8| Tamu Kerajaan?

84 6 0
                                        

Langit merah sangat ketara sore ini. Perjalanan yang ditempuh dengan waktu 3 jam bahkan tak melunturkan semangat dan tenaga seluruh prajurid perang. Luke dengan Edward tampak berjalan beriringan di barisan paling depan. Netra mereka sama sama tajam menyorot ke depan.

"Yang mulia, kerajaan dikepung di 3 arah. Dan pasukan kerajaan vampir hanya tinggal 5000. Kami kehabisan prajurid mengingat bukan ini adalah Moon Blue yang mengharuskan seluruh bangsa vampir bersembunyi" ucap seorang pria paruh baya dengan kumis tebal di dagunya. Namun, tubuh gagah serta minimnya keriput membuatnya tampak seperti pria berkepala tiga. Padahal, pria tak beristri itu sudah mempunyai seorang gadis berumur seratus tahun. Sungguh sebuah keindahan dari bangsa vampir yang terkenal bisa hidup abadi.

Luke tampak menatap ke arah pasukan yang berada jauh didepan. Dengan jarak yang membuat mereka bak semut menyerang.

"Kita selesaikan hari ini. Mereka harus menjaga sikapnya pada penguasa negri ini" ucap Luke geram.

Pria itu menatap ke arah Edward yang tengah menatapnya juga.
"Panglima Edward, pastikkan mata matamu itu membawa pulang kekasihku atau pria itu akan mati di tanganku" ucapnya sambil merasakkan aura nya menguar. Kesal bukan main.
.
.
.
.
.
.
Kesal, takut, dan geram.

Sangat sangat menggambarkan isi hari Evelyn saat ini. Gadis berambut hitam legam dengan kecantikkan yang bahkan hampir melebihi Arsley itu tampak memutar badannya. Kaki jenjangnya melangkah ke kanan, ke kiri, dan kembali lagi mengulang kegiatan yang sama. Netranya menyipit. Kedua tangannya berada didepan dada dengan sesekali mengigit gemas kuku panjangnya.

"Ini gawat. Yang Mulia akan sangat marah" ucapnya.

Beda halnya dengan gadis yang tengah dirundung kekhawatiran itu, Arsley justru tampak memakan kue tepung beras sambil mengayun ayunkan kakinya di bibir ranjang. Netranya tak henti menatap ke arah Evelyn yang tampak seperti orang tak tentu arah.

"Arsley, bantu aku memikirkan alasan!!!" Teriaknya.

Gadis bernama Arsley itu tampak tak mempedulikan sahabatnya yang tengah kalut. Bibirnya hanya terus menggiling bongkahan kenyal dari beras itu. Sontak Evelyn tampak kesal bukan main. Dengan langkah panjang gadis itu menarik semangkuk kue beras dengan saus tomat itu dan meletakkannya disamping Arsley. Gadis itu berkacak pinggang menatap Arsley yang juga tengah menatapnya dengan tatapan tak bersalah.

"Apa?" Tanya Arsley.

Demi nyawa panglima Edward yang selalu ingin ia bunuh, Evelyn benar benar kesal sekarang.

"Apa, katamu?? Tidakkah kau memikirkan masa depan kita beberapa hari lagi Arsley? Jangan meremehkan masalah ini!! Jika Yang Mulia benar benar marah tamatlah riwayat kita!!" Gadis itu mengusap kepalanya kasar. Sejatinya menjadi sahabat sekaligus pelayan pribadi Arsley bukanlah perkara mudah.

Semua berawal kala ia bertemu dengan gadis kecil kesepian dan mulai bermain bersamanya di hutan. Akhirnya, ia tau jika dia merupakan calon ratunya. Sang Lucifer membesarkan Evelyn yang sewaktu itu memang anak yatim piatu dan membiarkannya menjalin hubungan persahabatan istimewa bersama matenya guna menyelingi kesibukannya dalam kerajaan. Hingga berumur 20 tahun ia menjadi pelayan pribadi Arsley sampai akhirnya memilih mundur dan tinggal di desa setelah menemukan jati dirinya. Seekor macan putih. Dan kini, diusia yang ke 21 tahun itu Evelyn sudah merasa berumur 30 tahun, alasannya? Tentu saja mengurus Arsley yang super menguras tenaga dan emosi.

"Astaga Eve, berkali kali aku bilang yang mulia-mu itu takkan menguliti kita." Balas Arsley sambil mengambil mangkuk berisi makanan favoritnya itu.

Hal itu sama sekali tak membantu. Pasalnya beberapa minggu yang lalu Arsley juga menjanjikkan hal yang sama. Namun, yang mereka dapatkan justru tempat pengap berjeruji besi dibawah tanah selama 24 jam penuh. Dan hal itulah yang mendorong Evelyn untuk tidak lagi terjebak dengan rayuan manis Arsley. Cukup sudah.

MY SWEET MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang