PROLOG

1.3K 123 22
                                    

Halloo manteman!! Terima kasih sudah mampir ke lapak inii❤️

Cerita ini masih baru dan penulis nya juga baru hehe, salam kenal yaa.

Semoga kalian suka dan gak bosen sama cerita ini❤️

Bismillah...

Happy reading!!❤️

***
***
***

Setelah terbangun dari koma nya dan mendapat kabar duka, seorang anak laki-laki berumur 15 tahun langsung berlari ke area pemakaman dengan baju rumah sakit yang masih ia kenakan ditubuh nya. 5 langkah lagi ia sampai di gundukan tanah yang masih basah itu. Dirinya terduduk lemah setelah membaca tulisan di nisan makam itu. Anak laki-laki itu menggelengkan kepala nya tidak percaya. "Ini... Bukan lo kan?"

Darren Byantara. Ia terduduk lemas disamping gundukan tanah itu. "Mereka pasti bohong. Di balik tanah ini bukan jasad lo. Lo gak mungkin pergi secepat itu." Ia menangis sambil mencekram tanah yang masih basah.

"Kenapa... Kenapa lo ninggalin gue?" lirihnya. "Lo janji kita bakal terus sama-sama. Tapi, lo bohong.." ucapnya sambil terisak.

"Darren." panggil Sarah, Mama Darren. Sarah mendekati Darren, lalu memeluknya. "Ayo kita balik ke rumah sakit. Kamu masih belum sembuh." ucap Sarah sambil mengelus punggung Darren.

"Ma, bilang ke Darren kalau ini bukan makam Putri. Putri gak mungkin ninggalin aku..." Sarah berusaha menenangkan Darren. Hatinya juga seperti teriris melihat anak tunggal nya itu menangis.

"Ayo Darren..." Darren menggeleng. "Darren mau disini nemenin Putri, kasian dia sendirian, sepi, kedinginan." Darren memeluk batu nisan itu. Ia kembali menangis terisak.

"Putri udah tenang disana, Ren. Kamu harus ikhlas. Udah saat nya dia bertemu dengan kedua orang tua nya."

Sarah kembali memeluk Darren. "Mama tau ini berat buat kamu. Tapi kamu gak boleh egois. Kamu gak boleh terus menangis seperti ini, karena ini sama saja kamu menghalangi Putri untuk bertemu dengan kedua orang tua nya. Kamu mau buat Putri sedih?"

Darren menggelang pelan, "Ikhlas ya?" tanya Sarah. Darren menggangguk sebagai jawaban.

Sarah tersenyum lega, namun tak berselang lama, Sarah melihat Darren kesakitan. Darren memegangi dadanya dan kemudian pingsan. Sepertinya kondisi Darren memang belum sepenuhnya membaik. Apalagi Darren langsung berlari setelah sadar dari koma. Sarah langsung cepat-cepat menghubungi pihak rumah sakit untuk membawa Darren kembali ke rumah sakit.

***

2 minggu kemudian, Darren sudah keluar dari rumah sakit. Kini, Darren sedang duduk santai di gazebo depan rumahnya. Semilir angin menyentuh kulitnya. "Gue kangen lo.."

TIN!

Suara klakson mobil memasuki area rumah nya. Bisa dipastikan itu adalah mobil Taufan, Papa Darren. Darren tersenyum senang. Ia merindukan Papa nya itu. Tanpa menunggu waktu lagi, Darren langsung menghampiri Taufan yang masuk ke dalam rumah.

Niat Darren ingin memeluk Papa nya itu terurungkan, karena melihat Taufan memberikan sebuah amplop surat kepada Sarah. Darren mengerutkan keningnya. "Kita cerai." ucap Taufan.

DARREN BYANTARA [Revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang