[v] dewi fortuna, tolong berpihaklah padaku!

1.2K 149 9
                                    

Oh astaga, baru kemarin ia keluar dari rumah sakit, kini ia harus berdiam di uks sekolah karena jatuh?! Astaga, sepertinya dewi fortuna sedang dendam denganya. Ia diberi kesialan berturut turut!

Pertama, saat ujian praktek memasak, teman disebelahnya sedang bermain pisau! Kau tahu, pisau pemotong daging yang baru saja diasah! Ketika jiang cheng lewat, tak sengaja pisau itu terarah pada tangannya, reflek melidungi. Alhasil, tangan kanannya harus dijahit sebanyak lima belas jahitan.

Lalu, saat ia kembali dari rumah sakit, ia kembali harus merasakan sakit karena ia jatuh tersandung kakinya sendiri! Oh astaga, tidak cukup dengan lima belas jahitan pada tangannya, kini kaki jiang cheng juga ikut lecet. Wei wuxian yang kebetulan lewat, langsung tergopoh gopoh memapah jiang cheng menuju uks,

"lo tuh, sok sokan nyuruh gue ati ati, lo sendiri gabisa ati ati!"

Wei wuxian menjeda, membenarkan posisi jiang cheng pada rangkulannya, karena ia tidak kuat menggendongnya, "emangnya kena tusuk piso gacukup buat lo, sampe sampe lo kesandung? Kesandung KAKI LO SENDIRI LAGI?!"

Jiang cheng berdecak, "gue ga minta buat ketusuk piso. Dianya aja yang goblok kali, piso dibuat mainan! Kan goblok!"

Wei wuxian geleng geleng heran. Ia membantu jiang cheng duduk dikasur, sementara ia mencari P3K. Setelah wei wuxian mendapatkannya, pintu terbuka, dan nampaklah disana seorang lan xichen tersenyum khawatir.

"apakah cheng cheng ada disini?"

Wei wuxian tersenyum menyeringai melirik jiang cheng. Dengan suara keras, ia berkata, "IYA BANG, CHENG CHENG DISINI!"

Jiang cheng melotot. Tangan kirinya yang bebas digunakannya untuk menampol kepala wei wuxian. Lan xichen menyibak tirai, "ah disini lo ternyata,"

Lan xichen menyodorkan tangannya pada wei wuxian. Wei wuxian yang baik hati, tidak sombong, dan juga peka pun sadar maksud dari kakak tertua lan tersebut. Dengan senyum lebar, wei wuxian menyerahkan kotak P3K tersebut kepada xichen,

"kuserahkan cheng cheng tercinta q padamu, pangeran berkuda putih!" wei wuxian berujar sambil tertawa,

Ia membuka pintu uks, "nah cheng cheng q sayang, kuserahkan kau kepada pangeran tampanmu ini ya~ jangan lupa utang basreng gocengnya yah~ "

Wei wuxian keluar dari uks.

Jiang cheng menggeram, "bedebah bangsat itu...awas saja kau besok"

Xichen menggelengkan kepalanya, berkecak pinggang, "nah lo, ngapain lagi lo? Udah seharian bikin gue cemas gara gara lo masuk rumah sakit lagi, dapet lima belas jahitan, dan sekarang apa? Lecet lagi? Suka banget ya kayaknya lo kalo luka. Lo maso?"

Lan xichen membuka kotak P3K, mengeluarkan kapas, meneteskannya betadin, lalu dengan hati hati mengusapnya pada luka di lutut kiri jiang cheng. Jiang cheng mendesis, menahan sakit,

"bukan gue yang minta buat ketusuk piso—AUW, pelan pelan goblok! Perih tau!" jiang cheng merengut. Xichen tertawa,

"ahahah, ya maaf sayang"

Wajah jiang cheng memerah malu, "a-apaan sih?!"

"aciee cheng cheng maluy maluy," xichen menempelkan plester di lutut jiang cheng, lalu mengecupnya singkat,

"udaaah sembuh deh! Nggak sakit kan? Kan udah dicium sama pangeran ganteng," xichen menepuk kepala jiang cheng. Wajah jiang cheng memerah hingga telinga. Ia terdiam. Syok akan apa yang terjadi. Xichen terkekeh, lalu mencubit hidung jiang cheng ringan,

"hey ayo ke kamar. Udah sore. Lo bauk, belom mandi,"

Jiang cheng kgeat, ia mencium keteknya yang jelas jelas masih wangi parfum,

"XICHEN KURANGAJAR!"

—bersambung ea

penyusupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang