Satu hal yang selalu menjadi kelemahan sekaligus hal yang sangat dihindari oleh gadis berusia 19 tahun itu. Yaitu berteman dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan kekerasan, dan kekuatan sihir. Ya, Arsley selama ini tidak pernah sekalipun mempelajari sesuatu yang disebut sihir. Selain karena usianya yang belum menginjak 20 tahun yang membuatnya harus bersabar menunggu kekuatannya muncul, gadis itu juga sangat membenci segala sesuatu yang berkaitan dengan kekerasan.
Itulah Salah satu penyebab Luke selalu murka kala ia mengajarkan permainan pedang kepada matenya. Arsley selalu memiliki ribuan cara untuk bisa kabur atau sekedar menghindari latihan rutin itu. Berusaha bersembunyi atau pura pura sakit agar sang Raja bersedia mengalah dan memutuskan untuk memintanya beristirahat di kamarnya yang nyaman.
Namun, tak selalu semua rencana gadis itu berhasil. Kadangkala ia tertangkap basah saat berusaha untuk kabur ke belakang istana atau pergi ke desa untuk menghindar. Maka hukuman dari Luke lah yang akan membuatnya menyesali perbuatannya. Walau pada akhirnya ia akan mengulangi hal itu terus menerus. Luke tau jika sebenarnya Arsley hanya berpura pura untuk sakit, namun melihat binar berkaca kaca di netra itu selalu meluluh lantahkan pertahanan Luke.
"Awww.." Arsley meringis kala merasakan sebuah goresan kecil di tangannya. Sontak ia mendongak dan menatap pria yang tengah tersenyum remeh didepannya.
Sedetik kemudian, gadis itu benar benar tak mengerti dengan apa yang terjadi padanya hingga membuat pantatnya berciuman langsung dengan tanah yang penuh kerikil.
"Aduhh.." gadis itu mengadah. Menatap sang pria yang tengah mengulurkan sebilah pedang tajam tepat di depan lehernya. Arsley menatap tajam wajah tegas yang tengah menampilkan seringai itu.
"Fokus, gadis kecil. Kau pasti tak mau kehilangan nyawamu hanya karena kau melihat seekor kucing dibelakang musuhmu" ucap Luke sambil menarik pedangnya.
Ia bisa melihat dengan ketara bagaimana gadis itu tampak kesal bukan main. Arsley melempar pedangnya dengan kasar dan beranjak membersihkan bajunya yang kotor. Hingga perlahan ia merasakan tubuhnya melayang naik saat Luke menarik pinggangnya dan membuatnya berdiri disana. Pria itu tampak menatap gadis yang tingginya hanya mencapai bahunya itu. Mengamati bagaimana Arsley yang tampak semakin tumbuh hari demi hari. Meninggalkan sosok kecil dengan senyum lebar dan suara cempreng itu.
Dia masih gadis kecil yang aku temui di rumah tua beberapa tahun yang lalu.
Arsley tampak mengedarkan pandangannya.
"Aku tidak suka pedang Luke. Berhentilah memaksaku" ucapnya sambil beranjak meninggalkan pria itu.Terkadang Luke merasa geram dengan sifat keras kepala gadis itu. Meninggalkannya saat ia kesal hanya akan memperumit masalah, maka mengikuti langkah kecil itu bukanlah hal yang salah. Luke terus berjalan mengikuti kemana sang gadis membawanya.
"Aku tidak ingin belajar pedang. Itu melelahkan dan juga sangat berbahaya" ucap Arsley.
"Lalu apa maumu? Menunggu musuh membunuhmu dengan mudahnya?"
"Kau bisa melindungiku" Arsley membalikkan badannya. Menatap manik gelap yang berada didepannya dengan pandangan kesalnya.
"Lalu bagaimana jika aku tak ada saat aku harus melindungimu?"
Arsley bungkam. Sebenarnya yang dikatakan oleh Luke semuanya benar. Semua untuk kebaikannya dan bukan karena pria itu terlalu jahat padanya. Dia pria yang baik malahan, apalagi dengan Arsley. Benar benar memperlakukan Arsley seperti seorang putri dan juga memanjakannya.
Luke menggenggam bahunya. Membuat Manik itu menatapnya dengan tatapan bulatnya.
"Dengar, " Arsley tampak menahan nafasnya menunggu sesuatu yang akan keluar dari mulut Luke.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEET MATE
VampireHidup di zaman kerajaan adalah sebuah ujian terberat yang harus dilalui oleh Arsley. Gadis cantik, manis, penyayang, pemberani, dan juga keras kepala. Dengan sebuah anugerah indah yang diberikkan tuhan padanya melalui sebuah kemampuan khusus yang t...