KENAPA JADI GINI SIH?!

1.6K 69 0
                                    

PRANG

Suara pecahan kaca terdengar dari lantai bawah. Anneth yang mendengar itu mulai khawatir dengan keadaan Mami dan Papi nya.

Anneth juga mendengar suara pertengkaran dari bawah, Anneth membuka pintu kamarnya perlahan.

"KENAPA SIH KAMU INI GAK PUAS SAMA APA YANG UDAH AKU LAKUIN SELAMA INI??!!"

Teriakan Mami memenuhi satu rumah, yang jelas terdengar di kuping Anneth.

"KENAPA?! KAMU MASIH TANYA KENAPA?! AKU EMANG GAK PUAS SAMA APA YANG UDAH KAMU LAKUIN SELAMA INI! AKU INI CUMA SENANG - SENANG AJA! APA GAK BOLEH?!"

Teriakan Papi juga memenuhi ruangan. Anneth mulai keluar dari kamar dan menutup pintu perlahan, ia harap pertengkaran dapat terhenti jika ada kehadirannya.

Tapi salah, itu semua salah... Meski suara langkah Anneth sudah terdengar, mereka tidak memperdulikan nya

Mereka sibuk bertengkar, tak barang kaca atau barang keras sekalipun Mami akan tetap melempar barang di sekitarnya ke Papi.

Anneth buru - buru ke kamar lagi karena takut mereka saling melukai, Anneth mengambil ponselnya dan menelepon Deven

"Deven! Dev!" Panggil Anneth sesenggukan

"Kenapa Neth? Kok suara kamu sesenggukan gitu sih? Kamu kenapa?" Tanya Deven panik

"Mami sama Papi berantem Dev, aku takut mereka macam - macam" Jawab Anneth semakin menangis

"Yaudah, aku otw ke situ sekarang. Kamu tenang dulu, coba panggil mereka kalo mereka tetep berantem... Kamu usahain pisahin mereka" Deven mencoba memberi solusi untuk Anneth dan sudah terdengar pula disana suara motor menyala

"Iya Dev, aku mohon kamu cepet ua Dev" Pinta Anneth

"Iya aku ngebut kok ini" Jawab Deven

Tuutt... Tuutt...
Deven sudah mematikan telponnya, Anneth panik, ia bingung, apa harus ia lakukan apa yang tadi Deven katakan atau tidak?

Anneth mencoba keluar dari kamarnya dan turun menghampiri Mami dan Papi yang masih bertengkar, Anneth menghela napas panjang. Berusaha tenang.

"PAPI! MAMI!" panggil Anneth

Pertengkaran terhenti sejenak

"MAMI SAMA PAPI NGAPAIN SIH?! MAMI SAMA PAPI INGET DONG! ADA ANNETH DISINI!"

Tok tok tok

"Deven!" Anneth langsung membuka pintu

Saat pintu sudah terbuka, benar itu Deven. Anneth langsung memeluk Deven dan menangis. Deven pun sedikit terkejut.

"Tante, Om... Deven mohon jangan lupa isi rumah ada siapa aja, kalau Tante sama Om ada masalah bisa dibicarakan baik - baik. Jangan teriak - teriakan kayak gitu, kasian Anneth nya. Dan malu juga sama tetangga" Ucap Deven

Mami dan Papi menunduk malu, malu telah dinasihati oleh anak remaja yang tampaknya lebih mengerti masalah rumah tangga.

"Deven ijin mau tenangin Anneth di kamar nya ya... Permisi" Deven menggandeng Anneth ke kamarnya

Di Kamar Anneth

Deven POV

"Udah ya Neth, jangan nangis lagi" Ucapku

Anneth terus menangis... Ia seperti tak mendengar apa yang ku katakan tadi, aku bingung harus berbuat apa.

Aku jadi ingat dua minggu lalu, adik sepupuku, Kia. Dia juga menangis sama seperti Anneth, ia tak mendengar apa yang ku katakan. Seingatku yang kulakukan saat itu adalah memeluk nya dan mengelus kepala nya.

Dan beberapa menit kemudian ia sudah berhenti menangis. Apa harus ku lakukan ke Anneth? Tapi aku tak bisa melihatnya seperti ini terus:'(

Ku peluk Anneth lalu mengelus kepala nya perlahan, ia agak terkejut, tapi tetap menangis.

"Nangis aja sepuas kamu Neth, biar kamu lega... Aku ada disini kok" Kata ku dengan perlahan

Anneth terus menangis, sudah 15 menit ia menangis. Tapi akhirnya ia berhenti menangis. Tapi, akan tetap ku peluk sampai benar - benar tenang

Suasana kamar Anneth menjadi hening, aku masih memeluk Anneth dan mengelus kepalanya.  Anneth tak memberontak sama sekali.

"Jangan nangis lagi ya Neth" Pinta ku

"M... Iya" Jawabnya, tak kusangka akan dijawab cepat

Aku melepas pelukan dan menyeka sisa air mata Anneth. Matanya begitu sembab, merah, aku tak mau melihatnya seperti itu.

Tok tok tok

Ada yang mengetuk pintu sekaligus membukanya, itu Mami dan Papi Anneth

"Anneth, maafin Mami tadi ya... Anneth mau kan maafin Mami?" Pinta Mami Anneth

"I... Iya Mi" Jawab Anneth singkat, tapi ia masih ketakutan, tangannya menggenggam tanganku dengan kuat.

"Neth..." Panggil Papi Anneth

"Mami sama Papi... Mau..." Papi Anneth terlihat sangat ragu dengan omongannya.

Author POV

"Mami sama Papi... Mau..." Papi terlihat ragu ingin berkata sesuatu

"Cerai Neth..." Sambung Mami

Hati Anneth hancur berkeping - keping, ia tak menyangka akan terjadi ini pada keluarganya.

"Cerai?! Terus Anneth harus  apa?! Mami sama Papi gak mikirin Anneth ya?! Mami sama Papi cuma mikirin diri sendiri!!" Anneth mulai menangis dan mulai mendorong Mami dan Papi keluar dari kamar.

"MAMI SAMA PAPI GAK SAYANG SAMA ANNETH! MAMI SAMA PAPI CUMA MENTINGIN DIRI SENDIRI AJA!!" Teriak Anneth, hanya  Deven yang boleh berada di kamar Anneth.

"Anneth..." Panggil Deven pelan

"MAMI SAMA PAPI CUMA MIKIRIN KERJAAN, DIRI SENDIRI, KERJAAN, DAN KERJAAN!!!! MAMI  SAMA PAPI GAK MIKIRIN ANNETH! GAK SAYANG ANNETH!!!" Teriak Anneth lagi.

Deven menghampiri Anneth, ia coba untuk menenangkan Anneth tapi Anneth tak bisa tenang.

"Anneth, Anneth" Panggil Deven

"A..pa..?" Tanya Anneth menatap Deven

"Kamu boleh bersedih, tapi jangan berlarut dalam kesedihan. Kamu juga jangan lupa sama kehidupan kamu sendiri, aku gak mau kamu nangis terus" Jawab Deven menyeka air mata Anneth

"Tapi Dev... Ini aib keluarga, kesedihan keluarga, perpecahan keluarga! Gimana aku gak sedih Dev? Aku gini - gini punya perasaan" Ucap Anneth

"Iya Neth, iya emang kamu punya perasaan. Tapi kamu gak tentu harus sedih terus kan? Jangan lupa sama kehidupan kamu, jangan lupa sama lingkungan kamu sendiri Neth" Balas Deven.

Anneth semakin berlarut dalam kesedihan, Deven hanya menenangkannya saja. Tapi Anneth tak juga tenang.

PAGI NYA































































































































CIE NGESCROLL





































































PAGI NYA KENAPA YAAA????

VOTE AND COMMENT DULU! EH FOLLOW JUGA! AND PROMOIN KE ORANG" YAA!!

THANK YOU YA💖

✨IDOLA & RAHASIA✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang