02 - Siapa aku?

1.2K 169 8
                                    

Seulgi kembali berada di barisan peserta, mereka tengah terduduk untuk beristirahat sejenak, Seulgi menopang dagu dengan tangan kanannya sembari melirik ke arah senior yang terlihat tengah terdiam di depan barisan tersebut.

Dia tampan

Dia seperti model

Dia seperti idol K-Pop

Woah aku suka padanya

"Cih dia sangat menyebalkan" Seulgi berdecih kesal ketika ia mendengar bisikan-bisikan halus semua peserta yang membicarakan senior berkulit pucat itu.

"Apa yang bagus darinya?" Lagi-lagi komentar buruk ia layangkan pada senior yang sudah menolongnya itu.

"Dasar es batu! Menyebalkan!" Umpat Seulgi sedikit keras, sehingga peserta di sampingnya terkejut dan melirik ke arahnya, namun Seulgi tidak peduli, ia tetap menatap Sehun dengan tatapan membunuh.

.

.

.

Kegiatan ospek sudah selesai hari ini, Seulgi berjalan lemas menuju gerbang depan kampus, ia terlihat mengantuk dan terus menguap, bagaimana kegiatan seperti ini begitu terasa lelah baginya, Seulgi ingin segera pulang, dan memeluk kasur besarnya sampai pagi.

Ketika hendak sampai di gerbang depan, mata Seulgi tiba-tiba saja menangkap sosok Sehun dengan seorang gadis disampingnya, well lihatlah tangan gadis itu bertengger di lengan senior bernama Sehun itu.

Seulgi memutar kedua bola matanya malas, ia cukup lelah untuk memperdulikan hal itu, dan lebih memilih menghampiri sang supir yang sudah menjemputnya tepat di depan kampus tersebut.

.

.

.

Seulgi menghempaskan tubuh kecilnya pada kasur besar di dalam kamarnya, badannya menelungkup pasrah karena Seulgi sudah merasa sangat lelah, sang ibu belum kembali dari restaurant nya, begitu juga sang ayah yang belum pulang dari luar kota. Seulgi terbiasa sendiri ketika pulang kerumah, Seulgi lebih memilih memejamkan matanya sebentar, sembari menunggu sang ibu datang dan membuatkan makan malam.

Matanya terpejam sebentar, Seulgi kembali mengingat sosok yang bersama Sehun tadi, sosok yang sudah berani melingkarkan tangannya pada pemuda tinggi itu, siapa dia? Apakah dia pacarnya? Seulgi terlihat mengerucutkan bibirnya sebal, kenapa dia sangat kesal jika gadis itu dekat dekat dengan Sehun.

Seulgi kembali bangkit dan mencari sesuatu sesuatu pada tas nya, tangannya terlihat mengobrak abrik isi tas tersebut, sampai ia menemukan barang yang ia cari, sebuah benda pipih keluaran terbaru, dengan cepat Seulgi langsung menekan tombol power sampai screen ponselnya menyala.



Es Batu

Siapa dia?

Siapa? Maksudmu siapa?

Orang yang bersamamu tadi.

Yang mana?

Yang berjalan di koridor sambil bergelayutan padamu, seperti monyet.

Teman mungkin.

Mungkin?

Karena aku tidak tau maksudmu orang yang mana.

Apakah semua orang akan bergelayutan padamu seperti itu?

Tidak, aku tidak merasa digelayuti siapapun.

Cih yang benar saja.

Apa kau cemburu?

Tidak

Baguslah.


"Baguslah? Hanya begitu saja?" Gumam Seulgi, ia melemparkan ponselnya ke sembarang arah, kemudian kembali menelungkupkan kembali tubuhnya, dan menelusupkan wajahnya di antara sprei yang sudah berantakan.

"Dia menyebalkan, aku benci dia" gerutu Seulgi, ia terlihat menendang-nendangkan kakinya sampai selimutnya jatuh dari sisi ranjang.

"SEULGI-AH MAMA PULANG!" teriak Mama Kang yang sepertinya baru saja datang.

Seulgi bangkit dari posisinya, lalu langsung berlari keluar kamar untuk menyambut kedatangan sang ibu.

"MAMAAAAAAAAAAAAAAA" teriak Seulgi dari atas tangga, kemudian seperti biasa anak itu berlari, ia langsung menghampiri Mama Kang dan langsung memeluknya erat.

"Kau pasti lapar" ucap sang mama, ia mengusap lembut punggung anak manjanya itu.

Seulgi mengangguk cepat, ia memang sudah lapar dan ingin segera menyantap masakan sang mama yang selalu menjadi dambaan nya.

"Apa kau sakit tadi? Sudah mama bilangkan sarapan dulu" ucap sang mama lembut.

Seulgi melirik kearah sang mama, mulutnya terlihat kembali mengerucut.

"Pasti dia mengadu pada mama" cicit Seulgi pelan.

"Bukan mengadu, tapi dia memberi tahu mama, agar mama tidak membiarkanmu melewatkan sarapanmu" bela Mama Kang.

"So perhatian sekali" decih Seulgi.

"Hus jangan seperti itu, bukankah kamu senang berada satu kampus dengannya?" Mama Kang melepaskan pelukan Seulgi, kemudian menuntun anak itu menuju ruang makan.

"Aku menyesalinya" jawab Seulgi yang kini tengah pasrah mengikuti sang mama.

"Kau akan terbiasa nanti" Mama Kang berjalan menuju pantry dan Seulgi hanya duduk di meja makan menunggu Mama Kang memasak.

"Bagaimana jika kita membatalkan saja pertunangan ini" ucap Seulgi tiba-tiba, hal itu membuat Mama Kang yang tengah memasang celemek itu mematung sejenak karena terkejut.

"Kenapa? Bukannya kamu yang menginginkan pertunangan ini?" Jelas sang mama mengingatkan kembali Seulgi pada keinginannya dulu.

"Tapi dia sangat dingin padaku ma" keluh Seulgi.

Seulgi terlihat menunduk, raut wajahnya terlihat sedikit sedih, bagaimana tidak, awalnya dia bersemangat ketika dijodohkan dengan pemuda bernama Oh Sehun itu, Seulgi sangat menyukai pemuda berparas tampan itu sejak pertama kali bertemu, namun siapa sangka, pada akhirnya Seulgi harus menjadi kekasih dari seseorang yang bahkan tidak pernah menanyakan kabarnya, tidak pernah mengatakan rindu padanya, sikapnya sangat dingin, bahkan hatinya juga, apakah Sehun tidak setuju dengan perjodohan ini? Seharusnya dia menolak bukan?

Dan apakah benar, dalam suatu perjodohan tidak pernah ada cinta di dalamnya?

"Sepertinya dia tidak menyukaiku ma, aku akan bicara padanya" gumam Seulgi pelan, ia sedikit menundukan kepalanya.

"Jika kau tidak nyaman dan merasa jika berpisah itu akan lebih baik, mama akan selalu mendukungmu, mama akan bicara pada kedua orang tuanya" sang ibu menatap iba pada anaknya itu, Mama Kang tau mereka hanya perlu waktu bersama, sedangkan selama ini mereka terpaut jarak, tapi jika Seulgi sudah menyerah, Mama Kang tidak akan bisa memaksakan.

"Aku akan mencoba membicarakan ini dulu dengannya, jangan dulu melibatkan keluarga ma" Seulgi bersikap dewasa sekali, apakah karena memang dia benar-benar memikirkan tentang hubungannya?

"Iya baiklah, semoga kalian menemukan jalan terbaik" Mama Kang menghampiri Seulgi lalu memeluk sang anak yang tengah bersedih itu.

"Cepatlah memasak, aku sudah lapar ma" rengek Seulgi, ia menyunggingkan senyumnya walau sedikit, ia tidak mau sang mama terlihat khawatir.

"Ah iya mama lupa, tunggulah disini sebentar, mama akan cepat memasak" sang mama kembali ke dapur untuk segera memasak masakan kesukaan anak tercintanya itu.

.

.

.

.

.

.

TBC

Sedikit dulu, tes ombak.

Lanjut atau tidak?

I CAN'T HANDLE IT! KANG SEULGI! - (SEULHUN VER) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang