Part 11

2 0 0
                                    

Author's Message

Langsung aja happy reading guys...

Author's POV

Miku dan Lie akhirnya langsung ke Cina dua hari setelah beres-beres. Semua keperluan mereka kayak hotel, tiket pesawat udah disiapin perusahaan. Berangkatlah mereka........

Di dalam pesawat.....

Miku's POV

"Hah.....senengnya." Gue liat ke luar jendela pesawat, rasanya awan itu cerah banget, entah emang cerah atau karena nih otw ke Cina. But seneng banget.

"Kamu seneng banget ya?"

"Iya lah, Lie."

"Tapi apapun yang kamu liat dari Dailen sekarang, aku harap kamu jangan syok!"

"Emang kenapa?"

"Nanti juga tau."

"Jawab lah......"

"E......, aku juga gak tau."

"Sebel."

"Hahaha, lucu deh."

Hah......, nih turis gak sembuh-sembuh.

Akhirnya nyampe juga di Cina. Entah berapa lama gue di pesawat, rasanya bentar banget, pingin naek lagi. Wkwkwkwk.

"Ayo Miku!" Si turis aneh narik tangan gue.

"Apaan sich?"

"Itu mobilnya.....mobil travelnya."

"What??? Ah, jangan becanda deh lo, itu limosin."

"Enggak, i'm sure."

"Ta....pi....????"

"Iya mobil perusahaan gak aku pake mending naek itu kan?"

Gue cuman ngangguk, syok, nih orang berarti kaya ya??? (Guys, inget, gue gak matre, tapi realistis. Wkwkwk)

Masuk deh ke limo. Limonya keren.

"Gimana Limonya?"

"Keren, eh Lie...."

"Yes."

"Sekali lagi makasih banyak."

"Iya, tapi aku mau tanya sesuatu dan jawab jujur. Okay?"

"E...... ya lah. Apa?"

"Kamu masih suka Dailen?"

"Em......, gimana ya? Suka sich masih tapi......"

"But?"

"Tapi ya gak begitu yakin."

"Yakin? Soal apa?"

"Gak yakin kalo Dailen masih single."

"Oh......., santai aja. Masih banyak laki-laki yang lain."

"Gampang ngomong gitu, susah nyarinya."

"Tapi kok kamu bisa percaya kalo aku orang baik?"

"Aku gak begitu yakin tuh."

"Lah kenapa sekarang mau jauh-jauh ke negeri orang sama turis yang baru kamu kenal kurang dari seminggu?"

"I try to belief you."

Entah kenapa setelah gue bilang itu, Lie langsung diem senyum-senyum liat ke luar jendela. Ah sudahlah.....gue ngantuk, tapi gue berusaha tidur sambil duduk. Dan gue pun tidur.......

Bangun tidur, gue ngerasa aneh, huah! Ternyata gue nyandarin kepala di pundaknya Lie, Lie juga tidur, sekarang malah gantian dia yang nyandarin kepalanya. Kapan nyampenya nih???

Tapi kalo lagi tidur, Lie lucu juga. Kenapa gue bilang Lie lucu? Nyebelin gitu kok lucu? Gak mungkin. Sebenernya gue mau bangunin Lie biar gak nyandarin kepalanya, tapi kasihan juga, biarin lah. Tiba-tiba......Lie bangun.

"Eh Miku, sudah bangun?" Masih ngusap matanya.

"Iya, udah bangun akhirnya."

"Ngantuk banget. Eh iya, kapan nyampenya nih?"

"Sebenernya kita mau ke hotel atau ke rumahnya Dailen?"

"Ya ke rumahku lah."

"What?????????"

"Katanya Jo, hotel yang deket lokasi rumahnya Dailen jauh, ya udah di rumah gue aja."

"Eits..... bentar, katanya Dailen pindah, udah dua tahun kalian gak ketemu. Terus kok rumahnya deketan?"

"Kan rumah omanya deket rumahku. Nanti kita tanya omanya dulu."

"Oh....., tapi kok nginep di rumahmu?"

"Kan udah dijelasin tadi. Tuh udah sampai."

"Eh...ta....ta......pi, di rumahmu ada siapa aja?"

"Cuman aku sama pembantu-pembantu, orang tuaku sedang di luar kota."

"Oh oke lah, rumahmu bagus, keren."

"Thank you. Udah yuk masuk! Aku keburu ngantuk."

"Eh iya iya."

Gue terpukau liat rumahnya Lie, besar, keren, yah gak begitu kontras lah sama bangunan di sekitarnya. Oh iya, gue selalu ngikutin Lie, biar gak nyasar. Tiap kali ngomong, gue cuman bengong. Ya iya lah, ngomongnya pake bahasa Cina, gimana gue gak bengong, gue kan guide yang baru belajar.....newbie lah, belum pro. Tapi kalo kalian mau nanya soal jalan cerita gue, please koment nya yang jelas biar puas. Wkwkwk :D

Lie nggandeng gue, dia nganterin gue di kamar di sebelah kamarnya, dia lo yang bilang. Oh iya, sama ada pembantunya yang bawain tas kita, termasuk tas gue ke kamar. Pas gue masuk, kamarnya besar, udah kayak istana aja nih rumah.

Gue taruh tas tangan gue, tiba-tiba hp bunyi.

"Siapa sich? Oh Mizao."

Dialog by phone....

"Miku." (Mizao)

"Apa?" (Gue)

"Kok kamu sampe Tiongkok segala sich?" (Mizao)

"Terserah aku dong!" (Gue)

"Oh, sekarang udah punya gebetan baru ya? Si Lie itu kan?" (Mizao)

Gue lagi males banget ngomong sama nih orang -_-

"Iya, problem?" (Gue)

"Oh............----"

Gue matiin teleponnya, gue ambil sim card nya terus gue ganti nomor cadangan yang udah gue siapin. Kalo kalian mau ngomong gue jahat lah apa lah, terserah. Tapi gue udah gak betah ma Mizao.

'Tok tok tok' Ada yang ngetuk pintu kamar tuh, gue buka......eh si Lie.

"Napa?"

"Ayo sekarang nyari rumahnya Dailen!"

"Ayo!"

Lie jalan duluan, gue ngikutin dari belakang. Kita naik limo lagi. Cuman butuh 10 menit buat ke rumahnya omanya Dailen. Sampe disana, Lie ngomong sama omanya Dailen pake bahasa Cina, please adakah yang bisa ngajarin gue bahasa Cina. Gue cuman bisa diem, kenapa gak pake bahasa internasional aja. Hah.........

Gak lama, Lie kayaknya pamitan deh, gue ngikuti aja lah.

Sampe di dalam limo lagi.....

"Gimana Lie?"

"Kata omanya, Dailen tinggal gak jauh dari tempat dia kerja, ini alamatnya. Tapi sekitar 37 km dari sini."

"Jauhnya."

"Terus gimana?"

"Ayo, langsung aja gimana?"

"Hmmm......, oke lah. Ayo!"

Author's Message

Lanjut part selanjutnya aja ya? Baca loya, makasih.....

Never Talk TiredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang