Pagi sekali, Januar tiba-tiba mengirimkan Meru yang tengah berada di pasar bersama mamanya sebuah pesan singkat, ia meminta nomor telepon Allie karena ponselnya tak sengaja tercemplung ke dalam panci soto Mas Ruri yang entah bagaimana bisa terjadi. Untung saja, di dalam ponsel itu tidak terlalu banyak data krusial terhimpun. Di tengah-tengah percakapan melalui pesan singkat itu, Meru kemudian teringat sesuatu. Ia meminta tolong kepada sahabatnya untuk mengurusi kontrak Aristeia dan Ivy mengingat stempel tanda tangannya berada di kantor. Namun, saat Januar meminta data diri untuk diisikan di kontrak, Meru berkata ia belum menerimanya dan akan segera ia kirim pada Januar ketika ia sudah menerima data diri Ivy.
Hayudiya pagi tadi terpaksa membangunkan Meru karena dia harus cepat-cepat berangkat ke pasar, takut kehabisan apa yang hendak ia beli karena adik Meru alias Haris sangat sulit dibangunkan. Mengingat ini hari terakhir Meru cuti dan Meru sudah bangun, alhasil hari ini jadi agenda acara keluarga dadakan karena mereka tahu Meru pasti akan aktif lagi besok Sabtu dan mengisi waktunya dengan produktif di hari Minggu.
Kini, pria itu tengah sibuk dengan anak pertama dari kakaknya. Dengan manjanya, gadis kecil itu merajuk tak mau makan jika tidak disuapi Om Eru, katanya. Untung saja dia bukan merajuk minta makanan yang dimasak oleh Meru—faktanya, Meru hanya bisa memasak nasi goreng dan makanan instan saja. Pria gila kerja itu tak merasakan ponselnya bergetar berkali-kali di sakunya karena ia terlalu tenggelam di dalam suasana hangat yang tidak ia dapatkan di kantor. "Mam yang banyak," ucap Meru pada keponakannya, Naraya yang biasa dipanggil Yaya.
Namun, ketika ponselnya bergetar dengan mode khusus yang ia atur jikalau menerima panggilan, ia langsung mengeluarkan ponselnya dari kantung celananya. Ada 3 panggilan tidak terjawab dan 12 pesan dari Januar.
Januar
| Meru
| Nung
| Yama
| Oi
| Mana buat kontraknyaa
| Lah kok ngilang, sih?
| Tumben banget
| Oh cuti
| Tapi tetep aja tumben
| Gua dah dapet nomornya Ivy
| Gua hubungi sendiri aja, ya
| Izin, ya, Kak M
Meru
Sorry baru buka hape |
Oh ya udah kalau gitu. Thanks, Bro. |
Menerima kabar bahwa Januar akan menghubungi Ivy, Meru kemudian mengirim pesan singkat yang mengatakan jikalau ada orang bernama Januar dari penerbit Aristeia meminta data dirinya itu adalah rekan kerjanya dan ia tidak perlu khawatir untuk membalasnya karena dirinya sendiri yang meminta tolong Januar untuk mengurus kontraknya.
Kaia yang memang menerima pesan dari seseorang bernama Januar memintai data dirinya kemudian membalas pesan Januar dengan data diri yang dibutuhkan oleh pihak penerbitan. Di akhir percakapan, Januar sempat bertanya apakah dirinya mau taken kontrak di muka atau tidak yang kemudian dijawabnya jikalau memungkinkan untuk bertemu dia memilih untuk bertemu.
Matanya menatap lurus sebuah koper jinjing yang sudah penuh dengan pakaiannya serta koper dorong yang dipenuhi buku-buku serta alat tulisnya. Ia tidak menyangka akhirnya kakinya melangkah juga untuk keluar dari kediaman orangtua walinya tanpa ragu dan tanpa merasa perlu untuk kembali lagi ke sini. Dirinya membatalkan pesanan kurir barang yang sudah ia pesan karena unit Beez sudah lengkap furniturnya yang artinya Kaia hanya perlu membawa dirinya dan barang-barangnya yang tidak lebih besar ketimbang badannya sendiri seperti lemari dan rak buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maristeia
FanficMaristeia is a simplified version of Meru, Ariste, and Kaia. This is story a between Meru as novel editor and Kaia as one significant author under publisher named Aristeia. [ ON-GOING | PG-15 ] NCT / MARK's AU