Miku's POV
Sepulang sekolah gue langsung lari keluar sekolah dan gak peduliin Mizao lah, pak sopir lah, biarin. Gue segera ke rumahnya Dailen, dan iyap, disana ada mobil dan banyak koper. Gue langsung ngetuk pintu.
"Permisi." Ucap gue sambil ketuk pintu.
"Iya, eh Miku, mau ketemu Dailen ya?" Ucap mamanya Dailen.
"Iya Tante, Dailen ada?"
"Iya, itu ada di samping rumah. Miku langsung aja kesana ya?"
"Oh iya Tante, makasih ya."
Gue langsung lari ke samping rumah, dan disana gue liat Dailen lagi duduk diam di bangku taman rumahnya. Entah apa yang ia pikirkan. Gue lalu duduk di sampingnya.
"Dailen....."
Dia cuman diam dan masih bengong.
"Dailen." Makin keras gue ngomong. Tapi dia tetep diam.
"DAILEN!!!" Dan dia akhirnya nyadar dari lamunannya.
"Ngapain lho disini?"
"Eh luh gak ada perasaan ya? Kok gak cerita ke gue sich?"
"Gue..... gue..., gapapa."
"Kenapa lho gitu? Jawab!!!"
"Gue gak bisa jawab sekarang, tapi yang jelas lho udah tau gue mau kemana kan?"
"Lho mau ke Cina kan? Dan please jangan pindah lah. Emang apa alasan lho pindah, lho marah sama gue?"
"Gak kok, lho gak ada salah ke gue. Eh iya, gue harus masuk ke rumah, gue mau masukin barang gue yang lain. See you." Dia langsung pergi masuk ke dalam rumahnya.
Gue tunggu Dailen di tempat yang sama, gak lama Dailen datang bawa koper. Dia berhenti di hadapan gue.
"Miki, nih buat lho, oh iya jangan lupain gue ya."
"Nih apa? Kalo masalah itu ma, gue gak bakal lupa sama lho, sama persahabatan kita."
Seketika ekspresi Dailen seperti melihat hantu, dia diam tanpa alasan yang jelas.
"Eh lu napa?"
"Eh nggak nggak, oh iya itu bingkisannya jangan dibuka dulu, bukanya kalo suatu hari nanti lho ketemu sama orang yang elo suka ya. Gue udah harus pergi. I'm so happy can meet and be your friend, thank for all. Tapi please janji ke gue!"
"Dailen....... gue JANJI!!!"
Dia pergi dan masuk kedalam mobil. Gue cuman bisa senyum sedih sambil melambaikan tangan gue. Jujur aja gue sedih banget.
Setelah mobil Dailen udah gak keliatan lagi, gue pulang ke rumah gue sambil jalan kaki. Tiba-tiba pas di tengah jalan, Mizao ngehampirin gue sambil naik sepedanya.
"Hai Miku, kamu keliatan sedih, kenapa?"
"Aku gapapa kok, cuman lagi merasa kehilangan banget."
"Kehilangan apa? Barang atau apa?"
"Aku kehilangan orang yang amat sangat berarti, Dailen....."
"Dailen??? But why? Do you like him?"
"Yes, i like him as my best friend."
"Please don't be sad any more, how if we get a lunch at my house."
"Your house???"
"Yes. Please."
"I'm sorry, i can't, i just want alone at my home. I'm feeling sad now."
Gue langsung pergi, dan Mizao diam. Gue sedih banget.....eh bukan tapi sangat amat sedih. Dailen....... gue bakal selalu inget elo, percaya deh ma gue, suatu hari nanti kita pasti ketemu, dan gue bakal nyusul elo ke Cina kelak.....
Author's Message
Hai guys, maaf ya part ini pendek banget, soalnya ya...... segini doang. But please vote and comment ya.
Thank you guys......