[viii] tolong bangunkan aku ketika ia kembali

919 128 2
                                    


Xichen tahu, pemuda itu tengah lelah dan banyak pikiran. Jadi, setelah jiang cheng rubuh, xichen membawanya ke rumah sakit terdekat. Dokter bilang, ia hanya perlu tinggal disana selama tiga hari. Dokter juga berkata kalau ia akan segera siuman. Tetapi, hingga saat inipun, jiang cheng masih belum siuman.

Jiang cheng diberi waktu berkabung selama seminggu oleh pihak sekolah. Tentu saja pihak sekolah memberi bela sungkawa padanya.

Jiang cheng bergerak tak nyaman.

"...jangan pergi,"

Xichen tersenyum lembut. Ia duduk di samping Kasur jiang cheng, meraih tangannya, mengelusnya. Perlahan, jiang cheng membuka mata. Dengan sigap, xichen mengambil air, menyodorkannya pada jiang cheng. Ia berdiri, membantu jiang cheng minum.

"kamu harus tetap disini. Lusa baru boleh keluar,"

Jiang cheng menatap xichen. Xichen tersenyum lembut, membelai rambut jiang cheng. Rasanya familiar. Kedua lengan jiang cheng melingkari pinggang xichen, memeluknya erat. Xichen terkekeh halus, membalas pelukan jiang cheng. Mengelus punggungnya perlahan, memberi ketenangan. Jiang cheng melonggarkan pelukannya, tetapi masih melingkarkan tangannya di pinggang xichen,

"chen chen, kau benar benar berjanji tidak akan meninggalkanku, bukan?"

Xichen mengangguk. Ia menangkup kedua pip jiang cheng, terkekeh pelan,

"tentu saja, cheng cheng,"

Air mata bergerumul di ujung mata jiang cheng, siap jatuh kapan saja. Setetes air mata pertama, segera dihapus oleh ibu jari xichen.

Jiang chen, "tolong jangan buat aku menyesal telah mempercayaimu,"

Xichen mengangguk.

"iya cheng cheng, iya,"

Tiga hari kemudian, setelah jiang cheng keluar dari rumah sakit, mereka sampai di asrama saat jingga telah menggelap. Wei wuxian menyambut mereka dengan senyum tipis dan pelukan hangat pada jiang cheng. Wei wuxian mengantar xichen dan jiang cheng ke kamarnya. Sebelum ia berpaling, ia berpesan,

"ia akan bangga padamu cheng cheng. Aku yakin,"

Memamerkan senyum hangatnya, wei wuxian berbalik meninggalkan mereka kembali berdua.

Xichen membuka pintu kamarnya, menuntun jiang cheng masuk kamarya. Ia mendudukkan jiang cheng dikasur. Tepat ketika ia ingin berdiri, jiang cheng menariknya ke Kasur untuk tidur disebelahnya.

"...tolong temani aku—tidur,"

Wajah jiang cheng memerah. Ia mendapat dorongan entah dari mana untuk mengatakan hal itu. Sungguh jiang cheng sangat malu!

Xichen tersenyum tipis, menyamankan posisinya. Ia melingkarkan tangannya pada pinggang jiang cheng, merengkuhnya kedalam pelukan erat[]

penyusupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang