Lee Hwon (@gralinesyl)

316 23 0
                                    

Cast
1. Kris Wu as Kris
2. Jisoo Blackpink as Allesa
3. Chen Exo as Chen

 Chen Exo as Chen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lari ... Allesa lari ...."

Suara berat dengan napas memburu itu terus saja menyuruh gadis berseragam putih abu-abu melangkahkan kaki. Sedangkan lelaki pemilik suara itu masih saja berusaha. Dia mengecohkan pandangan makhluk tanpa mata yang mengejar mereka.

"Alles-a ...."

Suara itu terus menggema di telinga Allesa. Padahal dia tahu bahwa lelakinya sedang berusaha kembali menyegel makhluk laknat itu. Entah siapa yang melepaskan segelnya. Namun, dapat dipastikan jika target adalah gadis manis yang masih berusaha melarikan diri.

"Manusia nista ... beraninya kamu menghalangi jalanku." Makhluk laknat itu terus meronta. Mencoba keluar dari lilitan-lilitan mantra yang dibaca lelaki tampan bersenyum indah itu.

"Alle-sa ...."

Lagi, suara menyedihkan itu membuat kaki Allesa ingin berhenti melangkah. Namun, dia sadar, jika dia tidak ke luar area sekolah sekarang, dia dan kekasihnya akan mati. Sebungkus kain putih di tangannya itu menumbuhkan harapannya.

"Chen, tolong tetap hidup," bisik Allesa. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi jika dia kehilangannya.

"Alle-sa ...."

Suara itu masih saja mengikuti setiap langkah Alle, panggilan sayang gadis itu dari kekasihnya. Padahal, dia sudah merasa melangkah begitu jauh. Saat dia menatap sekeliling, dia masih berada di tempat yang sama. Laboratorium lama yang sekarang sudah mirip seperti gudang.

"Apakah kau bercanda?"

Allesa memandang sekeliling dengan bingung. Dia sangat yakin bahwa sedari tadi kakinya sudah terus melangkah. Namun, ternyata dia masih ada di sini. Jarak dari Laboratorium ke lapangan tidak begitu jauh. Lapangan tua itu adalah tempat Chen berusaha menyegel makhluk terkutuk itu.
Alle mengembuskan napas pelan. Andai saja dia menuruti kata-kata Chen agar tidak melakukan jerit malam di lapangan tua. Yah, nasi sudah menjadi bubur. Dia tidak tahu berapa korban yang jatuh, tapi melihat betapa sepinya sekolah ini, Alle berharap mereka bisa menyelamatkan diri masing-masing.

"Alle ...."

Alle melonjak kaget saat sebuah tepukan menyentuh pundaknya. Saat dia menoleh, seorang laki-laki seumuran dengannya terlihat sangat lega. Seragam putihnya terlihat penuh tanah. Wajah gantengnya juga sudah penuh dengan peluh.

"Kris?"

"Kamu baik-baik saja?" tanya lelaki itu dengan napas tersengal.

"Seperti yang kamu lihat."

Kris menatap kain putih yang berada di tangan Alle. Lalu melihat sekeliling. Dia merasa ada yang kurang. Dan saat melihat lebih teliti, dia tahu.

"Di mana Chen?"

Allesa diam. Dia menatap ke arah jalan menuju ke lapangan tua. Sungguh, dengan itu saja Kris tahu apa yang sahabatnya itu lakukan. Yang pasti, sekali lagi dia mengorbankan nyawanya.

"Kita harus cepat."

Kris menarik tangan gadis itu agar berlari bersamanya. Saat tangan hangat Kris menggenggam tangannya, Alle bisa merasakan bahwa kakinya tidak lagi berat. Dan suara-suara yang mengikutinya menghilang.

"Kau? Bagaimana bisa?"

"Aku bertemu dengan Pendeta yang datang dengan seorang gadis. Dia bilang, gadis itu adalah akar masalahnya. Yang harus kita lakukan adalah menuju gerbang saat matahari muncul."

Kris menjelaskan itu dengan berlari. Dalam keadaan berlari seperti ini, lelaki itu masih bisa berbicara begitu panjang. Atlet sekolah memang tidak perlu diragukan lagi.

"Gerbang tinggal satu belokan lagi, ayo semangat." Alle mengangguk setuju sambil menatap ke belakang. Berharap bahwa Chen akan baik-baik saja.

Saat kedua remaja itu sibuk berlari, seorang Pendeta dan gadis berparas cantik berjalan pelan menuju lapangan tua. Semakin dekat, Pendeta itu semakin merasakan aura yang begitu gelap. Dan gadis di sampingnya semakin mempercepat langkahnya.

"Lee Hwon, bukankah yang kau cari adalah aku?"

Sebuah suara lembut membuat konsentrasi Chen terpecah. Dia tidak sengaja melepas mantra yang sedari tadi menjerat arwah jahat di depannya. Saat konsentrasinya kembali, dia sudah melayang dan menabrak pohon besar di tengah lapangan.

"Kenapa kamu masih ada di sini? Kenapa kamu seperti ini? Apakah kamu ingin menghilang?"

Lagi, suara gadis itu membuat Chen menoleh. Dia baru sadar bahwa ada orang lain di lapangan tua. Padahal dia sudah berusaha untuk mengaburkan lokasi lapangan ini.

"Yeon Woo?"

Suara serak makhluk itu terdengar. Secara perlahan, makhluk itu berubah wujud menjadi lelaki dewasa yang cukup tampan. Dia menggunakan hanbok yang dikhususkan untuk berperang. Bisa Chen pastikan bahwa arwah jahat ini berasal dari jaman Joseon atau jaman yang lebih tua.

"Ya, aku adalah Yeon Woo. Gadis hujanmu. Apa yang kamu lakukan di sini? Menjadi urban legend yang ditakuti?"

"Aku ... mencarimu."

Gadis itu terisak. Dia sudah melihat masa lalunya sebelum reinkarnasi menjadi sosok gadis seperti sekarang. Pendeta di sebelahnya ini juga sudah menjelaskan semuanya. Tentang kesalahpahaman sebelum kematian lelaki itu. Tentang lelaki itu yang menunggu sampai reinkarnasi gadisnya memaafkannya.

"Kami memaafkanmu, Hwon. Kembalilah. Mari saling mencintai lagi di kehidupan selanjutnya. Jangan ganggu anak-anak remaja di sekolah ini."

Lee Hwon, arwah jahat yang sudah terkendali itu, mengangguk. Seluruh badannya kini bercahaha sangat terang. Bersamaan dengan terbitnya matahari. Semua kasus selama ini terpecahkan.

***

"Jadi, lapangan tua itu sudah tidak berbahaya?" Alle membuka suara setelah terdiam beberapa lama. Tangannya masih saja sibuk mengoleskan obat luka pada punggung Chen.

"Seperti itu."

"Jadi, ini happy ending seperti dalam drama?"

Kembali, Alle membuka suara dengan semangat. Dan hanya ditanggapi dengan helaan napas dari dua remaja laki-laki di depannya.
Sepertinya, pengalaman pertama mereka ini tidak akan membuat trauma karena berakhir bahagia.


Penang, 18 Januari 2020
gralinesyl

Creepy First Experience [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang