Pranggg..
Brakk..."Arsleyy !!!"
Semua tampak seperti angin. Begitu cepat dan juga membuat kepala terasa berdenyut kencang. Bibir mungil itu tertutup rapat. Matanya memejam erat. Tangan gemetar meremas kain tebal berwarna hitam didepannya
Brakkk...
Crengg.."Arghhh, sialan Edward"
Bumm..
Brakk...Lagi lagi ia berusaha menulikkan telinga kala mendengar setiap suara pedang yang tergesek ataupun suara ledakkan dan hantaman. Yang ia rasakkan hanyalah tubuh ringkihnya didekap. Arsley bahkan mengabaikan siapa sosok yang mendekapnya saat ini.
"Arghhhh... sial.."
Arsley merasakkan sebuah usapan di punggungnya. Perlahan kepalanya mendongak. Mendapati manik legam yang tampak terpaku menatapnya. Sebisa mungkin menghangatkan hatinya dan menatap sorot lembut didepannya. Arsley merasa sedikit tenang saat menyadari Luke yang mendekapnya.
"Kau akan baik baik saja" bisik pria didepannya tepat disamping telinga Arsley. Gadis kecil itu hanya diam. Mencoba menghilangkan suara suara mengerikkan yang dihasilkan oleh setiap orang disana yang tengah berusaha mempertahankan nyawa mereka. Batita itu sangat benci akan suara teriakan.
Informasi mengenai penyamaran kaum wizard di desa segera ditindak lanjuti oleh Luke. Pria itu cukup cepat dan terkesan hati hati mengambil langkah. Terbukti, saat ini mereka berhasil mengelabuhi kaum wizard yang awalnya ingin menjabak mereka. Yah, Luke berhasil satu langkah didepan mereka. Dengan berangkat ke hutan minim penjagaan, ternyata Luke sudah mempersiapkan banyak prajurid di setiap semak di hutan. Alhasil, kini penyerangan tiba tiba oleh pasukan Luke membuat beberapa pemberontak dari kaum wizard kewelahan.
"Wah wah wah.."
Luke tampak memutar badannya. Membiarkan gadis kecil itu tetap dibelakangnya. Sejenak, Arsley mengintip sesuatu yang berada didepan Luke. Hingga kata bulatnya membesar. Menatap banyak sekali orang yang tampak berkelahi dengan pedang disana. Dengan darah yang menguncur persis seperti saus tomat diiatas spaghetti masakkan rumah Luke.
"Lihatlah bagaimana seorang Lucifer menghindari perang hanya demi melindungi gadis kecil disini" ucap William sambil terkekeh pelan. Sebilah pedang dengan warna merah disisinya tampak menghiasi tangan kekarnya. Membuat siapapun yang menatap perwujutan penyihir jantan itu akan ketakutan karenanya.
Luke tampak terkekeh pelan. Sebuah sinar berwarna merah tampak mulai muncul. Menghiasi tubuh Arsley dan membuat gadis itu tampak dipenuhi raut kebingungan serta ketakutan. Perlahan tangan kecil yang meremas jubah Luke mulai mengendur. Sinar merah menyelimuti tubuh si batita hingga membuat surainya benar benar tenggelam didalamnya.
William tampak mengernyit, mematap bagaimana pria didepannya tengah membuat sebuah bola kekuatan guna melindungi gadis kecilnya. Sedang pria yang dijulukki sang penguasa kegelapan itu tampak balik menatap William dengan sorot mata tak kalah tajam.
"Lebih baik kau serahkan bayi itu Lucifer, maka aku akan berhenti mengacaukkan Dorchadas" ucap William.
Sontak, Luke tampak tertawa. Begitu menggelegar, dan membuat siapapun yang mendengarnya pasti akan berfikir dua kali guna mendekatinya.
"Apakah kau berupaya mengancamku, Raja wizard??" Kekeh Luke kemudian. Pria itu tampak berjalan pelan kedepan. Meninggalkan bola kekuatan merah yang terdapat Arsley didalamnya. Perlahan sebilah pedang muncul di genggamannya. Dengan ukiran naga disarung dan pangkal pedangnya, membuat pedang berjulukkan naga hitam itu tampak terlihat berkharisma.
William sedikit terhenyak kala merasakkan aura kuat dari pedang itu. Siapapun di negeri ini tau jika pedang turun temurun itu sangat berbahaya. Dia telah membantai ribuan makhluk termasuk --orang tua Arsley.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEET MATE
VampireHidup di zaman kerajaan adalah sebuah ujian terberat yang harus dilalui oleh Arsley. Gadis cantik, manis, penyayang, pemberani, dan juga keras kepala. Dengan sebuah anugerah indah yang diberikkan tuhan padanya melalui sebuah kemampuan khusus yang t...