Hantu Bertopi Caping (@tengkufiraeliza)

185 9 0
                                    

CAST :

1. Caitlin Halderman as Ratih
2. Aisyah Aqilah as Luna

Dinginnya malam membuat tubuhku sedikit menggigil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dinginnya malam membuat tubuhku sedikit menggigil. Akhir-akhir ini hujan sering turun. Setiap kali hujan datang, aku kembali teringat pengalaman mengerikan yang aku alami tiga tahun silam. Tepatnya sewaktu aku masih duduk di kelas IX Sekolah Menengah Pertama.

Saat itu aku sedang berkunjung ke rumah Nenek yang berada di sebuah desa. Aku berkunjung bersama kedua orang tua ku. Aku sangat senang pada saat itu karena berkunjung ke desa adalah kesenanganku sedari dulu.

Pada malam harinya aku dan keluargaku sedang menikmati makan malam. Nenek menyuguhkan makanan khas desa yang membuatku ingin cepat melahap makanan yang sudah tersaji. Saat aku sedang menikmati makananku tiba-tiba ada yang memanggilku dari luar rumah. Dan aku sangat familiar dengan suara itu.

"Siapa, Nak?" tanya Ibuku.

"Ratih, Ma," jawabku. Ya, aku mengenali suara itu. Itu adalah suara Ratih. Ratih adalah teman karibku di desa ini. Sedari kecil aku selalu bermain dengannya. Bahkan sampai sekarang pun kami selalu berkomunikasi melalui sosial media.

"Temui dulu, Nak," ucap Papaku kemudian.

Aku mengangguk dan bergegas keluar rumah untuk menemui Ratih. Sesampainya di luar rumah, aku langsung menghampirinya.

"Hey." Aku menyapanya dengan menepuk pelan pundaknya. Ratih sedikit terkejut karena aku terkesan mengejutkannya dari belakang.

"Kamu ngagetin aku!" serunya kesal.

"Hehe, maaf, ya," ucapku sambil menyengir.

Kami berbincang-bincang berdua hingga pada akhirnya Ratih ingin mengajakku pergi ke rumahnya. Aku menyetujuinya dan meminta izin kepada kedua orang tuaku. Mereka mengizinkanku dengan syarat aku harus menghabiskan makananku terlebih dahulu dan mereka menghimbau agar aku dan Ratih tidak terlalu jauh bermain. Aku menyetujuinya dan mulai menghabiskan sisa makananku. Setelah itu aku kembali menemui Ratih.

Kami berdua berjalan menyusuri desa yang terlihat sudah sepi dengan berbekal sebuah senter untuk menerangi jalan. Padahal saat itu jam masih menunjukkan pukul setengah 8 malam.

Aku menggosok-gosokkan kedua telapak tanganku untuk menciptakan kehangatan karena udara di desa sangat dingin.

Kami melewati hamparan sawah yang terbentang luas di sepanjang jalan. Jarak rumah Ratih cukup jauh dari rumah Nenekku, kira-kira 300 meter.

Saat di tengah perjalanan terdengar suara gemuruh petir yang bergema cukup kuat. Sontak saja aku langsung menggenggam erat jemari Ratih. Aku takut petir.

"Sepertinya mau hujan," ucapku.

"Iya, nih. Kalau begitu ayo kita lari." Ratih mengajakku berlari.

Creepy First Experience [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang