07 - pelukan hangat si batu es

1K 148 1
                                    

Seulgi dan Sehun kini sudah kembali ke apartemen dengan perut yang kenyang, Sehun merasa lebih baik, baru kali ini ia makan di luar, kecuali di kantin sekolah dan kampusnya, selain itu dia tidak pernah makan di restoran ataupun kafe untuk sekedar nongkrong, dan memilih untuk makan di apartemennya saja. Tapi kini berkat Seulgi, ia merasa baik-baik saja jika sekali-kali berada di keramaian di tengah banyak orang yang tidak ia kenal, karena ada Seulgi jadi Sehun tidak khawatir.

"Aku tidur di sofa saja" ucap Seulgi sembari menghempaskan tubuhnya pada sofa empuk itu.

"Tidak, nanti tubuhmu akan sakit" ucap Sehun, tetap dengan nada yang dingin, selalu saja seperti itu, padahal anak ini orang yang sangat perhatian pada Seulgi.

"Apa kita akan tidur berdua?" Tanya Seulgi yang bangkit dari posisi merebah nya, dan menengok ke arah Sehun yang tengah melepas jaketnya dan membereskan nya, lalu di taruhnya di atas sandaran sofa.

Sehun hanya mengangguk, kemudian ia berjalan ke dapur untuk mengambilkan minum untuk Seulgi dan juga untuknya.

"Dingin apa hangat?" Seru Sehun dari dapur.

"Sedang saja" seru Seulgi yang sudah mengerti.

Tak lama Sehun pun kembali dengan membawa dua gelas berisi air, kemudian menaruhnya di atas meja tepat di depan Seulgi.

"Lain kali tak perlu membawakanku minum, biar aku yang mengambilnya sendiri" ucap Seulgi yang mengambil gelas itu, lalu langsung meneguknya dan menghabiskan setengah airnya.

Sehun lagi-lagi hanya mengangguk sebagai jawaban, dan ikut menenggak air yang berada di gelasnya.

"Tidurlah ini sudah malam" ucap Sehun setelah ia menghabiskan minumnya, ia langsung bangkit dan melangkahkan kaki ke kamarnya.

Seulgi ikut bangkit dan berlari kecil untuk menyusul Sehun, ia tersenyum senang, bukankah ia akan tidur bersama Sehun malam ini?  jangan biarkan otak Seulgi berkeliaran kemana-mana.

"Gantilah bajumu dengan baju yang nyaman" Sehun membuka koper Seulgi, kemudian mengeluarkan kembali seluruh bajunya, dan mulai membereskannya.

"Tak perlu, biar aku saja" Seulgi mencoba menghentikan tangan Sehun yang tengah menumpuk bajunya dengan rapi.

"Tidak, aku lihat tadi siang kau hanya memasukan semuanya pada lemari ku, kau bahkan tidak merapikannya" komentar Sehun, Seulgi sedikit mengerucutkan bibirnya, tapi memang benar bukan, Seulgi sangatlah malas merapikan itu semua.

"Cepatlah pilih baju yang nyaman, kemudian cepat ganti bajumu, dan segeralah tidur, aku akan mengurus ini semua" ucap Sehun tanpa melihat ke arah Seulgi, ia terlihat fokus pada baju-baju Seulgi yang terlipat namun tidak terlihat rapi.

"Kau jadi bawel sekali" protes Seulgi sembari mengambil baju yang akan dipakainya, kemudian ia bangkit dan pergi keluar untuk mengganti bajunya, karena Seulgi tidak mungkin mengganti baju di kamar Sehun, terlebih ada Sehun disana, jadi lebih baik di kamar mandi saja.

Sehun sedikit terkejut dengan perkataan Seulgi.

Bawel?

Kalau di pikir-pikir Sehun menjadi sedikit bawel sekarang, apakah karena ia kini tinggal bersama satu orang yang harus ia urus mulai saat ini? Yaitu si manja yang harus kena omelan setiap hari.

.

.

.

Seulgi terlihat sudah nyaman dengan kaos dan celana pendeknya, ia melangkah kembali kedalam kamar dan sudah menemukan Sehun yang sudah berbaring namun masih menyandarkan tubuhnya di atas kepala ranjang, si batu es itu terlihat tengah fokus pada ponselnya.

Seulgi menjadi sedikit penasaran, sedang apa dia dengan ponselnya, dia terlihat  begitu fokus, bahkan Sehun tak sempat melirik kearah Seulgi yang datang.

Seulgi langsung saja berbaring di samping Sehun, dan ia menyampingkan tubuhnya agar menghadap ke arah Sehun yang masih tetap fokus pada ponselnya, Seulgi memperhatikan pria itu, mengapa ia sangat tampan dengan mata sipitnya, dan dengan rambut yang sedikit berantakan.

Meski Seulgi terus memperhatikan Sehun, si batu es itu tetap tak bergeming, ia terus memainkan ponselnya tanpa melirik kearah Seulgi, Seulgi sedikit kesal, bibirnya langsung cemberut, bukankah Sehun harus memperhatikannya sekarang? Bukan benda pipih menyebalkan itu.

Apakah dia sedang chatting dengan seseorang?

Apa dengan temannya yang gelendotan di tangannya waktu itu?

Apa dia berselingkuh?

Seulgi jadi berpikir kemana-mana, tapi dia tidak bisa berkomentar atau pun bertanya, sedang apa? Siapa? karena takut-takut Sehun akan marah, Seulgi tahu kadang kebanyakan orang akan merasa tidak suka jika pasangannya terlalu ingin mengetahui urusan pribadinya, bahkan teman sekolah Seulgi pernah diputuskan hanya gara-gara melihat ponsel pacarnya secara diam-diam, katanya itu terlalu overprotektif dan membuat si pasangan jadi tidak nyaman, ya karena ada beberapa orang yang tidak ingin diganggu kehidupan pribadinya meski oleh pasangannya sekalipun.

Seulgi rasa Sehun orang yang seperti itu, tapi jika begitukan jadi makin penasaran, bisa saja kan dia tengah asik chatting an sama orang lain, sampai-sampai mengabaikannya, terlebih selama ini Sehun memang hidup sendiri walau menyandang status bertunangan dengan Seulgi, jadi Seulgi tentu tidak bisa memantau kebiasaannya, siapa yang sering menghiburnya jika sedang sedih, siapa yang memberinya semangat ketika dia terpuruk, dan Seulgi tidak pernah ada untuknya selama ini.

"Hei, ku kira sudah tidur" ucap Sehun dan berhasil membuyarkan lamunan Seulgi.

"Aku menunggumu melepas benda pipih itu, fokus sekali, penting ya?" Seulgi terlihat sedikit kesal, ya ternyata susah sekali mengendalikan perasaan cemburunya, walau hanya sekedar pada benda mati bernama handphone itu.

"Maaf" ucap Sehun, kemudian ia menaruh ponselnya di nakas, dan menghampiri Seulgi, kemudian mengajak gadis tunangannya itu untuk ada di pelukannya.

"Seharusnya aku melakukan ini sejak dulu" ucap Sehun yang kini sudah berhasil memeluk tubuh mungil Seulgi.

Seulgi merasa hatinya menghangat mendengar hal itu, mengapa Sehun selalu membuat hatinya merasakan hal berbeda, padahal selama ini hanya kedinginan yang Seulgi terima darinya. Tapi sekarang berbeda, Sehun membuat seulgi merasa hangat bukan hanya hangat di tubuhnya, tapi juga di hatinya.

"Aku akan tidur nyenyak" Seulgi tersenyum, ia memejamkan matanya, sepertinya ia akan merasa tenang berada di pelukan Sehun malam ini.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

I CAN'T HANDLE IT! KANG SEULGI! - (SEULHUN VER) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang