[xviii] tolakangin dan antimo

1.3K 125 4
                                    

Xichen masuk angin hari ini. Dia ngeluh dia pusing, pengen muntah. Rasanya kayak mabok perjalanan, katanya. Jiang cheng berfikir mungkin xichen hanya masuk angin. Jadi ia menyodorkan bubur instan pada xichen dan sebungkus tolakudara.

"suapin dong, beb"

Jiang cheng berdecak, "apaan bab beb, lo kata gue babi?"

Xichen manyun, "kasar banget. Orang lagi sakit,"

Jiang cheng menyerah. Ia mulai menyuapi xichen dengan sabar dan telaten. Xichen dengan bahagia menerima tiap suapan penuh cinta dari jiang cheng. Setelah habis, Jiang cheng meletakkan mangkok bekas bubur itu diatas nakas. Ia berjalan meraih segelas air diatas meja belajarnya. Menyodorkannya pada xichen,

"nih,"

Xichen menerimanya dengan senang. Meminumnya perlahan. Jiang cheng menyodorkan tolakudara yang diterima xichen. Ia menyobek ujung bungkusnya, meminum minuman herbal sasetan itu.

"hsjsjsj gue pusing,"

Jiang cheng, membereskan mangkok dan gelas acuh, "yaudh tidur, palingan bentar lagi sembuh"

Jiang cheng meraih sesuatu di dalam kotak P3K miliknya. Mengeluarkan paramek kapsul dari dalamnya. Melemparnya pada xichen,

"minum noh obat ampuh,"

Xichen menangkapnya. Ia meraih gelas berisi air yang barusaja diganti jiang cheng, meminum satu kapsul obat Pereda pusing itu. Memang sih pusingnya tidak separah tadi, tapi rasa mualnya masih ada!

"ughh gue masih muall...gue perlu minum antimo gak?"

Jiang cheng menautkan alisnya heran, "ngapain bawa bawa antimo bodat???"

Xichen, "..ya-ya kan rasanya kayak kalo lagi mabok??"

Jiang cheng menyobek sebungkus plester penurun panas. Menempelkannya pada dahi xichen, menyelimutinya. Jiang cheng menepuk pipi xichen, tersenyum tipis. Sialnya penglihatan xichen saat ini berkunang kunang.

"dah sana tidur, cepet sembuh,"

Bagaikan mantra, xichen langsung tertidur[]

penyusupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang