7.Katanya Kayak Dilan

8 3 0
                                    

~~~~~

Disampaikan kepada seluruh osis untuk masuk kedalam ruang osis karna akan ada rapat,ujar Angelica ketua osis,melalui pengeras suara

"Yuk keruang osis",ajak Zeta dengan menarik lengan Gisel agar gadis itu berdiri

"Kamu duluan aja",Gisel melepaskan tangan Zeta dari lengannya

"Aku nggak mau kesana sendiri...aku maunya sama kamu",ujar Zeta kayak anak kecil

"Yaudah",Gisel berdiri kemudian berlangkah meninggalkan Zeta yang mengomel-ngomel tidak jelas dibelakangnya

-Ruang Osis-

Semua osis sudah berkumpul Angelica pun memulai rapat

Cukup lama mereka rapat hingga bel sekolah sudah berbunyi setengah jam yang lalu,tetapi seluruh osis masih setia mendengar Angelica dan Putra yang masih sedang berbicara

Langit mulai mendung

"Lama banget ya?!",bisik Zeta pada telinga Gisel sendangkan Gisel hanya mengangkat bahu acuh tak acuh

"Udah gitu jadi osis",balas Gisel

"Oke rapat kita sampai sini dulu,nanti akan dilanjutkan minggu depan..jadi semuanya boleh pulang",ujar Angelica lalu mulai berbicara dengan para pengos inti

"Akhirnya bisa keluar juga",ujar Zeta..mereka berdua berjalan menuju kelas untuk mengambil tas dan kemudian berlangkah meninggalkan halaman sekolah

"Pulang bareng gue yuk",Zeta dan Gisel menoleh

"Vano?",ucap Zeta kaget sendangkan Gisel hanya memasang wajah datar

"Yuk pulang",ajak Vano

Zeta menoleh menatap Gisel yang sedang menatapnya

"Boleh,lu pulang bareng Vano aja,ini juga udah sore",ujar Gisel

Zeta tersenyum,amethyst itu naik keatas motor

"Bye",Zeta melambaikan tangannya pada Gisel,gadis itu membalasnya kemudian mulai berlangkah setelah Vano dan Zeta mulai menjauh

Rintik-rintik hujan mulai terasa,butiran-butiran kecil jatuh diatas kepala gadis bernetra shapire,butiran itu meninggalkan jejak-jejak kecil diatas jalan

"O sial",Gisel mempercepat langkahnya,namun butiran-butiran itu semakin lama semakin banyak

Gisel berlari menembus hujan yang mulai turun deras,ia berhenti dibawah pohon untuk berteduh

Jalan yang biasa ia lewati untuk pulang itu memang selalu sepi,karna jauh dari keramaian,hanya dipenuhi dengan beberapa pohon dan bunga-bunga

Hari mulai gelap,hujan tak kunjung henti ia mencoba untuk menelfon keluarganya,tapi baterai hpnya habis,ia juga lupa membawa charger

Gisel mendengar suara motor dari jauh,ia memfokuskan pandangannya kearah tersebut

Karna hujan deras dan cahaya matahari yang mulai hilang ia tidak bisa melihat siapa yang mengendarai motor itu

Gisel menunduk menatap genangan air yang menghasilkan bayangannya,serasanya ia ingin menagis karna tidak ada yang datang untuk membawanya pulang

Matanya mulai terasa panas,bajunya basah kuyup,bibirnya bergetar menahan tangis,namun cairan bening keluar dari matanya bersamaan dengan cahaya matahari yang sudah hilang digantikan dengan cahaya bulan yang temeram

Suara motor yang tadi ia dengar pun semakin dekat,Gisel mengangkat kepalanya ketika ada motor yang berhenti didepannya

"Butuh tumpangan?"

Gisel tersenyum lalu mengangguk

"Ayo"

Gisel pun menaiki motor itu,dan syukur saja ia menangis bersamaan dengan hujan yang terus saja turun,jadi air mata yang keluar dari matanya itu tidak bisa dilihat oleh pemuda itu.Andreas

Gisel memegang kemeja Andreas yang sudah basah kuyup dan rambutnya yang basah

Apa dari pulang sekolah tadi pemuda itu belum pulang kerumah?ataukah malah menunggunya?,entahlah

"Pegang yang kuat",ujar Andreas dengan nada yang sedikit ia tinggikan agar gadis dibelakangnya dapat mendengar dengan jelas,lalu ia melajukan motornya menembus jalan yang sudah dipenuhi dengan genangan air

Refleks Gisel memeluk pinggang Andreas dengan kuat,karna pemuda itu membawanya dengan cepat

"Menurut kamu kita kayak apa?",ujar Andreas tiba-tiba

Gisel menutup matanya ia menyenderkan kepalanya dipundak pemuda itu memeluknya erat karna kedinginan

Andreas tersenyum

"Aku tidak tau,tapi menurut kamu kita kayak apa?",ujar Gisel yang membuat Andreas tersenyum lagi

Entah mengapa ia selalu tersenyum jika dekat dengan gadis ini,meski kadang sih

"Mirip kayak Dilan dan Milea,waktu pulang sekolah hujan",ujar Andreas

"Tapi kalau mereka itu pulangnya nggak malem,dan hujannya nggak sederas ini",ujar Gisel

"Yang penting kan sama pulang waktu hujan"

"Terserah"

Pembicaraan kedua remaja itu berhenti dengan kata yang dikeluarkan oleh sih shapire

Entah mengapa saat ini mereka berdua akrab.

~~~~~





Waktu Dan Takdir[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang