvii] xichen, sikat, dan sabun

826 106 7
                                    

Di asrama gusu, mereka semua yang berada disana memiliki jadwal untuk mencuci piring setelah makan malam Bersama sebulan sekali. Malam ini adalah giliran xichen. Setelah makan malam, xichen merengek pada jiang cheng agar menemaninya mencuci piring. Jiang cheng menyanggupinya dengan wajah malas.

Menghilangkan rasa bosan, jiang cheng menyeduh popmue dan mulai scrolling timeline twitter. Xichen yang sejatinya adalah pewaris tahta yang tak tahu bagaimana cara mencuci sebuah piring poselen milik akademi, menyerah. Ia menatap jiang cheng, menunggu pemuda itu peka meskipun xichen sadar bahwa itu tak akan berhasil.

Xichen, "cheng,"

Jiang cheng, dengan mulut penuh mie, "hwa?"

Xichen terkekeh, "bantuin gue nyuci piring"

Jiang cheng mengangguk malas, "bntar gw ngabisin mi dlu"

Xichen terkekeh, menepuk rambut jiang cheng.

Sekitar lima menit kemudian, popmue jiang cheng tandas. Jiang cheng membuang sampahnya di tempat sampah, memasukkan ponselnya kedalam saku,

"gue tau lo gak bisa nyuci piring, jadi biar gue yang nyuci, lo yang ngeringin. Daripada lo yang nyuci trus piringnya pecah, malah berabe"

Jiang cheng berjalan kearah tempat cuci piring, mulai mencuci. Xichen disebelahnya diam diam mengagumi pemuda pemuja ungu lavender ini. Meskipun jiang cheng jugalah seorang pewaris tahta, tetapi nyonya yu tak membiarkannya bermanja. Jiang cheng, wei wuxian, serta kakak perempuan mereka, jiang yanli selalu dibiasakan untuk mencuci piring setelah makan, sehingga saat ini tak heran jiang cheng bisa dengan lihai mengerjakan seluruh pekerjaan rumahnya.

Xichen dengan telaten mengelap piring yang telah dicuci jiang cheng sampai bersih. Pikirannya berkelakar kemana mana,

'wah cheng cheng cocok juga dijadiin istri'

'eh maksudnya babu'

'apa clening service aja ya'

Kurang ajar lo, chen[]

penyusupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang