Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Minhee menghembuskan nafas, merapatkan almamater sekolah yang dipakai. Sudah mau satu jam tapi hujan belum reda juga.
Menyalahkan diri sendiri karena tidak membawa payung, dia tidak mungkin menerobos hingga ke halte seperti teman-temannya. Dia mudah sakit.
"Minhee ya?"
Minhee terkejut saat seniornya di osis sudah berdiri disampingnya. Sejak kapan?
"Iya, kak yunseong"
"Kenapa lama sekali hujannya, kalau tau kamu disini saya bakal keluar dari ruangan"
Minhee menatap sejenak paras tampan yunseong yang memejamkan matanya menghirup aroma hujan. Dilihat dari sisi manapun yunseong sempurna-bagi minhee, sempurna..terlalu jauh untuk digapai.
Ya, minhee menyukai seniornya ini sejak dia kelas sepuluh. Menyukai secara diam-diam.
"Memang kak yunseong ngapain didalem?" Dalam hati yunseong memekik gemas karena nada bicara dan tatapan pemuda manis itu kepadanya.
"Hm... nyicil rangkaian acara pelengseran angkatan saya?"
Yunseong tidak tahan, secara tidak sadar tangannya tergerak mengusap rambut halus minhee. Menyelipkan poni yang hampir menutupi mata cantik itu ke belakang telinga.
"Astaga kak, jangan gitu"
Yunseong mengernyitkan dahi, lagi...tanpa sadar mereka berdekatan dengan bahu yang sudah menempel.
"Jantung aku makin kenceng nih deg-degannya"
Ucapan polos minhee membuat senyum yunseong merekah. Dengan iseng ditatapnya wajah ayu adik kelasnya terus menerus. Tertawa saat minhee menutup wajahnya dengan tangan.
Yunseong sudah lama kenal minhee, tapi kenapa baru sadar kalau pemuda ini begitu cantik dan ternyata juga memiliki bintang diwajahnya.
Merasa hujan sudah lumayan reda, yunseong mengajak minhee untuk pulang bersama.
Minhee meringis saat yunseong menggandeng tangan kanannya yang dingin, perlakuan manis seniornya ini bisa-bisa membuatnya pingsan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
